Freddie Highmore as Prince William.
He is my favourite actor by the way >_< and i love his film 'Arthur and the Invisibles'
"Kukira kau akan membatalkannya lagi." aku mendongakkan kepalaku untuk melihat wajahnya. Ia terlihat senang.
"Tidak. Aku minta maaf karena aku selalu membatalkannya."
"Tidak apa-apa, aku tahu jika itu bukanlah kemauanmu."
Aku mengangguk dan menatap lurus pada lantai yang sedang menjadi tempat kami berjalan. Yeah, sesuai dengan janjiku padanya, ia mengajakku untuk berjalan-jalan mengelilingi kampus ini.
"Kau tahu, sebelumnya aku tidak pernah mengajak seseorang untuk berjalan-jalan." aku menoleh padanya dengan cepat. Itu artinya aku adalah orang pertama yang diajak berjalan-jalan olehnya? Terdapat sedikit rasa bangga yang menjalar di hatiku mendengar ungkapannya.
"Benarkah? Mengapa?"
"Ya, entahlah aku hanya tidak terlalu suka untuk berjalan-jalan. Namun aku suka mengajak berkeliling, apalagi seorang mahasiswa baru sepertimu." ia menatapku lalu tersenyum. Batinku telah melayang ke atas langit.
"Sepertinya kau sangat suka memandu. Mengapa tidak jadi tour guide saja?" aku terkekeh, diikuti dengannya.
"Kau benar. Aku memang ingin menjadi seorang tour guide. Namun posisiku sebagai seorang pangeran membuatku tidak bisa menggapai cita-citaku itu. Terlebih lagi kakak lelakiku telah meninggal, membuatku harus menjadi putra mahkota." ia menatap lurus, terlihat sedikit ekspresi jika ia sangat sedih.
"M-maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk mengingatkanmu."
"Tidak, itu bukan kesalahanmu. Ia memang mempunyai banyak musuh. Itulah yang membuatnya terbunuh tiga bulan yang lalu."
"Aku turut berduka. Uhm, jika boleh tahu, siapa nama kakakmu itu?"
"Frededick. Ia adalah kakak yang sangat baik. Namun terkadang ia bisa sangat menyebalkan. Yeah kau tahu terkadang saudara sendiri bisa sangat menyebalkan dan menyebabkan pertengkaran."
"Uh aku tidak mempunyai saudara, aku adalah anak tunggal. Bagaimana rasanya memiliki saudara? Apakah itu menyenangkan?"
Arah pembicaraan kami mengingatkanku pada Harry. Juga pada kejadian di mana aku memanggilnya kakak. Ia benar-benar seorang pria yang baik.
"Oh benarkah? Memiliki saudara terkadang bisa menjadi hal yang paling menyenangkan namun juga mengerikan di waktu yang sama. Apalagi seorang kakak, ia dapat berlaku sesukanya tanpa harus takut adiknya marah. Ia dapat selalu memerintah adiknya, terkadang jika si adik menolak, maka tak segan-segan seorang kakak akan mengadakan kerja rodi untuknya." aku tertawa pada ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...