Judul : Photograph
Penulis : Elizaulia
Genre: action
Jumlah Part : 3 (prolog + opening)
Status : on going
Blurb:
Aku hanyalah seorang gadis kecil yang senang melukis sebelum orang itu melelehkan otak ayahku dengan rudal panas di hari ulang tahunku.
Aku hanyalah seorang gadis kecil yang ketakutan ketika orang itu menghancurkan jantung ibuku tepat di hadapanku.
Aku hanyalah seorang gadis kecil yang sedang menikmati segelas susu coklat ketika mendengar kabar bahwa kakak lelakiku melompat ke jurang karena depresi, tapi aku yakin ada sebab lain ia melakukan itu, dan pasti lagi-lagi orang itulah penyebabnya.
Namun suatu hari ketika aku menjadi seorang gadis remaja yang kesepian,aku jatuh cinta kepada putra orang itu. Melengkapi penderitaanku yang sejak dulu selalu kuingat dengan baik, menjadi memori yang tak akan pernah terlupakan dalam sejarah hidupku.
Karena aku selalu menyimpan semua itu layaknya sebuah photograph.
"Aku mencintaimu, tetapi aku membencimu. Aku benci karena aku mencintaimu!" teriakku kepada dia yang membuat hidupku semakin rumit.
"Aku mencintaimu, dan aku tidak pernah membencimu," sahutnya dengan suara pelan. "Jadilah sekutuku. Serahkan chip itu padaku, maka semuanya akan selesai. Kita akan tinggal di LA. Kau bisa berkuliah dan aku akan belajar meninggalkan ayahku."
"Never!" bentakku sebelum mengarahkan senapanku padanya.
Lalu dengan berurai airmata aku pun menarik pelatukku dengan sangat perlahan.
"I'm sorry i love you," isakku tidak kuat. Menjatuhkan senapan itu lalu menubruknya. Memeluknya erat.
"Lizzie?"
suara itu mengagetkanku. Aku segera menoleh ke orang yang memanggilku itu, dan langsung membelalak terkejut.
Jadi, yang kupeluk ini bukan dia?
"Bagus. Aku mendapatkannya."
Aku mendongak menatap pemuda yang tadinya kupeluk itu. Dia menyeringai. Tangannya menggenggam sebuah benda kecil berbentuk persegi tipis.
"Hell!"
Link: https://my.w.tt/UiNb/y9tlY6ubPH
Review cerita ala kamu:
- Plot :
Plot yang di gunakan maju mundur, sudah cukup baik. Cuma agak membingungkan karena pada prolog dijelaskan jika si tokoh (Lizzie) menangisi kepergian orangtuanya di makam, namun pada part 1 dijelaskan lagi flashback secara rinci yang narasinya banyak sehingga membuat bosan.
- Karakter :
Karakter di sini sudah cukup baik, sesuai dengan carita tetapi belum kuat.
Namun, saya masih bingung dengan Lizzi, sejujurnya umurnya berapa? kelas berapa? saya pikir ia masih sebatas anak kelas SD melalui tindakannya. Namun, saya pikir lagi ternyata tidak. Pola pikirnya disini seolah menunjukan ia seorang yang telah dewasa. Karena hanya digambarkan memiliki memori kelam akibat pembunuhan brutal yang dilakukan Draywen—aya dari orang yang ia suka. Mungkin karena masih awal cerita menjadi faktor kurang kuatnya karakter. Juga karakter Ayahnya saya bingung, ia sebenarnya seorang intel atau buruh? Mungkin jika keduanya, penulis bisa menjelaskan dengan lebih baik, agar pembaca tidak bingung.
- Latar :
Untuk latar tempat sudah bagus, walaupun saat di pemakaman tidak terlalu kelihatan. Namun, untuk latar susana, saya kurang mendapatkan feel dari cerita ini. Walaupun di sini ada bagian pembunuhan, saya hanya merasa datar. Mungkin penulis bisa menggunakan tehnik Show Don't Tell untuk hal ini. Untuk kelanjutan cerita penulis juga bisa menambahkan beberapa tempat lain untuk variasi.
- Diksi dan EBI :
Untuk diksi saya akui sangat bagus, pemilihan katanya tepat, tapi hal ini justru membuat Lizza seolah anak kecil yang terlalu berpikir dewasa, kurang cocok. Untuk EBI selebihnya tak ada masalah.
- Kesan Pribadi sabagai Pembaca
Pada blurb, kesan yang saya dapat bukanlah action dan semacamnya, namun terkesan seperti thriller atau psikopat karena bercerita mengenai pembunuhan orang tua Lizzie yang membuat saya bergidik ngeri. Tetapi, saya menyukai alur yang dibawakan. Karena ketika membaca blurbnya, saya dibuat penasaran dengan penyebab Draywen membunuh orang tua dari Lizzie. Apalagi dengan keadaan Lizzie yang menyukai anak dari pembunuh orang tuanya—Drake.
Kelebihan :
Ide cerita sudah menarik, walaupun ini baru awalan, namun sudah cukup menarik minat pembaca.
Penulisannya rapi, diksi yang ringan sehingga mudah dipahami.
Kekurangan : Terlalu banyak narasi sehingga membuat bosan. Juga kurangnya adegan yang ada dalam genre action (seperti fighting, berkelahi, baku tembak, baku hantam). Di sini hanya dijelaskan orangtua si tokoh terkena rudal dan tertembak mengerikan sehingga saya terkadang merasa genre ini seperti thriller.
Kekurangan :
Alur yang terlalu cepat, membuat saya bingung. Mungkin penulis harus menjelaskan lebih detail lagi.
Saran :
Buat dengan detail adegan/scene cerita yang baku hantam atau semacamnya untuk memperkuat cerita bergenre action ini. Jangan terlalu banyak narasi yang tidak terlalu penting, karena akan membuat pembaca bosan.
Quote dari cerita :
"Karena aku selalu menyimpan semua itu layaknya sebuah photograph."
"Jangan menyerah walaupun dunia mengecewakanmu. Yang harus kau percayai adalah dirimu sendiri."
Rate (1-5 bintang) : 2,5 bintang
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rebel's Review
AléatoireYuk intip, barangkali cerita kamu yang kami review^^ Peraturannya : Mental harus kuat. Jangan sakit hati jika hasil review-annya jelek. Jadikan motivasi agar karya kalian lebih baik ya.