Dalam sekejap duniaku runtuh menjadi puing-puing yang tak berbentuk. Aku merasakan bahwa bumi dan waktu telah berhenti untuk berputar dalam sekejap. Dan tubuhku terasa jatuh merosot ke dalam jurang yang amat dalam dan terhempas jatuh ke dalamnya sebelum akhirnya sebuah suara keras menyentakku kembali dari lamunanku.
"Sudah kuduga! Kau memang benar-benar seorang jalang amatir!"
Janice mendekatiku dan menarik kerah bajuku dengan paksa lalu mendorongku hingga kepala juga punggungku menabrak tembok dengan keras.
Entah sejak kapan air mataku telah mengalir. Rasa sakit yang menyerangku tak dapat lagi kurasakan, dan sesak di dadaku perlahan membuatku kesulitan untuk bernapas.
"Kalian semua lihatlah wanita yang bertingkah seolah-olah adalah malaikat tak bersayap ini! Ia adalah seorang jalang yang tanpa rasa malu menyatakan perasaannya pada Zayn Malik, Pangeran pemilik kampus ini! Ia bahkan belum setahun berada di kampus ini dan telah berani melakukan hal memalukan itu!!"
Telingaku berdegung kencang mendengar setiap kata yang keluar dari mulutnya. Aku mengangkat kepalaku sedikit dan melihat tatapan mencemooh yang dilemparkan padaku oleh para mahasiswa yang mengelilingiku. Mereka semua berbisik-bisik menatapku, bahkan aku tak dapat mendengar apa yang mereka katakan terhadapku.
Mataku bergerak melirik Nica yang telah menangis dengan menutup mulutnya. Dan aku tak dapat menahan mataku untuk tidak melihat pria yang telah menerbangkanku hingga ke langit yang tinggi dan juga menjatuhkanku ke dalam jurang yang paling dalam.
Ia menatapku dengan datar yang membuat hatiku semakin tercabik sakit.
Dengan santainya ia berjalan keluar dari lingkaran mahasiswa dan meninggalkanku dengan penghinaan yang begitu besar.
Sesakit inikah rasanya? Mengapa aku mengalami hal seperti ini di dalam hidupku? Bahkan ini bukanlah salahku! Ini benar-benar bukan salahku! Dialah yang menyebabkan semua ini! Dia yang telah membuatku bersandiwara seolah-olah tak mengenalnya! Dia yang telah membuatku berbohong pada sahabatku, pada semua orang tentang identitas asliku! Dia yang membuatku menemuinya di taman! Dan sekarang, dia menyalahkanku akan semua yang terjadi.
Aku tak yakin jika hatiku masih tersisa.
***
Tok tok tok.
Tok tok tok.
Ketukan pintu berhasil membuat lamunanku terpecah. Namun tak ada niat dalam diriku untuk sekedar menoleh pada sumber suara itu.
Tok tok tok.
Ketukan yang semakin keras sama sekali tidak mengubah pendirianku untuk tetap diam dan bergeming.
Ceklek.
"Selena?"
Suara yang terasa tak asing terdengar di indra pendengaranku, namun aku sama sekali tak ingin menoleh.
"Selena?!"
Perlahan kepalaku menoleh dengan terpaksa, dan mataku menemukan wajah Ashley yang terlihat amat terkejut. Sirat akan ke-khawatiran terlihat jelas pada manik matanya.
"Oh astaga Selena! Apa yang telah terjadi denganmu?"
Aku memalingkan wajahku darinya dan terus menatap pada jendela kamarku.
Aku sudah menduga bagaimana reaksinya saat melihat keadaanku yang mungkin kelewat menggenaskan ini.
"Selena? Apa kau baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...