sebenernya chap ini sama chapp 27 itu digabung, tapi karena kepanjangan jadi dipisah deh ._. dan akhirnya chap ini jadi lebih pendek. btw i hope you'll enjoy this chapter!
dan bayangin yang di mulmed itu Safaa sama Will lagi megang kek banner tulisannya 'Happy Birthday Selena!' :'v author ga nemu pic yang cocok mah. dan maaf karena ketidak HD-an sang mulmed.
"Selamat ulang tahun Sayang!! Mum tahu jika ini masih terlalu awal. Tetapi Mum ingin segera mengucapkannya padamu. Kuharap di umurmu yang ke-20 kau dapat menjadi wanita yang lebih baik, semakin mandiri, dan juga segera terwujud keinginanmu. Termasuk bebas dari sana." senyumanku melebar. Mataku mulai berair.
"Terima kasih, Mum. Semoga doamu terkabulkan. Dan terima kasih. Uh-bagaimana kabar Dad?"
"Sama-sama, Sayang. Dadmu kurasa ia baik. Baru beberapa menit yang lalu ia pergi bekerja. Ia menitipkan salam untukmu, juga ia mengatakan selamat ulang tahun padamu. Ia meminta maaf karena tak dapat merayakan ulang tahunmu." aku mendesah kecewa. Kuharap aku menelponnya lebih cepat.
"Syukurlah. Aku senang mendengarnya, Mum. Tak apa. Tak ada yang bersalah di sini Mum."
"Kau benar. Oh ngomong-ngomong, Pangeran itu ternyata sangat baik ya?" tiba-tiba aku tersedak ludahku cukup parah. Aku terbatuk-batuk keras.
"Selena kau baik-baik saja?!"
"Uhuk—apa?! Baik?!"
"Iya, ia sangat baik."
"Bagaimana bisa kau berpikir jika ia baik, Mum?" aku mulai mengendalikan intonasiku. Aku hanya terlalu terkejut. Bagaimana bisa Mum berkata bahwa monster pemalas itu baik?
"Mum hanya berpikir saja. Mengingat kau tidak pernah mengeluh tentangnya."
"Oh Mum, dengan aku tidak pernah mengeluhkan tentangnya bukan berarti dia adalah orang yang baik. Lagipula ialah yang menjadikan kita seperti ini."
"Baiklah kau benar. Tetapi tetap saja, dia adalah orang yang baik bagi Mum." aku memutar kedua bola mataku. Mum memang selalu keras kepala.
"Baiklah terserah padamu saja, Mum." ku dengar ia terkekeh di sana.
"Apa kau tidak tidur? Ini sudah cukup larut, sebaiknya kau tidur. Tidak baik tidur terlalu malam."
Aku melirik jam, sudah pukul dua belas kurang lima belas menit. Ini sudah larut. Tiba-tiba pikiranku terlempar pada Dad yang baru saja pergi bekerja. Astaga ia bekerja semalam ini.
"Kau benar, baiklah selamat malam. Aku mencintaimu."
"Selamat malam, aku juga mencintaimu Sayang."
Senyuman tak luntur sekalipun dari bibirku. Aku telah menghubungi Taylor dan beberapa temanku lainnya. Aku telah meminta maaf pada mereka karena selama ini kami hilang kontak. Dan mereka memaafkannya. Aku sangat merindukan mereka, terutama Taylor. Aku juga telah bercerita banyak pada Taylor. Ia sedikit sedih karena tak dapat jadi orang yang pertama mengatakan selamat ulang tahun padaku.
Aku meletakkan ponselku di atas nakas dan mematikan lampu. Aku membaringkan tubuhku di atas ranjang dan meletakkan kepalaku di atas bantal. Aroma tersebut masih dapat masuk ke dalam penciumanku.
Tetapi aku percaya jika ini bukanlah Pangeran. Oh ayolah, untuk apa Pangeran memasuki kamarku saat aku sedang tidak ada, terlebih lagi hingga menidurinya? Sungguh tidak masuk akal.
Mataku mulai terpejam. Namun karena rasa bahagia yang melanda hatiku membuatku sulit tertidur. Dan baru aku menutup mata selama lima belas menit aku mendengar suara yang membuatku terkejut.
Aku dengan cepat mendudukkan tubuhku. Namun gelapnya kamar membuatku tidak dapat melihat apa-apa. Suara itu kembali terdengar, juga beberapa bisikan kecil. Keringat mulai membasahi dahiku. Oh apa itu?
"Siapa di sana?!" namun tak adanya sahutan membuatku kembali meneguk ludah dengan susah payah.
Tanganku dengar bergetar berusaha menggeraya lampu yang terletak di nakas. Setelah berhasil aku disuguhi dengan dua anak kecil yang memegang balon dengan kertas panjang bertuliskan 'Happy Birthday Selena!' wajah mereka terlihat sangat semangat dengan senyuman lebar. Aku menutup mulutku. Oh kejutan apa lagi ini?
"Happy birthday Selena!!" pekik mereka. Mataku terarah pada jam. Ini tepat dua belas malam, yang maksudnya telah memasuki hari minggu. Ini adalah hari ulang tahunku.
"Oh astaga." entah berapa kali aku mengucapkan kalimat itu.
"Maafkan kami tidak memiliki kado untukmu."
"Safaa, William. Ini sudah cukup bagiku, tak perlu kado. Oh terima kasih!" mereka berlari ke arahku dan memelukku. Hatiku menghangat. Aku benar-benar merasa sangat dicintai oleh mereka.
"Sama-sama Selena. Lagipula ini adalah ide Will." aku menoleh pada Will, ia memberikanku senyuman dengan giginya yang lepas satu. Aku mengecup kepalanya, lalu mengecup kepala Safaa.
"Terima kasih untuk kalian berdua. Jadi kalian tidak tidur?" mereka berdua menggeleng. "Kami ingin merayakan ulang tahunmu. Apakah kami telah menjadi yang pertama mengucapkannya?" aku terkekeh.
"Sayangnya tidak. Tetapi ini sangat indah." terdapat rasa kecewa di wajah mereka. "Hey tidak apa-apa. Kalian telah menjadi yang pertama mengucapkannya tepat di hari ulang tahunku."
Mereka mulai duduk di ranjangku dengan menatapku. Tiba-tiba pertanyaan muncul dalam benakku.
"Apakah tadi kalian yang tidur di ranjangku?"
"Tidak. Kami belum masuk ke kamarmu tadi."
Aku kembali memutar otak. Aku masih tidak percaya jika Pangeran yang melakukannya.
"Apa kalian melihat seseorang memasuki kamarku saat aku pergi kuliah?" mereka terlihat berpikir. Batinku menggigit bibirnya kuat, penasaran dengan jawaban mereka.
"Kurasa tidak ada," batinku mendesah kecewa. "Oh tunggu, aku melihat seseorang." celetuk Safaa. Aku dengan cepat memandangnya.
"Aku melihat seseorang, ia memasuki kamarmu saat kau tidak ada, Selena."
"Siapa dia?" jawaban terakhirnya membuat batinku membenturkan kepalanya ke dinding.
"Kak Zayn."
haii readers!!!
Happy Eid Mubarak!! Selamat Hari Raya Idul Fitri buat kalian yang merayakan <3<3<3 maafin author yah kalo ada salah sama kalian semua :***
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...