Alarm kamar gue berbunyi. Masih dengan setengah sadar gue berjalan menuju kamar mandi. Setelah rapi memakai atribut sekolah lengkap dengan sepatu yang terpasang dikedua kaki gue ke keluar dari kamar dan menuju meja makan.
"Morning all " sapa gue dengan wajah ceria lalu berubah cengiran tidak enak karena gue merasa terlambat dan mereka sudah menunggu gue untuk sarapan bersama.
"Morning princes"
"Soora lama ya,bun? " tanya gue setelah mencium pipi ayah dan bunda.
"Enggak kok, udah gih dimakan" gue hanya mengangguk lalu menoleh kesamping kiri, yaitu Bang Sehun yang lagi makan tapi bibirnya manyun-manyun.
"Dih, hahah ngapa lu bang? Pagi-pagi udah asam aja mukanya" ejekan gue sambil menyuap nasi kedalam mulut. Bang Sehun hanya melirik sekilas.
"Gapapa"
"Yaudah"
"Nanti berangkatnya mau bareng ayah apa abang kamu dek?" tanya ayah, menunggu bunda mengupas buah jeruk.
"Bareng ayah lah"
"Kok ga pernah berangkat bareng Sehun? Kan sekolah kalian sama" kali ini bunda yang bertanya.
Gue diam bentar kan. Memikirkan alesan yang pas untuk menjawab. Karena kalau gue berangkat bareng Bang Sehun gue sering dikecengin sama teman-teman disekolah.
Ngatain kalau gue pacarnya Bang Sehun lah, gue sama dia cocok lah. Ini lah itulah.. Gue kan jadi risih sendiri.
"Nggak pa-pa sih bun. Cuma lagi pengen sama ayah aja. Lagian kan arah jalur sekolahan Soora sama kantor nya ayah kan sama" gue rasa ini alasan yang cukup masuk akal.
"Iya tapi kalau sama abang kamu kan lebih gampang, biar kalian sekali-kali keliatan rukun, gitu. Kan bunda seneng liatnya"
"Nanti juga rukun sendiri bun, butuh proses mereka berdua. Masih malu-malu kucing kan udah lama gak ketemu. Peka dikit dong bunda gimana sih" ucap ayah, dengan kekehan geli bunda mengangguk menyetujui. Gue menggelengkan kepala sebelum mengambil segelas susu putih dihadapan gue.
"Liat aja, Yah, ntar juga dia minta Sehun boncengin" Celetuk Bang Sehun dengan ke-PDan nya. Karena ucapannya itu gue tersedak susu yang sedang gue minum. Gue terbatuk sempai tenggorokan gue menjadi sakit.
"PD banget! Nggak akan gue minta bonceng lo, bang"
"Yakin tuh?"
"Ya! "
"Kalau lo nebeng gue nantinya, gimana tuh? "
"Yha-ya-ya enggak lah!! Kan ada ayah, wlee"
"Udah udah. Bertengkar aja kalian berdua" ayah memisahkan kami. Gue membuang muka dari Bang Sehun.
"Yaudah, ayo dek berangkat. Sehun kamu cepet berangkat. Jangan makanin buah pisang mulu, udah punya pisang juga."
"Siap yah. Heheheh"
"Dih nyengir lagi, dasar sawan" bisik gue ditelinganya lalu beranjak dari duduk. Gue menghampiri ayah.
"Kuy yah berangkat" kata gue setelah salim sama bunda.
💔💔💔
"Ayah hati hati ya, Daahh" Gue melambaikan tangan seiring berjalannya mobil ayah dari depan gerbang sekolah. Gue membalikan badan dan melangkah memasuki gerbang.
Tinn! tinn!
Dengan refleks gue menyingkir dari jalanan. Didetik kemudian dengan gaya nya motor sport ijo lewat didepan gue.
Tanduk diatas kepala gue seketika muncul. Gue teriak "WOI! Kalo naek motor yang bener dong!!" tidak merasa puas gue ngehampiri cowok yang barusan mau menyerempet gue digerbang tadi.
