Mataku melirik padanya yang sibuk dengan ponselnya. Batinku tersenyum senang hingga meloncat-loncat di atas ranjangnya. Sedangkan yang kulakukan hanyalah menarik senyuman kecil di bibirku.
Kemarin benar-benar hari yang sangat indah dan yang paling indah di dalam hidupku. Aku tidak mungkin dapat melupakan hari itu. Di mana aku bertemu dengan Dad, dan Pangeran mengurangi uang tebusan itu dengan jumlah yang sangat besar.
Dari 1,2 juta menjadi 100.000 saja? Itu sungguh banyak. Aku tidak mengerti bagaimana ia bisa berubah menjadi sangat baik seperti itu. Rasa benciku padanya sedikit menghilang karena perilakunya itu. Tetapi ia masih sama menyebalkannya. Selalu memerintahku tanpa ampun.
Walaupun ia mempertemukanku hanya dengan Dad dan dalam jangka waktu hanya sehari saja. Namun itu cukup bagiku, setidaknya aku masih bisa melihat dan berbicara pada Dad. Dan ternyata aku salah, ulang tahunku pada tahun ini adalah yang paling istimewa dari tahun sebelumnya.
Mobil ini berhenti, membuatku menoleh pada luar jendela mobil. Dan terpampanglah sebuah restoran, yang kutebak sangat mewah. Pangeran menyodorkan kacamata juga masker padaku.
Hari ini ia memintaku untuk pergi makan keluar bersamanya. Dengan alasan ia ingin mencari angin. Ini masih cukup pagi, dan kuliah kami masih beberapa jam lagi.
Aku keluar dan mengikutinya. Kami berjalan hingga sampai pada meja yang paling pojok dan tertutup. Mungkin inilah salah satu duka menjadi seorang bangsawan.
Aku memesan satu spaghetti dan ia yang memesan ayam. Aku sedikit heran dengannya. Apa ia tidak bosan hanya makan ayam, ayam, dan ayam pada hampir setiap harinya. Kelamaan aku takut jika dirinya akan bermetamorfosis menjadi ayam.
"A-aku ingin berterima kasih padamu."
Ia mengangkat wajahnya untuk melihatku dengan menautkan kedua alisnya. Kacamata juga masker telah kami lepas.
"Karena kemarin."
"Kau sudah berkali-kali mengatakannya."
"Yeah, tetapi tetap saja. Aku masih merasa belum cukup. Itu adalah hadiah terbaik. Aku tidak menyangka jika kau akan membawa ayahku ke istana, dan mempertemukanku dengannya. Juga dari mana kau tahu jika aku berulang tahu—oh aku sudah bertanya."
"Kau tahu. Kau terlalu banyak berbicara. Aku hanya ingin mempertemukanmu dengan ayahmu di hari ulang tahunmu. Karena aku kasihan padamu, kau terlihat sedikit menyedihkan."
Raut wajahku berubah, yang sebelumnya sangat berbinar menjadi jengkel. Beraninya ia mengatakan jika aku terlihat menyedihkan. Dasar pria menyebalkan.
"Sebaiknya simpan kalimat terima kasihmu itu untuk kakakmu." selanjutnya ia mengarahkan pandangannya pada ponselnya. Aku terdiam; berusaha untuk mencerna perkataannya.
Kakakku? Aku adalah anak tunggal, lalu siapa yang ia maksud dengan kakak? Seketika gambaran pria keriting dengan mata hijau datang di dalam benakku. Senyumku mengembang. Harry benar-benar membantuku, oh astaga aku harus segera berterima kasih padanya.
"Ini pesanan kalian, selamat menikmati." tiba-tiba seorang pelayan wanita datang pada kami dengan makanan juga minuman yang kami pesan sebelumnya. Sontak Pangeran memalingkan wajahnya ke tembok. Sedangkan aku merasa tidak enak pada pelayan ini karena perilaku Pangeran.
"Oh—ya, terima kasih." pelayan itu melirik Pangeran yang masih memalingkan wajahnya lalu mengangguk ragu dan meninggalkan kami. Pangeran menghela napas lega sebelum akhirnya mengedarkan pandangannya; memastikan tidak ada orang lain yang melewati kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...