mungkin yang udah baca chap ini bakalan bingung kenapa author update lagi. tetapi kalian harus baca ulang karena alurnya diubah.
jadi author update ulang dengan alur yang berbeda. semua gara2 keteledoran author dalam menyimpan cerita :' waktu itu udah nulis sampai 1k+ words. dan sepertinya lupa nyimpen di mana, waktu nyari ketemunya yang masih setengah, dan terpaksa nulis lagi. tadi waktu lagi cek satu2 eh ketemu, jadi author lebih milih pake alur yang lama aja soalnya kalo yang baru itu nulisnya dadakan, jadi agak berantakan.
sorry :'
"Kelas untuk hari ini berakhir. Sampai bertemu di pertemuan berikutnya."
Aku hanya melirik dosen yang telah berlalu dari kelas. Aku meletakkan kepalaku di atas meja. Menutup mataku dan menarik napas kasar. Berusaha menyingkirkan pikiran yang menggerayapi benakku.
Mulai dari semalam aku selalu merasa tidak enak. Seperti sesuatu yang buruk akan menimpa. Tetapi aku tidak tahu menimpa siapa. Entah itu aku, kerajaan, Pangeran, teman-temannya, maupun kedua orang tuaku. Rasanya benar-benar memusingkan. Aku tak dapat tidur dengan nyenyak. Padahal baru saja kemarin aku merasa sangat bahagia.
Aku tersentak hingga terbangun dari meja saat merasakan tendangan yang kuat pada kursi yang tengah kududuki hingga aku sedikit meloncat. Aku menoleh ke belakang dan menemukan seorang wanita yang tidak kuketahui namanya. Tetapi aku tahu jika ia adalah salah satu teman Janice.
Emosi mulai naik hingga ke puncak kepalaku.
"Apa yang kau lakukan?!" aku membentaknya. Anggap saja jika aku terlalu berani. Tetapi dengan keadaanku yang sedang lelah, dan stres, lalu ditambah dengan perbuatannya itu dapat membangunkan singa dalam diriku yang sudah lama tertidur.
"Oh kau berani membentakku ya? Dasar orang miskin."
Darahku seketika mendidih dengan sebutan yang ia lontarkan padaku. Ingin sekali aku menjambak rambut pirangnya dan segera menenggelamkannya ke dalam Segitiga Bermuda. Ia hanya menatapku tajam sembari memainkan ujung rambutnya.
"Apa yang kau inginkan? Berhentilah mengangguku, aku sama sekali tidak mengganggu kalian!"
"Ouh—chill little bitch. Kau tidak menggangguku? Sama sekali tidak? Oh omong kosong macam apa itu? Tentu saja kau sangat menggangguku. Kehadiranmu di sini mengganggu seluruh anggota kami!"
"Apa yang sebenarnya kulakukan hingga membuatmu—kalian membenciku? Aku hanya seorang gadis biasa yang beruntung dapat masuk ke dalam universitas ini." aku sudah lelah dengan mereka yang selalu memusuhiku. Aku sama sekali tidak ingin memiliki musuh.
Ia tertawa puas, entah karena apa.
"Syukurlah kau menyadarinya. Kau telah berbuat kesalahan pada kami. Terutama padaku. Kau telah mendekati Justin. Sang pujaan hatiku. Kau sangat licik. Dengan mudahnya kau mendekatinya dan membuatnya mengajakmu untuk jalan-jalan memutari kampus. Apa yang sebenarnya kau gunakan untuk menariknya? Kau sama sekali tidak cantik. Bahkan wajahmu dapat disamakan dengan seekor kera!"
Oh astaga. Kurang ajar! Wajahku seperti seekor kera?! Bisakah aku menjadi seorang psikopat untuk kali ini saja? Agar aku bisa memutilasinya?
"Apa?! Aku sama sekali tidak mendekati Jus—pujaan hatimu itu. Aku hanya berteman dengannya. Tidak lebih. Jika kau ingin dirinya, ambil saja. Tak ada yang melarang."
"Dasar pembohong. Aku tahu sifat busukmu itu. Berhentilah membual. Dan jauhi dia secepatnya. Atau kau akan tahu akibatnya."
"Oh ayolah Nona yang tidak aku ketahui namanya. Kau tidak memiliki hak untuk melarangku berteman dengan siapa saja. Kau bukanlah ibuku, bahkan aku tidak mengenalmu sama sekali. Terserahku ingin berteman dengan siapa saja. Mau itu Justin, Harry, atau pohon sekalipun. Itu tak ada urusannya denganmu. Sebaiknya berkacalah dahulu sebelum menuduh orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...