29. Should It?

542 36 0
                                    

"Bunda, Ayah Soora berangkat ya." gue menghampiri Bunda kemudian mencium tangannya.

"Lho buru-buru amat sih? Nggak nungguin abang juga?" tanya Ayah.

"Abang mah udah gede, Yah. Bisa jalan sendiri ke sekolah heheh. Temen Soora udah nungguin Soora di depan soalnya, kasian."

"Suruh masuk aja temennya." kata Bunda.

"Anaknya nggak mau, Bun. Katanya malu." celetuk gue tanpa berpikir. Bunda hanya terkekeh.

"Yaudah deh. Kamu berangkatnya ati-ati ya. Jangan ngebut-ngebut."

"Siap, Ayah!!"

"Bang duluan ya, dadah" gue menyalami Bang Sehun kemudian melenggang pergi keluar.

"Lho, Non Soora berangkatnya pagi amat. Tumben banget." kata Pak Danang yang lagi membersihkan mobil ayah. Pak Danang itu merupakan supir pribadi keluarga Oh sekaligus satpam pribadi keluarga.

Gue cemberut.

"Pak Danang kok gitu bukannya ngucapin selamat pagi malah di katain saya."

"Hehehehe. Maap non. Oh iya, di depan itu ada cowok cakep non, katanya temennya Non Soora."

"Oh iya ya ampun sampai lupa. Dia temen saya kok. Namanya Jungkook."

"Nggak kalah gantengnya sama Den Sehun jongkok itu."

"Ish salah nyebut si bapak." gue melenggang pergi membukakan pintu gerbang karena Jungkook mengangkat sebelah tangannya menyapa gue.

"Hay. Sory gue tadi ngobrol bentar sama Pak Danang"

"Nggak papa. Yang lama juga gue bisa kok nungguin lo dateng." kata Jungkook membuat pipi gue memanas di pagi hari ini.

"Paansi. Bentar ya gue ambil motor digarasi dulu" setelah mendapat anggukan darinya gue kembali memasuki halaman rumah kemudian mengambil sepeda motor dari dalam garasi.

Sebelumnya gue sudah memakai celana lengging hitam dari rumah. Dan tak lupa jaket berwarna coklat muda telah gue pakai.

Setelah memakai helm dan menyalakan mesin gue menjalankan motor keluar dari gerbang.

"Yuk" ajak gue pada Jungkook.

"Duluan gih. Gue ikutin lo dari belakang" kata Jungkook. Gue hanya mengangguk dan melaju terlebih dahulu.

Kita terpisah pada tikungan jalan. Gue belok kiri memasuki gerbang sekolah sedangkan Jungkook tetap lurus mengikuti jalanan. Tapi sebelumnya lelaki itu tiba-tiba memberikan sebuah Flying kiss yang membuat keadaan jantung gue nggak sehat. Anak itu memang.

Setelah memakirkan sepeda motor gue masih berada diatas motor melepas helm.

"Soora? Itu elu kan?" salah satu siswi berkata. Gue menoleh ke sumber suara. Ternyata Agatha salah satu murid kelas gue.

"Iya. Kenapa, Tha?" gue berjalan menghampirinya.

"Widihh.. tampil beda lu hari ini. Anak cewe pakai motor gede, gila. tambah swag aja lo, nak."

Gue tertawa kecil. "Bisa aja lo."

"Ngikuti gaya abang lo yaa?" tanya Agatha memincingkan matanya.

"Yang baik-baik aja gue contoh. Hahaha"

"Yang dingin kayak kulkas nggak sekalian di copas kan? Wkwkwk"

"Emm.. bisa diatur nyonya." dan kami tertawa bersama disepanjang koridor.

"Eh Tha gue ke toilet dulu deh."

"Yaelah, Ra. Masih pagi lo udah boker aja. Hahah" gue menabok lengannya.

ERROR  || Sehun X Tzuyu || (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang