Chapter 14

353 39 13
                                    


Vote before reading please :)

Ps: Selena Gomez and Nicayla Lamar on mulmed




"Apa kau baik-baik saja? Sedari tadi kau terlihat sangat murung." aku mengalihkan mataku untuk menatap gadis yang telah menjadi sahabatku selama seminggu ini. Betapa jahatnya diriku menghiraukannya dan memilih untuk melamun sedari tadi.

"M-maafkan aku Nica, aku baik-baik saja. Hanya—aku memiliki sedikit masalah." aku tidak yakin dengan kata 'sedikit' yang kuucapkan. Yang sebenarnya terjadi adalah masalah itu benar-benar besar bagiku.

Semenjak kejadian kemarin pagi. Hubunganku dengan Pangeran menjadi sedikit renggang. Jika kalian berpikir kemarin ia memberiku hukuman yang sangat berat, maka kalian salah besar.

Nyatanya ia kemarin langsung meninggalkanku sendirian di lapangan itu. Yeah, setelah aku tersadar jika aku sudah terlalu lancang berkata, ia berjalan mendekat padaku...


Flashback ON

Pangeran mendekat padaku dengan rahang yang terkatup rapat dan mata yang memancarkan kemarahan. Jantungku kembali menambah kecepatannya. Aku dapat melihat jika ia mengangkat tangannya setelah jaraknya hanya tinggal beberapa inchi dariku. Sontak aku menutup mataku. Entah sejak kapan air mataku telah mengalir. Aku tidak tahu apa yang kutangisi, Dad yang dipecat dari pekerjaannya ataukah Pangeran yang tengah dikuasai amarah karenaku.

Namun aku tidak merasakan sebuah tamparan ataupun pukulan yang mengenai diriku, dengan perlahan aku membuka mataku. Napasku tercekat saat menemukan wajah Pangeran yang berjarak hanya lima sentimeter dari wajahku.

"Sayangnya kau adalah seorang wanita. Jika kau bukanlah seorang wanita, maka kupastikan kau telah terbaring di atas tanah detik ini juga." napasku memburu saat mendengar perkataannya. Nadanya begitu tajam dan menusuk.

"Ingatlah satu hal. Kau hanyalah seorang pembantu pribadiku di kerajaan ini. Tidak lebih. Bersyukurlah aku masih menampungmu di sini." darahku serasa berhenti mengalir. Kali ini benar-benar menusuk.

Selanjutnya ia berjalan menjauh dan meninggalkanku yang mematung di tempat.


Flashback OFF


Ia benar-benar berbeda. Ia hanya berbicara satu atau dua kata padaku semenjak kejadian itu. Bahkan ia tidak menyuruhku untuk berolahraga pagi ini, dan ia juga tidak pergi ke kampus hari ini. Aku diantar oleh salah satu prajuritnya yang kuketahui bernama Nicolas.

Aku sendiri tidak tahu. Siapakah yang salah di sini, aku atau Pangeran?

"Kau bisa bercerita jika kau mau. Aku tidak memaksamu, aku hanya ingin kau merasa lebih baik. Karena saat seseorang menceritakan masalahnya pada orang lain, maka ia akan merasa lebih baik." ucapan Nica kembali membuyarkan lamunanku. Apa aku harus bercerita padanya? Aku sedikit ragu. Tetapi aku tidak ingin ia merasa kecewa padaku karena tidak mempercayainya.

"Jika kau memang tidak ingin bercerita tidak apa, aku dapat mengerti itu."

"Apa yang kau lakukan saat kau tidak sengaja melukai hati orang lain dengan perkataanmu. Kau dalam amarah dan tidak bisa mengontrol dirimu karena kesalahan yang orang itu perbuat?" aku memutuskan untuk menceritakan pada Nica. Tentu saja aku menutup identitas yang asli.

Arrogant Prince [Z.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang