Rintik hujan semakin deras membasahi ibu kota dimalam ini. Lay yang fokus menyetir memilih diam meskipun sesekali ia melirik Soora yang masih menangis sesegukan. Kediaman Lay bukan berarti dia tak peduli dengannya, malahan Lay ingin memberinya ketenangan sesaat. Bukankah seseorang yang sedang bersedih rasanya kurang pas jika untuk diintrogasi?
Drrrttt... drtt..
Ponsel Lay berdering dari dalam dashboard memecahkan keheningan didalamnya. Lay mengangkat panggilan dari Sehun.
"Iya, Hun... Gue lagi dijalan ini.... iye sabar ngapa sih! Anaknya nangis ini, njing.... Yee tai kan lo abangnya!... Iye bodo amat dah.. Bye"
Panggilan pun terputus. Lay kembali menyimpan ponselnya ditempat semula.
"Dari Bang Sehun, ya?"
"Iya."
"Dia bilang apa aja ditelfon tadi, kak?" Lay menoleh sekilas sebelum menatap jalanan kembali.
"Sehun bilang, gue harus bawa lo kerumah cepet. Gue heran sama itu albino ya, pake nyuruh-nyuruh gue segala buat jemput lo. Padahal dia bisa lakuin sendiri."
Soora hanya diam tak membalasnya. Lay dapat menebaknya Soora tidak mendengarkan ocehan dari tadi. Gadis ini hanya memandang jalanan dengan pandangan kosong.
"Gue percaya Chanyeol nggak bakalan terima perjodohan itu, Soora. " Soora menatap Lay dengan pandangan bertanya.
"Rasanya nggak mungkin dia masih terima Chaeyoung disaat keadaannya dia adalah pacar lo. Chanyeol nggak sebrengsek itu."
"Nggak ada salahnya lo dengerin dulu penjelasan dia tadi." lanjut Lay. Soora menarik napas panjang.
"Gue emosi, kak. Tadi itu tiba-tiba banget, gue nggak tau tujuan dia bawa gue kerumahnya apa yang jelas disana udah ada Chaeyoung sama orang tuanya. Lo ngerti nggak gimana perasaan gue disana? Gue schok banget tau-tau Chanyeol bakal tunangan sama perempuan uler itu."
Tepat Soora menyelesaikan ucapannya mobil yang mereka tumpangi sampai didepan rumah Soora. Lay menoleh sembilan puluh derajat menatap Soora.
"Gue berusaha ngertiin elo sekarang." ucapnya tulus disertai senyuman tipis. Lay berbalik kebelakang mengambil payung di jok belakang. Ia membuka pintu mobil kemudian memutari mobil membukakan pintu disebelah Soora.
"Makasih, kak."
"Iya. Ayo pelan-pelan aja." Lay berjalan beriringan sembari memegang payung untuknya dan juga untuk Soora. Mereka telah sampai didepan teras rumah Soora. Lay pun segera memencet bel dan tak lama kemudian Bunda Soora membukakan pintu.
"Lay?"
"Iya, tante ini Lay. Sama Soora juga."
"Ya ampun, sayang kamu kok basah begini sih? Astaga, ayo masuk dulu biar tante buatin teh anget ya. Sayang kamu bersih-bersih dulu ya." ucap Bunda pada Soora.
"Iya, Bunda. Soora ke kamar ya." Bunda hanya mengangguk pelan. Setelah mengantar Lay ke ruang tamu Bunda membuatkan teh hangat lalu kembali ke ruang tamu dan ternyata disana sudah ada Sehun.
Bunda menyimpan gelas diatas meja.
"Tehnya di minum dulu, nak. Biar anget.""Makasih, tante."
Bunda hanya tersenyum, "Yaudah kalau begitu Bunda nyamperin Soora dulu ya." setelah keduanya mengangguk mengiyakan Bunda menuju kamar Soora dengan segelas teh hangat juga yang baru ia ambil dari dapur.
Bunda mengetuk pintu sebanyak dua kali dan pintu pun dibuka dari dalam. Soora mempersilahkan Bundanya masuk kedalam kamarnya kemudian Bunda memberikan segelas teh hangat tersebut pada Soora.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERROR || Sehun X Tzuyu || (Completed)
Fanfiction(Completed) NEW VERSION "Jika aku boleh memilih, aku tidak akan sudi menjadi seorang kakak darimu! Sungguh, Ini dapat membunuhku secara perlahan-lahan.." Iya,Tentu saja. Lelaki terbodoh di dunia karena telah berani menyalahi aturan Tuhan. Laki-laki...