Dia, Kembali

16 3 0
                                    

Judul : Dia, Kembali

Penulis : ChintyaAngesty24

Genre: Chicklit

Jumlah Part : 35

Status : Completed

Tahukah kamu? Aku selalu membuka pintu hatiku, selalu menunggumu pulang, sendirian dengan sejuta luka dihati, biarpun kau tak pernah berniat pulang. Aku tetap menunggu. Dan kamu dengarlah, Aku selalu pulang kehatimu. Meskipun kamu samasekali tak pernah berniat membukakan pintu hatimu untukku. Aku tetap menunggu.

Aku selalu menunggumu pulang kehatiku, meskipun aku selalu tahu, bahwa hatiku tak pernah menjadi rumahmu.

-Reavani

Link : https://www.wattpad.com/story/93630433-dia-kembali

Review cerita:

- Plot: Penulis memaparkan plot lumayan bagus. Untuk di part-part awal, alur yang penulis paparkan mampu membuat pembaca ikut terbawa alur yang dimainkan penulis. Tetapi, makin ke belakang agak membingungkan pembaca, mungkin karena tidak ada pembeda antara alur flashback dan tidak. Sebaiknya penulis menggunakan italic atau tanda pemisah (separator) agar tidak membuat bingung pembaca.

Ada beberapa plot hole, misalkan pas ibunda Rea meninggal. Di sana ada adegan Aditya membujuk Rea untuk makan dan membawakannya sup yang merupakan masakan terakhir ibunda Rea. Tapi satu yang mungkin penulis lupakan, adegan itu seminggu setelah kematian ibunya. Bukan harusnya masakan itu sudah basi ya? Atau pas flashback, ada adegan yang Rea mengatakan sekolah baru, perasaan yang saya baca tidak ada adegan pindah sekolah atau semacamnya.

Satu chapternya lumayan panjang mungkin sekitar 1500 - 3000an kata atau mungkin lebih. Beberapa chapter terasa sangat panjang (mungkin efek baca cerita yang panjangnya di bawah itu). Tetapi ada juga yang terasa mengalir. Seperti chapter yang disisipkan chat antara Rea dan Aditya. Tambahan saja, antara chat dan pemikiran Dea bagusnya tidak digabung dalam paragraf yang sama.

- Karakter: Karakternya cukup bagus tergambarkan dengan cukup bagus, salah satu yang paling disukai itu karakter aku (Rea) sebagai tokoh utama dalam cerita tersebut. Karakternya yang baik dan kalem menambah nilai plus dalam sosok Rea. Gadis yang sering disakiti oleh lelaki yang dicintainya. Tetapi saat yang sama saya juga kurang suka dengan Rea yang terlalu ralut akan cintanya. Padahal dia sendiri sebenarnya tahu persis bahwa dirinya itu manarik.

Sebagai salah satu reviewer, saya merasa dialog yang dikeluarkan oleh Aditya serasa ada feel karakter Dilan dari novel dengan judul 'Dilan' karya Pidi Baiq. Entahlah, mungkin perasaan saya saja. Tetapi di luar itu, karakter Aditya terasa menarik.

- Latar : Latar tempat, suasana cukup bagus. Sebagai aku (Rea) penulis dapat memainkan suasana dengan baik, sehingga membuat pembaca terbawa akan suasana dalam cerita. Untuk latar waktunya masih agak membingungkan karena alurnya yang maju mundur dan itu tercampur-campur dalam cerita. Lalu ada beberapa yang diberikan lini masa, tetapi ada juga yang tidak. Sebaiknya lebih konsisten lagi.

- Diksi dan EBI: Diksi yang digunakan sebenarnya bagus. Tetapi ada beberapa bagian yang sulit dimengerti. Ada beberapa kata dalam kalimat yang sepertinya hilang, sehingga merubah makna dari kalimatnya.

Untuk EBI masih sering ditemukan kata yang penulisannya tidak sesuai dengan aturan. Terutama untuk dialog tag.

Misalnya,

— "Sore!" Dia menyapa .... (Part 2)

— "Weih, sini-sini duduk, Dit(.)" Liana bangkit ... (Seharusnya di akhir dialog menggunakan tanda baca titik, –Part 2).

- Kesan Pribadi sebagai Pembaca: Sebenarnya ide yang penulis miliki sudah cukup apik dan baik. Hanya saja, sepertinya penulis masih kurang dalam eksekusinya.

Kelebihan : Diksi yang digunakan penulis bagus. Alur yang digunakan juga apik dan penulis bisa membuat pembaca ikut masuk ke dalam alur cerita yang dipaparkan.

Kekurangan : Masih terdapat kesalahan dalam EBI. Terutama di bagian dialog tag dan aksi. Makin lama membaca makin membingungkan pembaca mungkin karena tidak ada tanda pemisah antara flashback dan tidak.

- Saran: Lebih memperhatikan lagi tanda baca dalam dialog dan sebaiknya jangan terlalu banyak narasi atau pun dialog. Buatlah dialog dan narasinya seimbang dan buat lebih apik lagi. Agar pembaca tidak bosan untuk terus membaca. Apalagi mengingat setiap bagiannya cukup panjang. Penulis mesti pandai-pandai menggunakan pembeda antara flashback dan tidak. Kurangi bagian yang tidak perlu.

- Quote dari cerita : - Tak akan ada perasaan berharap, kalau saja bukan kamu yang memberi kenyamanan. (Part 6)

- Langit terlalu bosan menghujani bumi kepada yang berteduh di bawah ketidakpastiaan. (Part 9)

Rate (1-5 bintang) : 2,5

The Rebel's ReviewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang