48. Awkward Conditions

393 35 1
                                    

TRINGG!! TRINGG!! TRINGG!!

Suara alarm mampu terdengar sampai sudut ruangan. Soora terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia terduduk diatas kasur, mengucek kedua matanya sambil mengumpulkan nyawa yang berceceran dimana-mana. 5 menit kemudian dia berjalan ke kamar mandi membersihkan diri untuk bersiap berangkat sekolah. Pukul 06:00 WIB Soora keluar dari kamar. Bersamaan dengan Sehun yang keluar dari kamar pula. Mereka sempat bertatap muka namun, tidak saling menyapa karena kecanggungan masing-masing. Soora berjalan di depan menuruni tangga dengan gerakan cepat.

"Pagi, Bunda." sapa Soora begitu melihat Bundanya tengah menyiapkan sarapan pagi bersama Mba Anis.

"Hai, pagi juga sayang."

"Mba Anis keliatan ceria banget ya, Bun." goda Soora. Mba Anis tersenyum malu-malu.

"Mba lagi seneng, non. Pacar mba di kampung mau ngelamar Mba sebentar lagi."

Soora bersorak gembira. Ia bertepuk tangan kemudian menjabat tangan pembantunya.
"Ihh selamat mba. Semoga berjalan lancar lamarannya."

"Amin Ya Allah. Terima kasih doanya, non." ucap Mba Anis lalu kembali menjalankan tugasnya.

Suasana menjadi hening kembali. Namun, sedikit mencair ketika Ayah sudah ikut bergabung untuk sarapan. Selebihnya hanya suara sendok dan piring yang saling bergesekan. Sampai dimana jam menunjukkan pukul 06.30 WIB waktunya Soora dan Sehun berangkat kesekolah. Mereka bersalaman dengan kedua orangtuanya. Lalu langkah Soora terhenti ketika suara Ayah mengintrupsi dirinya.

"Soora bareng Sehun lagi berangkatnya!" seru Ayah dari ruang makan. Soora menghela napas pasrah.

"I-iya, Yah."

Soora menghentakkan kakinya sebal. Soora tidak suka dengan keadaan yang canggung. Merurutnya situasi seperti itu sangat menganggu kenyamanannya. Tapi mau bagaimana lagi? Tugas anak yang baik harus menuruti ucapan orang tua. Soora tidak mau dikutuk menjadi batu karena membantah perintah Ayahnya.

Soora menghampiri Sehun yang sedang bersiap meninggalkan halaman rumah.

"Bang Sehun!" teriakan Soora memanggil Sehun membuat Sang Empu menoleh. Sehun hanya diam menunggu Soora mengatakan tujuannya.

"Gue nebeng motor lo. Disuruh sama Ayah." ucap Soora kaku. Sehun hanya memberikan isyarat melalui gerakan kepalanya. Soora bergegas naik dibelakang Sehun dan berpegangan pada jaket yang Sehun pakai.

Sumpah, ini lebih canggung dari gue pentas musik band waktu SMA bareng Jasper di Ausie! Lama-lama gue bisa jadi kanebo kering gara-gara keseringan kaku.

Soora meruntuk dalam hati. Sehun hanya diam fokus pada jalan yang mereka lalui. Bahkan sampai mereka tiba di sekolah Sehun masih menutup mulutnya rapat-rapat. Ekspresi wajah sedatar papan tulis sekolah membuatnya kembali dimana hari Soora belum kembali dari Negara Australia. Oh Sehun sedingin kulkas bersama dengan wajah datarnya, membuat orang yang tidak mengenal sifatnya merasa sungkan untuk sekedar menyapa.

Soora turun dari atas motor. Mengembalikan helm ke pemiliknya tanpa sepatah kata, lalu cepat-cepat berlalu pergi. Tidak betah berlama-lama dengan keadaan yang terus mendesaknya nyaris tidak dapat bernafas bebas. Sehun sangatlah dingin.

Soora membenci situasi seperti ini!

💔💔💔

Satu Sekolah SMA Bina Bakti dihebohkan dengan kabar siswa-siswa most wanted tiba-tiba berwajah babak belur. Setelah kompak kemarin tidak hadir ke sekolah mereka tiba kembali dengan wajah lebam. Ditambah dengan kabar lain, yaitu Soora yang diculik. Hal ini menjadi bumbu penyedap bahan gosipan si ratu gosip. Chanyeol beserta teman-temannya digosipkan menyelamatkan Soora dari penculik karena Soora adalah adik kandung Sehun, beberapa siswi terus membicarakan hal ini di sepanjang koridor yang Soora lewati. Walaupun itu faktanya tetapi, Soora terus bersikap acuh pada semua tatapan dan suara bisikan-bisikan yang menggorek-nggorek gendang telinga. Bola matanya beberapa kali berputar malas. Kemudian bibirnya berkecap pelan. Mengucapkan umpatan sumpah serapah untuk mereka."Dasar tukang gosip!"

ERROR  || Sehun X Tzuyu || (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang