Fur Elise

39 4 3
                                    

Judul : Fur Elise
Penulis : @PatriciaAnggi
Genre: Teenfiction
Jumlah Part : 22( 1 prolog & 21 part )
Status : On Going
Blurb / Sinopsis :
Rissa, siswi kelas 12 Saint Sirius Senior High School menjalani kehidupan sekolahnya dengan sempurna disertai segudang prestasi di dunia piano dan akademik. Namun, ia tak pernah bisa lepas dengan kenangan cinta pertamanya 12 tahun lalu, saat seorang anak lelaki bernama Diego memberinya kotak musik klasik yang mengalunkan lagu 'Fur Elise'. Ia tetap berharap dapat menemukan cinta pertamanya yang membuatnya bersemangat belajar piano.

Suatu hari, kelasnya kedatangan siswa baru, Rick yang tak disukainya sejak pertemuan pertama tapi sebenarnya Rick menyembunyikan kemampuan bermain piano yang luar biasa.

Kehidupan Rissa mulai kacau ketika ia dijodohkan dengan anak rekan kerja ayahnya, Diego. Apakah Diego calon tunangannya adalah cinta pertamanya? Apakah ia akan menemukan jawabannya? Seiring waktu berjalan, masalah-masalah mulai bermunculan, dari masa lalu ayahnya, hingga saat ia dihadapkan oleh situasi yang mengharuskannya untuk memilih antara melepas atau tetap menggenggam cinta pertamanya.

Link : http://my.w.tt/UiNb/SFHIfsXkIE

Review cerita:

- Plot
Jujur saja plot pada bagian awal terkesan mainstream atau bisa dibilang mudah ditebak. Apalagi sudah banyak cerita bergenre teenfict yang mengusung model plot seperti di dalam cerita. Sehingga agak membosankan, apalagi ditambah dengan part yang lumayan panjang serta alur yang lambat. Jujur saja, saya membaca part awal hampir cuma satu atau dua part seharinya.

Namun, untuk pada bagian akhir, sepertinya penulis mulai memperlihatkan beberapa plot twist dengan munculnya tokoh-tokoh baru. Hal ini lumayan meningkatkan minat untuk lanjut membaca ceritanya.

Note dari penulis di akhir cerita, kadang kala membocorkan ceritanya sendiri. Misalkan pada saat Rissa mendengar seseorang bermain piano. Di cerita masih dirahasiakan siapa pemain piano tersebut. Tetapi di akhir part, justru penulis sendiri yang mengatakan itu Rick. Walaupun pembaca mungkin bisa menebak itu Rick (dari blurb), alangkah baiknya penulis tidak membocorkan hal tersebut.

- Karakter
Karakter dalam cerita terkesan kuat untuk tokoh utama. Terlihat dari tindakan-tindakan yang digambarkan penulis. Sayangnya, untuk penggambaran tokoh dalam cerita masih kurang. Hal ini menyulitkan, untuk membayangkan bagaimana rupa pemeran. Hanya Keira—sahabat Rissa yang dijelaskan bertubuh agak tambun. Selebihnya masih kurang.

Peran-peran tokoh untuk beberapa hal mungkin agak membingungkan. Seperti peran Rick dan Diego yang kadang mungkin tertukar posisi (terutama sebelum flashback yang menjelaskan semuanya). Apalagi dengan munculnya tokoh-tokoh baru lebih memperuwet masalah.

- Latar
Salut, penulis berhasil menggambarkan dengan jelas latarnya dengan baik. Baik itu latar tempat, suasana ataupun waktu.

Hanya saja, lumayan bingung sama letak asramanya. Terus sistemnya seperti apa, karena penghuninya bebas berkeliaran bahkan saat malam. Seperti bukan asrama, hanya layaknya kamar kos yang penghuninya bebas keluar-masuk.

- Diksi dan EBI
Diksi yang dipakai terkesan sangat sederhana. Lebih menonjolkan kepada tindakan-tindakan yang dilakukan tokoh atau peristiwa dalam cerita. Karena diksi yang terkesan sangat sederhana membuat saya kurang mendapatkan feelnya saat narasi.

Untuk EBI masih banyak keselahan dalam kepenulisan. Seperti tanda baca di akhir dialog yang double, typo, kata depan di- yang kurang tepat. Tetapi itu semua kadangkala tertutupi dengan panjangnya cerita.

Yang paling menganggu adalah spasi yang hilang (dua kata yang melekat), yang cukup banyak dapat ditemui di beberapa part awal.

- Kesan Pribadi sabagai Pembaca

Kelebihan : -Plot ringan cocok untuk mengisi waktu luang.
- Plot dalam cerita pelan pelan mulai membalilkan arah (bau bau plot twist).
- Cara penulis menggambarkan cerita cukup jelas.
- Ada hal-hal tentang musik, yang menambah daya tarik cerita ini.

Kekurangan : - Beberapa tanda baca yang tempatnya kurang tepat.
-Kurang nge-feel.
-Topik mainstream, yang mudah ditebak gimana alurnya.

Saran : -Perbanyak diksi yang membuat pembaca lebih ngefeel sama cerita (sesuai dengan pembawaan penulis).
-Coba untuk membuat sesuatu yang menarik perhatian pembaca, misalnya dengan masalah yang tak diduga-duga. Semoga tidak sesuai dengan tebakan saya.
- Lebih diperhatikan lagi yang sebelum mempublish ceritanya. Apalagi ini edisi revisi yang seharusnya hal-hal kecil seperti spasi menghilang dapat diminimalisir.

Quote dari cerita : -

Rate (1-5 bintang) : 2.5

The Rebel's ReviewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang