47

411 38 10
                                    



"Tunggu-tunggu. Sepertinya aku menemukan sesuatu yang tak biasanya pada hari ini! Hmm apa itu?"

Nica menyipitkan matanya dengan mulut yang membentuk senyuman seringaian yang sangat membuatku tidak nyaman. Namun aku tetap tersenyum lebar atas ekspresinya, jika boleh jujur wajahnya terlihat lucu sekaligus menyebalkan.

"Hmm apa itu?" aku balas menggodanya yang membuatnya semakin menaik-naikkan alisnya. Tak berniat menjawab pertanyaannya, aku mengikutinya untuk memainkan alisku.

"Oh hentikan itu Selena, aku tahu kau pasti memiliki sesuatu yang kau sembunyikan dariku. Katakan apa itu!"

Aku terkekeh kecil. "Memangnya apa yang membuatmu begitu yakin jika aku memiliki sesuatu yang kusembunyikan?"

"Tingkahmu sungguh aneh hari ini. Sepanjang hari ini kau terus tersenyum yang membuatku bertanya-tanya."

Aku kembali tertawa atas ucapannya. Entah mengapa aku memang hari ini merasa sangat bahagia. Bahkan semalaman aku tak dapat tidur karena perasaan bahagia yang menyebar di dalam seluruh tubuhku.

"Oh apa kau sedang jatuh cinta?!"

Sontak aku tersedak ludahku sendiri saat mendengar ucapannya.

"A-apa?! Tentu tidak! Hey yang benar saja, aku tak mungkin jatuh cinta pada—maksudku aku bahkan tak memiliki pria yang sedang dekat padaku."

Aku dapat merasakan pipiku memanas. Seketika satu persatu sekelebat bayangan pesta dansa semalam muncul di dalam kepalaku. Dan aku merasa pipiku semakin panas saat mengingat apa ucapan yang Pangeran katakan padaku semalam.

Tunggu, apa aku jatuh cinta padanya? Itu tidak mungkin! Oh yang benar saja aku jatuh cinta pada seseorang seperti dirinya? Sungguh tidak masuk akal.

"Jujurlah padaku Selena! Ayolah! Apa kau tega membiarkan sahabatmu ini mati penasaran?"

"Aku tidak jatuh cinta, Nica sahabatku. Aku hanya merasa senang, ka-rena a-yahku baru saja mengunjungiku kemarin. Hal itu membuatku sangat senang karena aku begitu merindukannya."

Seketika batinku menepuk dahinya. Oh bahkan semalaman aku hanya memikirkan pesta dansa itu dan melupakan keadaan keluargaku. Oh tidak, apa yang akan mereka pikirkan saat ternyata anak semata wayang mereka tersenyum seperti orang gila sepanjang malam tanpa alasan yang jelas dan melupakan orang tuanya?

"Hmm aku sedikit meragukan perkataanmu. Namun aku turut senang karena ayahmu mengunjungimu."

Batinku menghela napas leganya. Walaupun terselip rasa menyesal karena telah membohongi sahabatku sendiri. Namun bukankah itu tidak mungkin jika aku memberitahunya tentang pesta dansa semalam? Yang benar saja, Pangeran akan memotong leherku hidup-hidup.

"Uh aku sepertinya memiliki jam kuliah sebentar lagi, sebaiknya aku pergi ke kelas sebelum dosen tua itu memarahiku, Sele. Sampai jumpa!"

Aku melambaikan tanganku padanya yang berjalan menjauh dan berdiri setelah menghabiskan segelas coke yang kubeli.

Kakiku hendak berjalan keluar dari kantin sebelum akhirnya perjalananku terhenti saat mataku menangkap sebuah isyarat dari orang yang semalaman kupikirkan. Perlahan namun pasti jantungku kembali berdetak lebih kencang dari sebelumnya.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum akhirnya mulai mengikuti jauh di belakangnya. Selama berjalan hatiku terus bertanya-tanya. Ini masih cukup pagi, dan sungguh aneh jika ia memanggilku. Dan sepertinya aku sama sekali tidak berbuat salah kepadanya.

Arrogant Prince [Z.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang