Angan Pelita

11 3 0
                                    

Judul : Angan Pelita

Penulis : Zaaiva

Genre : Spiritual

Jumlah Part : 16

Status : On Going

Blurb/sinopsis singkat: "Aku tidak sependiam seperti yang mereka ketahui.

Nyatanya anganku ini se lalu berpetualang setiap detiknya.

Imajinasiku selalu berkeliling menghiasi pikiranku setiap menitnya.

Aku tidak sejujur seperti yang ada di benak mereka.

Aku hanyalah seseorang yang munafik.

Yang hanya bisa bersahabat dengan imajinasi dan angan.

Yang terkadang imajinasi dan angan tersebut pun sering menertawaiku.

Ya, menertawaiku. Seseorang yang senang bermain dengan khayal."

-Anizhafatul Pelita

Link cerita : https://my.w.tt/UiNb/lVV7tKOw3G

Review cerita:

- Plot: Penulis memaparkan alur dengan baik dan menarik dan berjalan semestinya, di dalamnya terdapat beberapa motivasi dan sifat-sifat yang harus kita jauhi. Penulis juga menyisipkan puisi, ynag membuat cerita semakin bagus. Meskipun alurnya itu campuran alias bisa maju dan bisa mundur, tetapi alur ceritanya masih dapat dipahami. Terutama pada saat Pelita memutuskan untuk mencintai Asa di dalam diamnya dan berhati-hati akan perasaannya agar tidak sampai berdosa karena zina mata dan sebagainya.

Hanya saja, masih ada beberapa kekurangan seperti tidak adanya separator antar kejadian di beberapa part pertengahan. Tetapi ceritanya tetap bagus.

- Karakter : Untuk karakter tokoh utama wanita–Pelita–bagus, hanya saja perlu penguatan karakter, agak tetap konsisten. Untuk karakter utama pria, masih sedikit abu-abu, karena tidak dijelasan secara gamblang bagaimana karakter Radit. Yang saya tangkap, Radit memiliki perasaan pada Pelita, tetapi hanya dipendam, sosok yang jahil, dan terkesan suka membuat baper orang lain.

- Latar:

Ketika membaca bagian prolog, saya disuguhi dengan penggambaran latar yang sangat detail, baik latar waktu pada malam hari, latar tempat di kota ataupun apartemen, serta suasana yang cukup terasa feel-nya. Apalagi untuk latar suasana bahagianya terasa, religinya cukup terasa, dan suasana sedih juga terasa. Untuk latar waktu, saya pribadi masih bingung.

- Diksi dan EBI :

Ketika saya membaca bagian prolog, saya disuguhi dengan berbagai kata yang bervariasi alias tidak monoton. Dari sini terlihat jelas bahwa penulis kaya akan kosakata sehingga dapat menciptakan kalimat-kalimat yang terkesan indah dan enak dibaca. Meskipun ada kata-kata berbahasa Arab dan juga kutipan dari ayat suci Al-Qur'an, Hadits, maupun perkataan dari para Imam, tetapi itu semua dapat menjadi nilai plus bagi cerita ini. Saking bagusnya, saya sampai memperhatikan bahwa di situ terdapat sedikit saja typo atau kesalahan ketik. Tetapi itu semua tidak menghilangkan keindahan kosakata yang ada di dalam cerita.

Untuk EBI-nya masih ada beberapa kesalahan, baik dalam penempatan ataupun penulisannya.

Misalnya : Malam ini, hujan kembali .... (Seharusnya memakai tanda koma karena menunjukkan waktu). –paragraf 1; prolog

- ... di sini–di lantai paling atas sebuah apartemen–seorang wanita ....

- "... ser-ser gitu, ya?"

- Kata 'dan' sebaiknya tidak digunakan di awal kalimat.

- "Ragu. Ah, lagi dan lagi ...."

- Apapun x apa pun

The Rebel's ReviewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang