Chapter 6

472 44 5
                                    



Vote before reading please :)


Aku berjalan dan menutup pintu kamarku, lalu kembali berjalan melewati lorong kerajaan yang besar ini.

Pagi ini aku telah bersiap untuk pergi ke kamar Pangeran, sekarang bahkan masih pukul 06.23, aku tak ingin kena marah olehnya lagi ataupun terkena hukuman darinya. Aku pun telah memakai baju pelayan yang dikhususkan untukku.

Setelah sampai di depan pintu, aku mengetuknya. Namun tak terdengar sahutan dari dalam. Aku kembali mengetuknya, dan hasilnya masih sama saja. Apa ia masih tidur?

Ku arahkan tanganku untuk mendorong pintunya, tapi bagaimana jika ia masih mandi? Ah itu tidak mungkin, ia pasti menungguku untuk menyiapkan perlengkapan mandinya. Akhirnya aku lebih memilih untuk mendorong pintunya.

Setelah terbuka, mataku langsung menangkap pemandangan kamar yang masih gelap dan seseorang yang sedang bergelut di ranjang dengan selimutnya. "Oh astaga." gumamku saat melihat dirinya masih tertidur membelakangiku, dasar pemalas. Apa aku harus membangunkannya? Bagaimana jika ia malah memarahiku?

Aku menutup pintunya lalu berjalan dengan perlahan ke arah ranjangnya yang besar dan luas. Walaupun di sini gelap, tetapi cahaya matahari masih bisa masuk melewati celah-celah jendela yang di tutupi oleh gorden sehingga dapat membantu pengelihatanku. Sekarang posisiku telah berdiri tepat di depan wajahnya, ia terlihat tidur dengan sangat pulas.

Sesaat diriku terpaku oleh wajahnya. Ia tampak polos dan tampan saat tertidur seperti ini, tak ada lagi wajahnya yang menyebalkan darinya saat tertidur. Tanpa sadar aku mulai memperhatikannya mulai dari alis, mata, hidung, hingga bibirnya yang berwarna kemerahan. Oh sial, apa yang baru kulakukan? Mengapa aku malah mengaguminya?

Aku menggelengkan kepalaku untuk mengusir segala rasa kagumku pada wajah polosnya.

"P-pangeran." panggilku padanya. Namun ia tidak terusik sekalipun, apa yang ia mimpikan?

"Pangeran, waktunya untuk bangun." ucapku lagi. Ia hanya mengerutkan alisnya dan kembali terlelap, kenapa sulit sekali untuk membangunkannya? "Pangeran, ini waktunya bangun." kali ini kunaikkan nadaku padanya, ia hanya bergumam lalu berbalik untuk membelakangiku. Jika saja ia bukanlah seorang pangeran, aku pasti telah melemparkannya melalui jendela atau menyiramnya dengan air.

"Pangeran bangun." aku kembali menaikkan oktafku. "Hmm... Diamlah, biarkan aku tidur." gumamnya yang membuatku menggeram. Aku menarik pelan selimutnya sampai menampakkan lehernya, namun ia malah menariknya kembali hingga seluruh kepalanya tertutup selimut. Batinku menyiapkan golok untuknya.

"Pangeran, bangunlah! Ini waktunya bangun!" kesalku padanya, namun ia masih saja tak berkutik. Dengan segala kekesalanku yang ada, aku langsung menarik seluruh selimutnya hingga terbuka sampai kakinya, kedua mataku langsung terbuka lebar. "Aaa!!" teriakku dan langsung menutup kedua mataku. Astaga ia tidur dengan hanya menggunakan sebuah boxer! Sebenarnya bukanlah itu masalahnya, tetapi boxer itu sangatlah ketat, hingga kedua bokongnya tercetak dengan jelas.

"Mengapa kau berteriak?!" marahnya. Rupanya ia terbangun karena teriakanku, aku hanya diam tanpa melepaskan telapakku yang menutupi wajahku. "Mengapa kau menutup wajahmu?! Jangan diam saja!" marahnya lagi. Kurasakan jika wajahku memerah, mengingat bentuk pantatnya. Astaga, lupakan itu Selena!

"K-kau hanya memakai b-boxer." ucapku pelan padanya. Kudengar jika ia mendengus. "Salah siapa kau membuka selimutku! Bukalah matamu, aku telah memakai selimutku!" aku menurunkan tanganku, lalu menghela napas lega saat melihatnya yang telah terbalut selimut kembali, ia masih menatapku hingga membuatku mati kutu.

Arrogant Prince [Z.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang