Penutup Kepala

43 6 0
                                    

Judul : Penutup Kepala

Penulis : itsamelsta

Genre : Misteri

Jumlah Part : 1

Status : Tamat

Link: https://my.w.tt/UiNb/cZ5cK0pngH

Review cerita ala rebel :

-Plot/Alur (7/10)

~ Plot yang disusun lumayan rapi, namun tidak rinci. Terlihat secara tiba-tiba si tokoh (Jena) memberitahu penyebabnya memakai penutup kepala. Kesannya seperti sangat mendadak. Ketika Tito penasaran, lalu menanyakannya pada Jena, ia langsung memberitahu.

~ Genre thriller memang banyak menyuguhkan plot twist yang mengagumkan. Hanyasaja, saya temui kerancuan yang fatal sekali, pada bagian awal, si tokoh 'Aku' ini baru satu semester belajar di sekolah tsb, lalu para paragraf-paragraf berikutnya, pada kalimat :

"Tapi selama dua tahun ini, aku tidak melihat pem-bully-an," ucapku

Melihat disini artinya si tokoh 'Aku' menyaksikan langsung bahwa selama dua tahun sudah berada di sekolah tsb.

Intinya, pikir-pikir aja dulu kalau membuat cerita thriller atau misteri yang umumnya akan 'mengejutkan pembaca' tapi konsep kita belum mumpuni. Seperti ini, niatnya malah pengin membuat pembaca berdebar, plotnya malah sama sekali tidak ada kesinambungan.

- Karakter (6/10)

Karakter si aku (Tito) belum terlalu kuat karena ia hanya sebagai pengungkap kenapa si Jena selalu memakai penutup kepala.

Karakter Jena juga belum terlalu kuat karena ini hanya mengungkap tentang kenapa ia mati.

- Latar (6/10)

~ Latarnya untuk gudang sekolah lumayan. Tapi terlalu mainstream.

~ Untuk latar waktu, sudah saya sebutkan pada bagian plot, kalau perbedaan waktunya sangat jauh. Antara satu semester dengan 2 tahun. Pada cerita, saya simpulkan kejadian tokoh 'Aku' bertemu dengan Jena hanya satu hari. Tidak masuk akal kalau dalam satu hari tsb waktu sudah berputar selama 1,5 tahun. Penulis juga tidak melakukan skip perputaran waktu secara spesifik.

- Diksi dan EBI

~ Ada beberapa kalimat yang kurang efektif. Penggunaan kata "ku" yang terlalu banyak. Ada di paragraf 1, awal cerita.

Dialog tag beberapa ada yang kurang tepat. Salah satu contohnya seperti :

"Jaga bicaramu, Ndre." tegurku.

Seharusnya

"Jaga bicaramu, Ndre," tegurku.

~ Contoh lainnya, italic pada setiap dialog yang memuat kata tak baku atau istilah asing. Sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan, karena dialog adalah bentuk 'showing' tokoh dan hal itu sekaligus menguatkan karakter. Jadi, ketika tokoh sedang berbicara, itu artinya pembawaan diri mereka akan tergambar saat dia menyampaikan sesuatu, jadi tidak perlu di beri italic karena memang itu sudah gayanya berbicara. Berbeda kalau istilah asing atau kata tak baku berada pada narasi, hal itu adalah pengecualian.

Kesan pribadi sebagai pembaca :

~ Saya lumayan suka dengan jalan ceritanya yang penuh misteri. Namun, seperti di awal, alurnya terlalu cepat.

~ Saya menikmati, hanyasaja beberapa hal justru membuat alis saya mengerut. Feel saya ketika membaca itu kurang dapat, karena motivasi tokoh Jena untuk menampakkan dirinya dan meminta tolong pada tokoh 'Aku' itu kurang kuat. Yang membuat saya bertanya adalah, kenapa harus tokoh 'Aku' yang mendatangi Jena? Padahal Andre juga melihat Jena. Tidak ada alasan kuat selain rasa penasaran tokoh 'Aku' yang membuat ia mau menolong Jena pada akhirnya.

Kelebihan :

Beberapa diksi sudah baik, diksinyapun sudah bervariasi. Dari segi penulisan tergolong rapi dan mengundang untuk dibaca.

Kekurangan :

Kalimat yang kurang efektif dan beberapa kesalahan pada dialog tag, dan ceritanya kurang misteri dan kurang feel nya.

Quote dari cerita :

"Jangan penasaran, maka kamu akan temukan kebenaran."

Rate 1-5 :  2.5 bintang

The Rebel's ReviewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang