27. One Request

512 42 1
                                    

17.25

Hari sudah gelap bahkan matahari pun sudah tak menampakan bentuk nya. Mungkin sebabnya karena gumpalan awan hitam di langit. Gue baru saja sampai di depan gerbang rumah. Beberapa hari ini Jungkook sangat rutin mengantarkan gue pulang.

Setelah mengucapkan terimakasih padanya gue melangkahkan kaki menuju pintu utama dalam rumah. Dan wujud lekaki ganteng menyambut kedatangan gue dengan mimik wajah yang tak mengenakan. Seketika napas gue berhembus dengan berat.

Sebelumnya,gue tau saat-saat seperti ini bakal terjadi.

"Dari mana? Dianterin cowok yang sama lagi?" Bang Sehun mencoba menatap manik mata gue. Tapi gue selalu mengihindar dari tatapan itu.

"Iya."

Pendengaran gue menangkap helaan napas dari Bang Sehun.

"Dek kalau lo mau main seenggaknya kabarin abang lo dulu. Biar gue bisa cariin alasan buat ngomong sama Bunda. Jangan bikin satu rumah khawatir, binggung nggak ada kabar dari lo. Gue nggak mau hal buruk terjadi sama lo, Ra." nasehat dari Bang Sehun cukup bermanfaat bagi gue. Gue mengiyakan nya segera.

"Iya abang. Maafin gue ya, bang. Tapi, percaya sama gue. Adik lo ini mainnya nggak macem-macem kok."

Bang Sehun menyimpan kedua tangannya pada bahu gue. Mata tajamnya sukses mengunci tatapan gue.
"Gue percaya sama lo."
"Mandi gih. Setelah itu kita makan malam." gue tersenyum dan lebih dahulu melepas kontak mata dengan nya.

"Gue ke kamar ya." ketika dua langkah sudah gue ambil tangan besar Bang Sehun menyengkal pergelangan tangan gue. Gue berbalik.

"Cowo yang sering nganterin lo tadi, pacar lo?" tanya Bang Sehun to the point.

"Enggak, bang. Masih cem-ceman gue kok. Kenapa? "

"Enggak. Udah sana mandi. Gue udah laper!" gue berdecak sebal ketika Bang Sehun mendorong gue memasuki rumah. Tapi ia sendiri malah masih di luar.

Saat berjalan memasuki rumah gue bertemu dengan Bunda. Gue mencium tangan beliau.
"Soora, kamu dari mana aja sih? Pulangnya sore melulu. Bunda khawatir kamu kenapa-napa,nak."

"Soora itu pulang nya udah dari tadi kok, bun. Tapi tuh si abang ngajak ngobrol Soora dulu didepan rumah. Curhat tentang pacarnya gitu ke Soora." gue tersenyum miring setelahnya.

"Lho, Bang Sehun udah punya pacar ya, dek?"

"Kayaknya sih begitu, bun. Bunda tanyain aja deh sama anaknya. Masa ibunya sendiri nggak dikasih tahu kalau dirinya punya pacar, ck ck ck." gue menggelengkan kepala.

"Hooh ya. Dasar si abang. Yaudah deh, kamu ke kamar gih, mandi terus nanti Bunda panggil saat makan malam ya. Bunda mau tanya ke abang dulu."

"Siap! Semoga berhasil, Bunda!" dan Bunda melenggang pergi mencari keberadaan Bang Sehun. Gue tersenyum senang.

Maafin adikmu ini lagi ya abang ganteng. Hihihi

Gue menaiki anak tangga untuk menuju kamar gue yang berada di lantai dua yang bersebelahan dengan kamarnya Bang Sehun. Tangan ini membuka pintu tersebut kemudian menutupnya kembali.

Senyum cerah gue mengembang sendirinya.

"Akhirnya, Ya Tuhan. Setelah perjuangan berhari-hari dan sekarang gue bisa naik motor!! Yeahh!!" kebahagiaan gue meluap mengingat saat ini gue bisa mengendarai motor sport. Gue terjatuh diatas kasur oversize milik gue.

"Ya ampun, gue masih nggak percaya kalau selama ini gue diajarin sama Jungkook. Mukanya yang deket banget sama muka gue itu bikin jantung gue menggila. Astaga, dia itu ya.."

ERROR  || Sehun X Tzuyu || (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang