well i know this chapter is really weird, but i hope you'll enjoy it.
"Oh wow."
Aku menatap gaun panjang berwarna abu-abu tanpa lengan dan penuh dengan permata pada bagian atasnya yang telah terpasang di tubuhku dengan kagum.
Apa Pangeran bercanda memberikan gaun se-indah ini untukku? Maksudku ini benar-benar indah, atau bahkan terlalu indah. Aku hanya gadis biasa, dan lagipula tak mungkin ada yang mengajakku untuk berdansa. Jadi aku tak perlu memakai gaun indah ini.
Sebaiknya aku tak menggunakannya, aku dapat mencari gaun lain di dalam walk in closet yang mungkin dapat digunakan untuk acara sebentar lagi. Aku tahu jika Pangeran pasti akan marah besar karena aku tak menggunakannya, tetapi aku tak bisa. Ini terlalu indah untukku.
Namun saat aku baru hendak melangkah menuju walk in closet tiba-tiba beberapa orang pelayan langsung masuk ke dalam kamarku. Aku menatap mereka dengan terkejut, hingga salah satu dari mereka berbicara.
"Kami diperintahkan untuk menyiapkan anda untuk pesta dansa."
"M-menyiapkanku?"
"Ya, Nona. Sekaranglah di kursi itu dan biarkan kami merias anda."
Batinku terperangah saat mendengar perkataannya. Tidak, aku tidak berekspetasi jika aku akan dirias malam ini. Oh astaga, ini adalah pesta bangsawan, aku tak seharusnya mengikuti pesta ini.
Pelayan-pelayan itu menarikku untuk duduk di depan meja rias saat aku tengah berkecamuk dengan pikiranku. Dan aku tak sempat menghindar dan hanya mengikuti apa yang mereka lakukan terhadapku.
Sementara batinku berkecamuk, mereka mulai memoleskan riasan pada wajahku. Dan yang lainnya terlihat sedang menyanggul rambutku dan tak membiarkannya terurai. Aku hanya memejamkan mataku dan berharap perbuatan mereka segera selesai.
"Selesai, Nona." aku membuka mataku setelah mendengar perkataannya. Dan seketika aku terdiam melihat penampilanku yang sungguh menakjubkan.
Apakah ini benar-benar diriku?
"Anda terlihat sangat cantik." puji mereka.
"T-terima kasih."
Mereka mengangguk, "Anda harus segera turun karena acara akan dimulai." ucap salah satu dari mereka sebelum akhirnya mereka bergegas keluar dari kamar dan meninggalkan aku yang masih terkagum oleh penampilanku.
Tak ingin membuang waktu aku berdiri dan kembali menemukan sepatu high heels berwarna abu-abu yang telah disiapkan di depanku.
Setelah memakainya aku memeriksa penampilanku di depan cermin besar.
Ini sungguh sempurna. Dan jujur saja aku terlihat seperti seorang tuan putri jika seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...