Can you vote before reading, please :)?Aku menuruni tangga dengan semangat menuju ruang makan, hingga hampir saja aku tersandung kakiku sendiri. Aku berjalan dengan senyuman lebar saat melihat kedua orang yang sangat berarti di dalam kehidupanku. Aku mengecup pipi mereka berdua sebelum akhirnya duduk di kursi dan mulai menyantap sarapanku.
"Morning, Mum, Dad."
"Pagi juga, Sayang."
Baru saja aku duduk dan menyuapkan pancake ke mulutku, Dad telah berdiri untuk bersiap pergi bekerja.
"Dad mau berangkat sekarang? Apa tidak terlalu pagi?" aku melihat Dad mencium kening Mum.
"Pekerjaan telah menunggu Dad, Honey. Dad harus segera pergi." jawabnya lalu mencium pipiku. Dadku bekerja sebagai pengurus kuda milik kerajaan, itulah yang membuatnya selalu sibuk.
"Baiklah, take care Dad." ucapku yang dibalas oleh senyumannya.
"Mum, aku ingin membuat Red Velvet untuk makan siang. Maukah kau membantuku?"
"Tentu saja, Sele. Ngomong-ngomong, apakah kau tidak pergi kuliah hari ini?"
"Hari ini jadwalku kosong, karena dosenku sedang sakit."
"Oh baiklah. Mum akan pergi berbelanja, kau ikut?" tanyanya seraya berjalan ke dapur dan membersihkan meja makan.
"Baiklah, aku juga ingin membeli beberapa bahan untuk membuat Red Velvet nanti."
"Bersiap-siaplah."
***
Author's POV
"Kau telah membuat kesalahan yang cukup fatal, Mr. Ricardo." nada arrogant-nya terdengar sangat jelas. Seringaian tercetak di wajahnya saat melihat pria di hadapannya. Akhirnya ia menemukan orang yang menjadi dalang dari semuanya. Pikirnya.
"M-maafkan saya, Pangeran. T-tapi itu bukanlah kesalahan saya." ucap pria setengah baya yang ada di hadapannya sambil menundukkan kepalanya, keringat mengalir dari pelipisnya.
"Hanya kau yang terakhir berada di tempat itu semalam, jadi telah terbukti bahwa kaulah yang membuat kesalahan itu."
"L-lalu apa yang harus saya lakukan untuk menggantinya?" pria itu hanya bisa pasrah. Ia tidak bisa membela dirinya sendiri di hadapan majikannya itu.
"Kau harus menggantinya dengan 1,2 juta Pounds." seketika pria setengah baya itu membelalakkan kedua matanya.
"T-tapi saya tidak mempunyai uang sebanyak itu, Pangeran."
"Aku tidak peduli!" Pangeran itu menyentaknya pelan dengan nada acuh. Namun kemudian sebuah ide muncul di benaknya. "Atau aku memiliki jalan lain." lanjutnya yang membuat pria di hadapannya berpikir bahwa ia memiliki sedikit peluang.
"Bukankah kau memiliki seorang anak perempuan?"
Pria itu terbelalak saat mengetahui arah bicara majikannya itu. "A-apa?! Tolong jangan, kau boleh mengambil apapun dariku, namun jangan dengan anakku."
"Tenang saja Mr. Ricardo, aku tidak akan mengambilnya darimu. Dia hanya akan menjadi pembantu di istanaku sampai kau berhasil mengumpulkan uang itu." Pangeran itu berucap dengan santai.
"M-maksud anda ia akan menjadi jaminan?!" Pangeran mengangguk sambil mengeluarkan senyuman miringnya. Darah pria setengah baya itu seperti berhenti mengalir.
"Ya, ia akan kujadikan sebagai jaminan, jika kau berhasil membawa uang itu, maka aku akan mengembalikan anakmu. Namun jika kau tidak berhasil, kau tahu jawabannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
Hayran KurguApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...