Chapter 7

435 42 8
                                    


Vote before reading please :) 


Semenjak kejadian di mana Pangeran menjadi pelatihku, kini setiap pagi ia selalu melakukannya, dan ia masih tetap menyebalkan seperti waktu itu. Ia juga masih saja tidak memberiku waktu untuk istirahat, ingin sekali rasanya aku melemparinya dengan dumbbell juga barbell.

Namun ternyata berkat latihan yang ia berikan, kini badanku terasa lebih segar dari pada sebelumnya. Ya mungkin ia sedikit memberi dampak positif untukku, apa aku harus berterima kasih padanya? Ah itu tidak perlu, ia bahkan tidak pernah berterima kasih padaku mulai dari awal aku datang ke kerajaan ini. Oh mengapa ia ingin berterima kasih pada seorang jaminan?

"Selena," aku menolehkan kepalaku untuk melihat seseorang yang memanggilku. Ah itu adalah Emma.

"Yeah Emma, apa ada yang perlu kubantu?" tanyaku padanya dengan senyum yang merekah.

"Sebenarnya sore ini kau harus menyiapkan teh dan juga camilan untuk Pangeran." ujarnya sembari membalas senyumanku.

"Ah tea time, right?" ia menganggukkan kepalanya.

"Tapi bukankah Pangeran selalu melewatkan tea time?" tanyaku sekali lagi.

"Entah mengapa hari ini ia ingin bergabung bersama keluarganya dan tidak melewatkan tea time." aku menganggukkan kepalaku mendengarnya.

Inilah kebiasaan keluarga kerajaan, atau memang kebiasaan bangsa Inggris. Kami selalu mempunyai waktu tea time di sore hari. Dan aku telah beberapa kali melewatkannya, siapa lagi kalau bukan karena Pangeran gila itu?

Entah mengapa ia selalu menghindari sarapan, makan siang, tea time, atau pun makan malam bersama keluarganya. Selama aku tinggal di sini, ia hanya sekali mengikuti makan malam beberapa waktu yang lalu. Dan hari ini ia akan mengikuti tea time bersama keluarganya.

"Baiklah, ayo Selena." ucap Emma yang berhasil membuyarkan segala lamunanku.

"Oh iya."

Kami berdua berjalan melewati lorong lorong kerajaan yang panjang dan besar, dengan warna merah, putih, dan juga emas yang sangat dominan di kerajaan ini. Tak lupa juga dengan lampu-lampu gantung yang amat besar di atas kepalaku. Jika satu kerajaan kuhitung mungkin akan lebih dari dua ribu lampu.

Tanpa kusadari kami telah sampai di dalam dapur kerajaan yang selalu ramai.

"Ikuti aku, Selena." ucap Emma, aku pun mengikutinya dari belakang.

"Baiklah, kita akan menyiapkan menu tea time kerajaan ini." aku menganggukkan kepalaku dengan semangat.

"Masaklah air ini," ia memberiku sebuah panci besar yang penuh dengan air, ini sedikit berat. Tanpa menunggu tanganku patah, aku langsung berjalan dan meletakkannya di atas kompor yang telah menyala.

"Kemarilah," ia memanggilku lagi, membuatku kembali ke posisi asalku.

Sekarang di depan kami terdapat banyak sekali roti-rotian yang salah satunya adalah shortbread, juga beberapa camilan, dan aku melihat sebuah permen.

Tunggu, permen?

"Permen?" tanpa kusadari aku bergumam hingga Emma yang di sebelahku mungkin akan mendengarnya.

"Yeah, itu untuk Putri Safaa juga Pangeran William." seketika gambaran kedua bocah tersebut langsung muncul di dalam otakku.

"Umm... Emma?" aku mencoba bertanya sambil tetap menata camilan-camilan tersebut di atas piring yang lebar.

Arrogant Prince [Z.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang