Savior

13 3 0
                                    

Judul : Savior

Penulis : Alunanmalam

Genre: Horror

Jumlah Part : 3 Part + 1 Prolog.

Status : On Going

Blurb/sinopsis singkat : Aku tidak tahu entah sejak kapan. Tapi sedari dulu sampai sekarang mereka selalu hadir dalam malamku. Mengendap dalam mimpiku. Kadang pun menampakkan diri dihadapanku. Mereka ada dalam berbagai wujud, dan semua itu begitu mengerikan. Sangat mengerikan.

Aku berusaha tidak lagi digerayangi mereka. Berbagai cara telah aku lakukan agar mereka pergi. Tidak lagi disekitarku. Namun mereka seakan begitu kuat. Sekali-kali mereka pergi, namun sehabis itu mereka kembali. Begitulah seterusnya.

Suatu saat aku bertemu dengan seorang pria di sekolahku. Aku sempat bicara dengannya, walau hanya beberapa kalimat yang kukatakan padanya. Aku menatap mata itu. Mata itu yang begitu gelap, namun menetramkan. Mata itu jernih meski begitu misterius. Dari mata itu aku mendapatkan energi yang membuat hantu-hantu tidak lagi menakut-nakutiku. Bukan berarti pergi. Namun jinak dengan energi dari pria itu. Mikael Arsana.

Dari situ aku berusaha dekat dengannya. Membuatnya terikat denganku. Memiliki suatu hubungan dengannya. Hal itu begitu sulit. Dengan para gadis cantik yang terus mengejarnya. Aku terus berjuang. Apapun hasilnya. Sampai ia memintaku berhenti.

Link cerita : https://my.w.tt/UiNb/7Bq1dVaiPH

Review cerita:

- Plot

Cerita ini tentang wanita yang dihantui sepanjang malam hingga dia beranjak dewasa.

Sebenarnya plot sudah cukup menarik, hanya saja si author terlalu tergesa-gesa dalam membuat alur yang ada. Sehingga alur menjadi kurang jelas dan cukup monoton, terutama di bagian awal.

Untuk ukuran genre horror, feel dalam ceritanya kurang kena. Mungkin karena hantu-hantu hanya bermunculan tetapi tidak ada kesan seram yang timbul, hanya sekadar muncul begitu saja.

Mungkin bisa ditambah kesan horrornya. Jika hanya sekedar bertemu di mimpi atau dalam kelas, itu biasa dan terkesan mainstream.

Walaupun begitu, bagi salah satu reviewer plot dalam cerita ini belum terlihat jelas. Namun dari alur yang ada saat ini, membuat pembaca penasaran bagaimana dan apa yang sebenarnya terjadi. Sehingga pembaca ingin terus membaca part-part berikutnya.

- Karakter

Dalam cerita ini menggunakan Pov1 (Meisya). Menurut saya, penulis tidak konsisten dalam tokoh Meisya ini. Karena pada prolog diceritakan bahwa Meista tidak takut saat melihat sosok Kuntilanak yang berada di atas tubuhnya. Namun di part berikutnya, Meisya dikatakan bahwa ia takut pada hantu. Dan pada tokoh kakak kelas bernama Alvino, belum terlihat bagaimana wataknya. Dia digambarkan tiba-tiba muncul entah hantu atau manusia. Namun yang saya baca, sepertinya tokoh Alvino ini mudah jatuh hati. Karena baru digoda dengan hal kecil saja oleh Meisya, dia sudah blushing.

Sebaiknya untuk perubahan karakter tokohnya dibuat secara berkala dan dengan alasan yang jelas.

- Latar

🔘 Latar tempat sudah di gambarkan dengan baik dan lumayan terasa pergantiannya lewat barang-barang yang ada di sekolah, rumah, dan kamar.

🔘 Latar suasana kurang digambarkan. Penulis hanya mencantumkan bahwa tokoh Aku itu takut tanpa menciptakan suasana yang benar-benar menakutkan hingga merasuki pikiran pembaca.

