Chapter 15

368 41 14
                                    



Vote before reading please :)



Aku berjalan melewati lorong kerajaan yang panjang. Tubuhku terasa lebih ringan setelah berendam dengan air hangat. Beberapa pelayan yang kulewati melemparkan senyum padaku yang kubalas juga dengan senyuman. Di tanganku terdapat kotak hitam yang diberikan Pangeran Harry padaku tadi siang. Kini aku harus memberikan kotak hitam itu pada Pangeran sekaligus untuk meminta maaf padanya.

Sebenarnya aku masih belum siap untuk kembali bertatap wajah dengannya. Wajah merahnya saat marah masih melekat di dalam benakku. Gambaran dirinya yang mengangkat tangannya bersiap untuk menamparku masih terbayang, membuatku sedikit ragu untuk menyampaikan kotak ini padanya.

Pikiranku buyar saat mendapati diriku telah berada di depan pintunya. Dengan perlahan aku mengetuk pintunya. Namun aku tidak mendengar sahutan dari dalam. Tanpa menunggu aku langsung mendorong pintunya.

Aku terdiam saat manik mataku menangkap pemandangan kamar yang kosong juga tidak rapi. Apakah ia mandi?

Aku kembali menggerakkan kakiku menuju kamar mandi, aku kembali terdiam saat tidak mendapati dirinya di dalam kamar mandi. Di mana ia sekarang?

Saat tengah mencari dirinya, tiba-tiba satu tempat terbesit di benakku. Kandang kuda.

Dengan cepat aku kembali berjalan keluar dari kamar Pangeran dan menuju pintu belakang istana. Kedua pengawal yang berdiri tegap di kedua sisi pintu dengan sigap membukakan pintu—atau gerbang besar itu untukku. Tanpa mengucap terima kasih aku berlari kecil menuju kandang kuda. Kakiku berhenti dengan otomatis saat melihat Pangeran sedang memberi makan Arrow.

Aku meneguk ludahku dengan susah payah. Keraguan kembali menyerangku. Pikiranku menyuruhku untuk kembali memasuki istana dan meletakkan kotak hitam itu di atas ranjang Pangeran, namun hatiku menyuruhku untuk tetap menemui Pangeran dan meminta maaf padanya. Batinku menggigit jari kukunya.

Aku memantapkan pilihanku untuk meminta maaf pada Pangeran. Dengan perlahan aku berjalan mendekat padanya yang membelakangiku.

"P-pangeran."

Ia menoleh kaget. Namun ia segera mengganti tatapannya dengan datar dan dingin saat melihatku berdiri di hadapannya. Alisnya menyatu saat melihat kotak hitam yang berada di tanganku. Aku membasahi tenggorokanku yang kering.

"P-pangeran Harry memberikan ini padaku. Ia ingin aku untuk memberikannya padamu." sedetik kemudian ia mengangguk dan mengambil kotak itu dari tanganku. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.

"P-pangeran." panggilku lagi yang membuat dirinya kembali menatapku.

"A-aku, a-aku ingin—"

Astaga mengapa rasanya begitu sulit untuk mengatakan maaf padanya.

"Aku ingin meminta maaf padamu atas kesalahan yang kulakukan kemarin." kalimat itu meluncur dengan lancar dari mulutku. Mataku senantiasa menunggu reaksi darinya. Ia masih menatapku. Membuatku menunduk.

"A-aku benar-benar menyesal telah mengatakan hal seperti itu padamu." sambungku pelan.

"Jangan pernah mengulanginya lagi."

Hanya itu kalimat yang kudengar darinya. Setidaknya ia masih mau berbicara padaku.

Aku kembali mengangkat kepalaku untuk menatapnya. Kini ia sedang memandang kotak hitam yang baru saja kuberikan.

Arrogant Prince [Z.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang