Ashley Benson as Nicayla Lamar on mulmed
Aku melihatnya sedang duduk di ranjang dengan ponsel di tangannya. Ia terlihat sudah rapi dengan pakaian yang kusiapkan sebelumnya. Aku mendekat padanya satu langkah, sepertinya ia menyadari kehadiranku. Matanya melirik padaku sejenak lalu kembali pada ponselnya.
"Aku tidak pergi."
"Kena—baiklah."
Ia hanya berdehem. Aku berjalan keluar dari kamarnya, saat aku menutup pintunya, entah hanya perasaanku atau aku melihat jika ia tengah memandang padaku. Dengan segera aku menyingkirkan pemikiranku yang terlalu percaya diri itu. Kami masih bertengkar, tidak mungkin ia sedang memandangku. Aku kembali berjalan di lorong, hingga turun ke lantai bawah. Mataku menangkap seseorang yang sudah lama tidak kulihat.
"Emma?! Is that you?!" aku memekik. Wajahnya terlihat sama terkejutnya denganku. "Selena!" ia berlari kecil padaku, aku pun melakukan hal yang sama hingga kami berdua berpelukan.
"Astaga Emma, aku sangat merindukanmu! Kemana saja kau selama ini?" kami mulai melepaskan pelukan kami. Ia terkekeh, wajahnya terlihat sangat bahagia saat bertemu denganku.
"Maafkan aku, Sayang. Aku mengambil cuti selama ini, karena aku sangat merindukan suami, anak, dan juga keluargaku. Aku juga sangat merindukanmu, Sele. Bagaimana kabarmu? Dan apa kau mau pergi kuliah? Di mana Pangeran?" aku terkekeh saat ia melontarkan pertanyaan secara bertubi-tubi.
Sejenak aku berpikir. Ia sangat beruntung dapat mengambil cuti untuk bertemu keluarganya. Sedangkan aku? Oh aku bahkan lupa jika aku tidak bekerja di sini.
"Aku baik. Dan ya, aku akan pergi kuliah. Uh tidak, ia tidak ingin pergi kuliah. Dan aku tidak tahu kenapa."
"Ohh baiklah. Anak itu ternyata tidak berubah. Kukira ia akan menjadi lebih baik, ternyata sama saja." ia terkekeh. Ucapannya mengingatkanku pada Niall.
"Uh, ya. Baiklah Emma, sepertinya aku harus pergi sekarang. Senang kau kembali." aku memberikannya senyuman tulus. Dan ia membalasku tak kalah tulus.
"Okay, Honey."
Aku kembali berjalan meninggalkannya hingga keluar dari gerbang kerajaan. Mataku menangkap mobil yang selalu digunakan untuk mengantar ke kampus. Dan tak lupa dengan Nicolas yang selalu siap siaga di samping mobil. Yeah walaupun Pangeran tidak berkuliah, mereka tetap mengantarkanku. Dan tak lupa juga dengan penjagaan yang sama ketatnya. Entah kenapa, padahal aku bukanlah seorang bangsawan.
Nicolas membukakan pintu mobil bagian belakang untukku. Aku mulai memasuki mobil. Ini adalah bagian yang tidak kusukai saat berada dalam mobil milik kerajaan. Tak ada satupun dari mereka yang mengajakku untuk berbicara. Dan aku cukup jengkel dengan hal itu, mengingat jika aku adalah tipe orang yang suka berbicara kepada orang lain maupun itu adalah orang asing.
Pikiranku kembali melayang. Aku teringat. Besok adalah hari ulang tahunku. Hari minggu. Dan jangan terkejut jika aku pergi ke kampus pada hari sabtu, karena peraturan di kampus kerajaan kami diharuskan untuk masuk pada hari sabtu, yeah cukup menyebalkan.
Tahun ini adalah tahun pertamaku yang tidak bersama keluargaku pada saat hari ulang tahunku. Oh mengapa hal ini harus terjadi. Mengapa tidak sebelumnya saja aku berulang tahun.
"Nona, kita telah sampai." aku sedikit tersentak saat suara pengawal itu mengisi mobil ini. Aku mengedarkan pandanganku, dan pintu mobil pun juga telah dibuka oleh Nicolas.
"Oh ya, terima kasih."
Dengan cepat aku turun dari mobil dan kembali berjalan menuju kampus. Aku memang telah terbiasa mengucapkan terima kasih pada mereka, aku sangat menghormati mereka yang telah bersusah payah untuk mengantarkanku. Tidak seperti Pangeran yang terlalu angkuh untuk sekedar mengucapkan terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...