48

4.6K 253 7
                                    

Pagi ini gue rasa cuaca agak mendung, gue bergegas menuju kamar mandi setelah membuka gorden dan membuat sedikit udara dengan jendela yang sedikit gue buka.

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, gue langsung menuju ke ruang makan dengan sedikit santai karna ini masih terlalu pagi dan gue yakin hari ini ga upacara dikarenakan cuaca tidak mendukung.

Sebenarnya cuaca ini sedikit mendukung, mendung serasanya malah membuat suasana hangat dan tenang.

Saat mendung berubah menjadi hujan yang deras gue bisa menangis tanpa ada yang melihat air mata gue-itu kalo gue ujan-ujanan- jika akan ada petir datang menyambar, teriak histeris gue ga akan terdengar karna tertutup petir. Ini cukup alay, tapi membantu menenangkan hati daripada harus nangis-nangis ga jelas didepan banyak orang. -alay-

"Selamat pagi" sapa gue dan langsung duduk dikursi depan Nabila.

"Hari ini gak akan ada yang mau pergi kan?" Tanya Jojo sambil mengunyah makanan didalam mulutnya.

"Telen dulu baru ngomong" oceh Nabila dimulai, Jojo hanya sedikit nyengir dan langsug minum saat makanannya tertelan halus.

"Kenapa?" Tanya gue.

"Kayaknya bakal ujan"

"Udah tau. Lagian gak ada yang bakal pergi dari rumah ini. Sok sibuk deh" Nabila terlihat seperti singa.

Dia lagi akting jadi ibu tiri?

"Yaela biasa aja dong mak, gue cuma nanya" jawab Jojo dengan wajah seperti anak teraniaya. Nabila hanya mendengus dan langsung mengenakan sepatu-ga lupa pake kaus kaki juga dong-karena dia sudah selesai makan.

~~~

"Un, tugas lo udah belum?" Gue hanya menggeleng dan langsung mencari tempat duduj yang enak. Diperjalanan menuju kantin Nabila hanya menanyakan tugas-tugas yang dua tau kalo semalem gue cuma ngelirik lalu tutup lagi bukunya.

Jam istirahat pertama kali ini jalannya agak lenggang karena siswa dan siswi lain memilih diam dikelas daripada ujan-ujanan -itu bagi anak rajin, tidak termasuk anak-anak bandel yang suka keluyuran-

"Un, gue mau kenalin lo sama cowo yang kemarin gue ceritain. Nanti dia jemput gue, jadi dia juga bakal mampir" gue mengangguk dengan menikmati mie ayam yang ada didepan gue dilengkapi dengan teh anget manis.

Bel masuk mengalun indah membuat semua siswa yang ada dikantin buru-butu masuk kelas termasuk gue dan Nabila.

Karena gerimis semakin deras, gue dan Nabila harus sedikit berlari dan tetap hati-hati jika tidak ingin malu karena terpeleset.

"Perjuangan banget dah buat sampe ke kelas" ucap Nabila sesampaina didepan kelas dan masuk menuju bangku istimewa kita.

"Lebih susah merjuangin dia kok, Bil" sambar gue yang hanya dibalas dengan putaran mata Nabila.

Dia membawa satu plastik gorengan, seperti mendoan contohnya. Kita sengaja membelinya karena cuaca seperti ini sangat enak untuk makan gorengan, lagipula guru kita kali ini tidak begitu galak dan sering sibuk dengan hp barunya.

"Bil, kalo nanti Raihan sama Aji ke rumah. Gue harus gimana?" Tanya gue saat mengingat akan kedua cogan yang sedang gue beri hukuman dengan cara diam seribu bahasa. Walaupun bahasa yang gue kuasain hanya Indonesia, Jawa, dan Inggris yang pas-pasan.

"Maaffin aja deh" ucapnya sambil mengambil secuil mendoan dan memasukannya ke dalam mulut.

"Jangan makan mulu. Noh gurunya dateng"

"Iyaiya" Nabila memasukkan gorengan tersebut ke dalam loker.

Setelah mengucap salam untuk guru gendut itu yang dikomandoni oleh ketua kelas kita, Fahri. Gue dan Nabila hanya berusaha agar tidak ketauan saat menyomot mendoan diam-diam dari loker Nabila.

"Lo bawa tisu ga?"

"Bentar" gue membalikkan badan dan meletakkan tissue yang gue ambil dari tas ke meja.

~~~

Gue sedang menunggu Nabila pulang dengan cogan di kanan kiri gue, dia berpamitan ingin makan siang diluar sebentar-di cafe, bukan didepan rumah-

"Un" ucap Raihan memelas.

"Maaffin aku."

"Iya" ucap gue sesingkat-singkatnya.

"Gue juga minta maaf" ucap Aji sedikit manja yang langsung dapat pelototan dari Raihan.

"Udah deh. Aku udah maaffin kalian berdua"

"Yess" keduanya bersorak gembira, terlihat wajah ceria mereka kembali setelah lama gue beri mereka muka sepet.

"Buat kamu" Raihan meletakkan boneka Minnion yang sepertinya dia ambil dari dalam tasnya.

"Beneran? Iih makasih" Raihan mengangguk gembira. Minnion dengan baby face nya membuat gue sangat gemas apalagi itu pemberian dari Raihan. Walau banyak sudah Minnion gue, tapi gue senang jika ornag yang gue sayang memberikanya kepada gue, secara langsung pula.

"Aku beli ini buat kamu" Aji meletakan switter dengan gambar minnion didepan, switter bewarna coklat itu sangat cocok dengan minnion di gambarnya. Wajah lempeng menatap depan.

Mimpi apa gue semalem, minnion-minnion ini. Ahh gue seneng bangett. Teriak gue dalam hati.

"Suka kan?" Ucap mereka berdua bersamaan.

"Iyaa. Makasih yaa" jawab gue dengan senyum yang tak luntur-lunturnya.

"Aku ke kamar bentar ya. Mau naruh ini" gue menunuk ke boneka dan switter minion tersebut dan langsung bergegas menuju kamar gue untuk menyimpan kedua benda tersebut.

Hayoloh hari ini jebol ga sama cerita aku? Hehe.

Permintaan maaf kalo mengecewakan.

Mudah"an kalian tetep suka.

Tinggalin jejak koment.

Mungkin ada yang mau ngobrol" sama aku atau tanya" boleh add line aku.

hanindya._


Vote!

Adik kelas VS Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang