Chapter 2

637 49 1
                                    


Don't forget to vote please :)



Author's POV



"Selena, bukalah ini Mum." ucap seorang wanita paruh baya di depan kamar anaknya, wajahnya terlihat kalut dan khawatir. Ia tahu jika anaknya pasti merasa hancur, ia juga tidak bisa menyalahkan suaminya, karena yang sebenarnya terjadi adalah suaminya telah dijebak oleh seseorang.

Ceklek.

Pintu pun terbuka, menampilkan seorang gadis dengan mata sembabnya, hatinya seperti teriris saat melihat gadisnya. Wanita itu segera memeluk anaknya dengan erat, tak membuang waktu, gadis itu menumpahkah air matanya di dada sang Ibu.

"Aku tidak tahu harus apa, Mum." ucap gadis itu dengan suara yang parau. Wanita itu tak sanggup mengucapkan sepatah kata pun.

"Kita tidak punya uang sebanyak itu." lanjutnya, tetap dengan suara paraunya. Sang ibu langsung mencium puncak kepalanya.

"Sebenarnya apa yang telah Dad lakukan, hingga ia harus mengganti uang sebanyak itu, Mum?"

Tak mendengar jawaban dari sang ibu, gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya. "Mum, aku butuh waktu untuk sendiri." putusnya, wanita itu segera mengusap puncak kepala gadisnya lalu mengecupnya sebelum pergi keluar kamar.

"Apa yang harus kulakukan?" gumamnya.

"Jika aku menolak, kami bisa dapat uang itu dari mana?" Ia mengacak rambutnya frustasi.

"Ahh, kepalaku jadi pusing. Menjadi pembantu di kerajaan? Itu sangatlah buruk, bagaimana dengan kuliahku? Tidak mungkin aku akan meninggalkannya begitu saja. Apalagi aku bisa kuliah karena beasiswa, tidak mungkin aku menyia-nyiakan beasiswaku. Oh ini semua menjadi semakin rumit."

Ia langsung mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sebuah nomor.

"Taylor?" ucapnya dengan parau setelah tersambung.

"Hai Sele. Mengapa suaramu terdengar parau? Apa kau habis menangis?! Kau ada masalah?! Ceritakan padaku Sele!" ucap seorang gadis dari seberang dengan panik. Gadis itu segera menceritakan segalanya pada gadis yang ia hubungi. Seketika gadis yang bernama Taylor itu terkejut mendengarnya.

"Oh my gosh, aku tak percaya jika ayahmu melakukan itu! Aku turut sedih Sele. Bagaimana jika aku meminjakanmu uangku?" ucap Taylor yang berhasil membuat mata gadis itu ingin keluar.

"Apa?! Tidak Tay! Aku hanya butuh saranmu." sergahnya.

"Ikuti kata hatimu, Sele. Aku yakin kau pasti bisa mengatasinya, jangan rapuh. Mengerti?"

"Yeah, terima kasih banyak Taylor, kau telah mengembalikan semangatku. Walau hanya sedikit." ucapnya sembari terkekeh pelan.

"Haha syukurlah, baiklah aku harus pergi. Selamat tinggal, ingat! Jangan rapuh dan selalu ikuti kata hatimu!" gadis itu kembali terkekeh dan mengangguk.

"Baiklah, selamat tinggal."

Ia kembali merenung, ia tak tahu harus apa saat ini. Terlebih lagi ia tahu jika ia tidak bisa menghindar ataupun menolak. Ia telah menjadi jaminan tanpa persetujuan darinya. Dan ia tidak mungkin bisa membenci ayahnya sendiri.



***

Kedua orang tuanya sangat mengkhawatirkannya, ia tidak keluar kamarnya sampai hari mulai petang. Ayahnya sangat menyesal, ia merasa sangat bersalah. Namun ia hanya dijebak oleh seseorang. Ada orang lain yang sepertinya ingin melihat dirinya menderita.

Arrogant Prince [Z.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang