Sampai malam ini, Aji masih saja di rumah gue. Menunggu gue kembali ceria, sangat ceria katanya.
Nabila juga menyusul, dia akan main sampai malah tetapi tidak bisa menginap karena besok pagi harus mengurus majikannya atau dalam keluarga adalah kakak nya.
Kakak Nabila termasuk atlet Taekwondo yang sangat uuh, ganteng nya. Namanya Kak Arka, kelas 3 SMA dan terkenal cuek.
Nabila bisa saja main sampai jam 4 pagi asal jam setengah 6 pagi dia sudah menyiapkan makanannya, begitu katanya saat curhat tentang kekesalan dan kesenangan menjadi babu kakaknya sendiri. Lucu juga.
"Kalian kapan pulang?" Tanya gue yang langsung disambut tatapan sinis.
"Lo ngusir kita?" Tanya Nabila sangat sewot.
"Bukan gitu. Lagian kita diatas sini cuma saling pandang, nonton langit yang sama, mainin hp, ngemil, minum" jawab gue detail.
Iya, sekarang ini kita berada di lantai atas rumah gue yang terdapat pintu, jika dibuka kita akan memasuki area luar rumah dari atas sini.
Paham gak? Paham aja ya.
"Lagian lo belum juga ketawa lepas kayak biasanya" ucap Aji dengan tangan yang mengacak rambut gue asal.
"Besok gue bakal ketawa lepas" jawab gue tegas.
"Janji"
"Iyaiyaa InsyaAllah. Doain aja" jawab gue dengan cengiran alakadarnya.
"Gue itu emang sayang sama lo. Tapi gue lebih bahagia kalo ngeliat lo bahagia, walau sama cowo lain. Tapi gue juga ga pengen lo disakitin gini"
"Pasti Raihan ga bermaksud gitu kok"
"Lo tuh bisa aja ya ngehibur diri lo sendiri. Padahal lo sendiri juga tau kalo kenyataannya emang gitu"
"Udahlaa jangan bikin dia makin sedih. Besok dia harus ketawa" sambung Jojo. Sekarang posisi duduk kita adalah seperti memutar walau hanya 4 ekor manusia, oke kita gapunya ekor, 4 anak muda aja.
"Iyaiya Raihan gak ada maksud buat gitu kok. Lo yakin kan kalo dia gak bakal nyakitin lo? Iya kok iyaa" ucap Nabila berusaha menghibur dan meng'iya'kan pikiran positif gue yang baru gue utarakan.
"Yaudah. Sekarang udah malem, istirahat yuk. Kalian ga nginep sini aja?" Jojo mulai merapikan makanan dan minuman yang tadi berserakan.
"Gak ah. Besok pagi kita kesini" jawab Aji yang mengambil jaket dan kunci motornya.
"Bil, lo gak dianter Jojo aja?" Tanya gue.
"Yaelah, tetanggaan sama gue. Ngapa juga make dianter" Aji sedikit tertawa saat menjawabnya.
Terimakasih Tuhan, engkau menghadirkan mereka di sela kekecewaan.
~~~
Kriek.
Bunyi pintu terbuka itu langsung membuat gye dan Jojo berhenti mengunyah dan melihat arah pintu rumah kami.
Aji dan Nabila, mereka sampai disini bersama. Entah karena memang kebetulan atau Aji menjemput Nabila, yang penting mereka disini.
Yang kita tau, hari ini akan banyak jamkos(jam kosong) atau hari bebas. Karena guru-guru sedang banyak urusan, acara, rapat, entahlah iu yang penting kita bebas.
"Eh kalian dah makan?" Tanya gue setelah menelan habis makanan dimulut gue.
"Udah" jawab Nabila dan memberi minum pada Jojo yang makannya baru saja selesai. Makin deket aja ya mereka.
"Gue belum. Bikinin susu dong dek" ucap Aji. Hmm, hampir setiap hari kita berganti-ganti nama panggilan, dan khusus kita berdua.
"Nih susu gye belum gue minum' gue menyerahkan segelas susu coklat hangat yang memang belum gue minum karena takut kekenyangan dan gak bisa ngemil di sekolah bareng ibu kantin.
"Lo gak mau? Atau mau bareng aja sama gue?"
"Gak ah. Abusin aja biar lo kuat"
"Gue emang kuat. Kurang kuat apalagi gue"
"Kuat nerima kenyataan"
"Lo kali tuh." Gue hanya memutar malas kedua bola mata gue, gak gue copot kok.
Kita bersiap berangkat dan memastikan bahwa bensin mobil Aji terisi penuh.
"Yuk" gue, Aji, dan Nabila mengangguk bersamaan dan memasuki mobil Aji.
Walau Jojo dengan Nabila sedang dilanda jatuh cinta, tetapi Nabila tetap duduk dibelakang bareng gue.
"Ehhh stoppp. Tunguuinnnn" teriak seorang wanita dari belakang mobil saat kita hampir keluar dari komplek rumah gue.
"Siapa?" Tanya Aji.
"Kezia" jawab gue dan langsung membuka pintu mobil, mempersilhakan Kezia masuk.
"Ahh hampir aja kalian ninggalin gue" keluhnya.
"Lagian lo lama dan gak ngabarin kita" jawab Nabila.
"Gue udah bilang Una, tapi kayaknya HP lo mati ya?" Kezia menatap gue, menyelidiki tentang perbuatan kejam gue tidak membalas pesannya.
"Iya. Gue gak buka hp, cuma main laptop aja" jawab gue yang langsung membuat bibir Kezia menjadi kerucut dengan squishy(tulisannya gimana ah elah), iya pipinya yang kenyal itu.
"Lo jahat ih sama gue"
"Yaelah. Kenapa ga chat ke yang lain? Kenapa ga langsung ke rumah gue?"
"Yakan gue gak kepikiran"
"Diem lah. Kalian sama-sama salah."
"Kez. Kelas lo gimana buat ngadepin try out?" Tanya Aji, kelihatannya dia merasa bosan hanya menonton.
"Kita satu sekolah, paling juga sama" jawab Kezia jutek.
"Yaela basa-basi oon"
"Eh 'oon' mah khusus Una" lanjutnya.
"Enak aja lo" dia hanya cengengesan didepan sana sedangkan gue sudah melipat kedua tangan gue didepan dada dan mulai membuka HP.
Yang masih jadi pembaca gelap, readers bayangan dan lain sebagainya.
Tolong kerja samanya dong, biar makin semangat. Kalian VOTE! Cerita aku ini.
Aku juga mau bikin cerita baru yang pasti lebih greget.
Ayo yang belum vote. Cepet votee. Semuanyaaa
Aku ga pernah maksa sama sekali. Cuma ya harus aja si:v
Vote!
![](https://img.wattpad.com/cover/120273003-288-k391272.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik kelas VS Kakak Kelas
HumorNO COPAS COPAS YAA #10 in Humor / 16 Oktober 2017 #7 in Humor / 3 November 2017 #6 in Humor / 6 December 2017 SLOW UP Pertemuan dua makhluk aneh yang bernama Cewek berakhir menjadi persahabatan. Hidup yang dimasuki monster c...