Gue menabok jok motornya dengan keras"Heh! Naik motor yang bener dikit kenapa?!"
Cowo tinggi didepan gue ini memincingkan matanya menatap gue dingin"Siapa ya?" tanya nya dengan tenang.
What?!
"Masih nanya lagi. Nih liat muka gue baik-baik! Gue orang yang mau lo tabrak digerbang sekolahan tadi!"
"Dih muka lo jelek ogah gue liatnya"
"Sianjir. Bukannya minta maap malah ngatain."
"Ya ya ya. Terus mau nya lo apa? Gue tanggung jawab?"
"Iyalah. Enak aja lo udah buat gue jantungan"
"Enggak mau. Salah sendiri lo menghalangi jalan gue. udah ya gue gak kenal sama lo, gue juga ga mau nih otak gue mendidih pagi - pagi" baru gue ingin membuka mulut untuk membalas ucapannya barusan dia sudah memdahului gue "No koment! Lo juga masih waras dan bisa marah-marah ke gue kan? Itu artinya gue gak perlu bawa lo ke klinik pukesmas, atau ke rumah sakit. Nggak usah manja jadi cewek" jelas cowok itu panjang lebar, setelahnya cowok itu pergi tanpa memberikan gue waktu untuk berbicara. Gue menatap punggungnya dengan emosi yang ingin meledak.
"HEH, LO NGGAK PUNYA ETIKA YA?!! Gue belum selesai ngomong!" teriak gue ditempat parkir. Tapi cowo itu gak menghiraukan teriakan gue.
Sialan. Dia sudah membuat gue hampir celaka dan dia gak meminta maaf kepada gue? Jangan panggil gue Oh Soora kalau gue nggak bisa buat dia minta maap ke gue. Liat aja gue bakalan bales.
💔💔💔
BRAK!
"Weh kalem lurd, kaget nih gue"
"Bacot!"
"Kenapa lo? Muka ditekuk pagi-pagi. Udah jelek,tambah jelek ntar" Ucap Aleyna. Untung sahabat gue.. Cantik gini masa dibilang jelek_-
"Senyum dikit kek, melihat muka asem dipagi hari itu dapat mencemari atmosfer dan udara diruangan ini tau gak" lanjutnya
"Brisik ih! Kesel gue"
Gue melihat Seulna memasuki kelas
"Yuhu, Good morning everyone! gue nyalin PR kemarin dong guys""Belum jadi gue, belum buat malahan" Lisa menjawab.
"Sip! Ntar kalau ditanyain gurunya bilang aja lupa, atau belum paham,oke?" Seulna mengacungkan jempolnya
"Ok. Pinter lo, virus bangsat" Seulna tertawa, gue memanggil namanya.
"Loh, ini kenapa kok udah manyun? PR lo udah jadi? " gue menggelengan kepala.
"Sebel gue, Na"
"Kenapa sih? Ngomong makanya ah. Cerita coba sama mama Eulna, nanti mama kasih siraman rohani dan jasmani."
"Lo kira mau olahraga apa." tegur Aleyna.
"Iyalah. Jam pertama kan olahraga sayang, kamu lupa ya? "
"Ohiya, tapi sory Aleyna gak nanya"
"Ga penting juga sih lo nanya"
"Pusing gue pusing" gumam gue sambil memijat pelipis. Kepala gue berdenyut akibat kelakuan anak cowo tadi dan sekarang dua sahabat gue malah hobby buat berantem. Jadi, ngak salah dong gue kalau nantinya kemarahan gue memakan korban.
Sadis?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ERROR || Sehun X Tzuyu || (Completed)
Fanfiction(Completed) NEW VERSION "Jika aku boleh memilih, aku tidak akan sudi menjadi seorang kakak darimu! Sungguh, Ini dapat membunuhku secara perlahan-lahan.." Iya,Tentu saja. Lelaki terbodoh di dunia karena telah berani menyalahi aturan Tuhan. Laki-laki...