Vote before reading please :)
ps: Safaa Malik on mulmed
"Dimanakah orang tuamu?"
Hatiku sedikit tersenggol saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut mungilnya. Haruskah ia bertanya tentang itu?
Ribuan pertanyaan kembali menyerang benakku. Bagaimana keadaan orang tuaku saat ini? Sedang apa mereka? Apa mereka juga memikirkanku seperti aku memikirkan mereka saat ini? Apakah mereka juga merindukanku seperti aku merindukan mereka saat ini? Apa mereka sedang berusaha untuk membebaskanku? Dan apakah Dad telah mendapatkan uang itu? Atau mereka malah menikmati waktu tanpaku? Pikiran positif dan negatif terus menghantui benakku.
Aku menunduk untuk menatap wajahnya yang terlihat ingin sekali aku menjawab pertanyaannya. Aku memberinya senyuman tipis untuk menutupi kemurungan yang mulai menguasai wajahku.
"Tentu saja mereka ada di rumah."
"Lalu mengapa kau ada di sini? Tidakkah kau merindukan mereka?"
"Tentu saja aku sangat merindukan mereka. Aku ada di sini untuk menemani Safaa bermain selagi William pergi." ia tersenyum lebar lalu memeluk diriku yang langsung kubalas.
"Aku berharap kau akan terus berada di sini. Berjanjilah padaku kau tidak akan meninggalkanku, Selena." aku mengangguk pelan antara ragu dan tidak. Tidak mungkin aku akan berada di sini selamanya.
Kini aku tengah bersama Putri Safaa. Pagi-pagi sekali ia datang ke kamarku dan memaksaku untuk menemaninya, karena Pangeran William sedang tidak berada di istana. Aku mengiyakan ajakannya sesuai dengan janjiku saat makan malam bersama keluarga kerajaan beberapa minggu lalu. Ia begitu menggemaskan, dan aku sangat menyayanginya. Baru saja kami berjalan beberapa menit, kami sudah menjadi akrab seperti seorang kakak dan adik.
Ini adalah kali pertama aku memutari kerajaan. Aku tidak pernah memiliki waktu ataupun teman untuk pergi berkeliling kerajaan besar ini. Dan kini, Putri Safaa dengan kebaikan hatinya mengajakku memutari kerajaannya.
Jika kalian bertanya tentang Pangeran, di minggu pagi seperti ini tentu saja ia masih bergulat dengan bantal dan selimutnya. Hari minggu merupakan hari yang paling kusukai, karena di hari ini aku tidak perlu berolahraga dengan Pangeran sialan itu. Dan juga kepalaku tidak akan dipusingkan dengan pelajaran kuliah karena libur.
Setelah seminggu berkuliah di kampus kerajaan, aku dapat menyimpulkan jika kampus itu tidak berbeda jauh dengan kampus lamaku. Materi yang diberikan pun sangat mirip dengan materi di kampus lamaku. Hanya saja yang membedakan adalah orang yang berkuliah di kampus kerajaan hanyalah para bangsawan dan satu atau dua orang beruntung sepertiku dan Nica.
Soal Nica, aku dan dia semakin hari semakin dekat saja. Aku benar-benar merasa cocok dengannya. Kami selalu menghabiskan waktu bersama, entah itu di perpustakaan kampus, waktu istirahat, ataupun di taman kampus. Dan hingga saat ini dia masih belum tahu asal-usulku. Setiap ia bertanya tentang hal itu, aku berusaha untuk mengalihkan pembicaraannya.
Dan soal teman-teman Pangeran, mereka masih sama. Sama-sama genit terhadapku. Aku dan mereka cukup dekat karena mereka sering berkunjung ke istana, sehingga kami menjadi sedikit lebih akrab. Dan sesuai dengan cerita Nica, saat di kampus mereka menjadi orang yang 360 derajat berbeda dengan di istana, beberapa kali aku memergoki mereka sedang menindas mahasiswa baru dan beberapa laki-laki nerd. Namun mereka selalu bersikap baik—maksudku hanya kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...