🔘 Latar waktu tidak begitu jelas. Hanya disebutkan bahwa telah malam dan pagi, begitu terus.

- Diksi dan EBI

🔘 Penggunaan diksi yang umum menyebabkan cerita ini mudah dipahami, tetapi masih banyak kata yang kurang efektif ada diulang-ulang ataupun terbaik susunannya dalam satu paragraf. Contohnya:

"Aku menyentuh pipiku, bekas rambut hantu kuntilanak menjamah pipiku."

Mungkin lebih baik,

"Aku memengang wajahku, mengusapnya, seolah tak ada yang aneh. Tapi saat aku menjamah pipiku. Helain rambut hitam panjang tertempel di sana."

Mungkin kalimat yang saya buat tidak terlalu afektif juga. Namun sekali lagi, jangan menggunakan kalimat yang sama untuk kedua kalinya. Apalagi dengan jarak cerita yang gak terlalu jauh.

🔘 Si author terlihat tergesa-gesa menulis cerita. Andai saja, si author menulis ide cerita ini dengan tidak asal. Mungkin perkembangan dalam alur cerita bisa lebih baik.

🔘 Untuk EBI, masih ada kekurangan beberapa tempat, misalnya:

🍃Penggunaan kata depan "di" masih ada yang salah. Seperti disana seharusnya ditulis "di sana"

🍃Penggunaan partikel "pun" masih banyak yang salah.

Diapun ✖ dia pun ✔

Apapun ✖ apa pun ✔

🍃Dialog tag. Masih ada kesalahan dalam penggunaan tanda baca pada dialog tag, yang seharusnya koma malab menggunakan titik.

Contoh yang benar:

"Makasih ya, udah bantuin," katanya blablabla.

"Aku Alvino," jawabnya.

🍃Ada beberapa typo yang seharusnya bisa diminimalisir.

- Kesan Pribadi sabagai Pembaca

Saya pribadi tidak merasa sedang membaca cerita horor dengan alur yang seperti ini. Mungkin tingkat keberanian orang berbeda-beda. Saya lebih banyak bertanya-tanya kenapa si aku tidak berteriak ketika ada hantu dan hanya diam saja? kenapa si aku tidak memberitahukan orang tuanya dengan beranggapan orang tuanya tidak percaya hanya dari penjelasan si aku itu saja.

Cerita horor itu biasanya membekas di pikiran pembaca, hingga terbayang-bayang, tetapi sangat disayangkan saya tidak merasakannya hingga mereview cerita ini.

Kelebihan : Kelebihannya, mungkin diksinya bagus dan rapi. Penulis berani mempublish cerita horror. Good job!

Alurnya tidak mudah ditebak walau alur belum terlihat jelas karena cerita masih on going dan baru ada prolog + 3 part, saya memakluminya. Tapi jujur, saya sendiri tidak bisa menebak alurnya seperti apa. Karena di setiap part, penulis mampu membuat pembaca penasaran.

Kekurangan : Ceritanya kurang seram dan kurang feel horornya. Kesalahan tanda baca, penggunaan EYD dan EBI yang kurang tepat. Serta, typo.

Saran :

🔘 Lebih gambarkan lagi suasananya karena jika tetap seperti ini hingga akhir part, tidak akan ada feel dari pembaca bahwa cerita ini seram. Sebelum mempublish sebuah part, mohon diedit terlebih dahulu agar pembaca nyaman membacanya tanpa ada typo dsb.

🔘 Untuk karakternya, mungkin lebih baik karakter utama menjadi lebih pemberani dan tegas. Karena akan membuat pembaca merasa bahwa tokoh pratagonis dalam cerita ini menarik. Tidak usah membuat tokoh yang malah terkesan cengeng dan menye-menye.

🔘 Perhatikan diksi, karena masih ada kalimat yang terbalik. Terutama pada EBI, bagian tanda baca. Mohon pelajari lebih lanjut.

Quote dari cerita : -

Rate (1-5 bintang) : 2.5 bintang

The Rebel's ReviewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang