Vote before reading please :)
Aku mulai memasukkan barang-barangku. Namun sebuah suara berhasil mengagetkanku.
"Aku suka saat kau berhasil membuat Janice bungkam karena jawaban darimu." ucap Pangeran Harry dengan tiba-tiba yang membuatku menoleh padanya. "J-Janice?"
"Yeah, wanita yang telah meremehkanmu dengan pertanyaannya." oh wanita itu, "T-terima kasih, Pangeran Harry." aku tersenyum padanya.
"Panggil saja aku Harry." ia membalas senyumku lalu bangkit dari duduknya dan pergi keluar kelas. Dia sangat baik, tidak seperti Pangeran gila itu. Baru saja aku ingin bangkit dari dudukku, namun ada tiga orang yang berdiri di hadapanku.
Aku mengangkat wajahku untuk melihat wajah mereka, salah satunya adalah wanita yang tadi meremehkanku. Siapa namanya? Janac? Janette? Jamaica?
"Lihatlah wanita yang telah mempermalukanku ini." ucap Jamaica padaku, aku hanya diam dan membalas tatapannya dengan tajam. Aku sedang tak ingin mencari masalah di hari pertamaku. "Bahkan ia berani duduk dengan Harry-ku." ucap salah satu dari keduanya, oh apa ia adalah kekasih Pange—maksudku Harry?
"Bisakah kalian bergeser? Kalian menghalangi jalanku." aku mengabaikan perkataan mereka. "Oh beraninya kau. Apa kau tak tahu siapa kami aku?" ia menunjukku dengan jarinya, andai aku bisa mematahkan jari itu.
Aku tak mempedulikannya dan langsung berdiri untuk meninggalkannya, baru saja aku ingin berjalan ia menarik tas yang menggantung di bahuku membuatku hampir terjungkal ke belakang. "Kau mau pergi ke mana? Urusan kita belum selesai, Jalang!" ia memanggilku apa? Dasar tidak punya kaca!
"Itu bukan urusanmu. Dan aku tidak memiliki urusan apapun denganmu." aku membalasnya dengan tajam, dan langsung melenggang meninggalkannya. Dapat kudengar jika ia mengeluarkan sumpah serapahnya untukku, namun aku menghiraukannya dan terus berjalan ke lokerku.
Aku merasakan jika perutku mulai memberontak, setelah meletakkan buku-buku di lokerku, aku mulai berjalan. Oh tidak, aku tidak tahu di mana letak cafetarianya.
"Hello?" seorang wanita menghampiriku. "Umm... Hi?" aku menyapanya balik, yang mungkin lebih terdengar seperti pertanyaan.
"Kau Selena Gomez, benarkan?" ia bertanya padaku. "Bagaimana kau bisa tahu?"
"Perkenalkan namaku Nicayla Lamar, kau bisa memanggilku Nica. Aku di sini juga karena mendapatkan beasiswa sepertimu." senyumku langsung merekah, oh akhirnya aku dapat menemukan orang yang sama sepertiku. "Akhirnya aku bertemu orang yang juga di sini karena beasiswa!" aku memekik senang, ia terkekeh.
"Bisakah kita berteman?" ia bertanya, pertanyaan macam apa itu? "Tentu saja! Mengapa tidak?" ia mengembangkan senyumannya.
"Apa kau mau ke cafetaria?" tawarnya padaku. "Kebetulan aku baru saja ingin ke sana, tetapi aku tidak tahu di mana letaknya." ujarku padanya sebelum akhirnya kami berdua berjalan melewati koridor-koridor yang berakhir di sebuah cafetaria yang sangat besar dan lumayan ramai. Ia menuntunku lalu duduk di sebuah meja yang masih kosong di pojokkan.
"Kau mau pesan apa? Biar aku yang memesan sebagai tanda terima kasihku padamu yang telah mengajakku ke sini." ujarku padanya, ia terkekeh. "Baiklah, aku pesan milkshake vanilla saja." aku mengangguk lalu berdiri untuk memesan.
Jika kalian bingung aku mendapat uang dari mana, semua ini diberikan oleh Putri Doniya, ia berkata jika uang ini berasal dari Ratu Trisha. Aku telah menolak, namun ia memaksaku, dan aku tak dapat menolaknya. Aku jadi merasa tak enak karena telah menyusahkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...