vote before reading please :)
Mataku hendak keluar saat aku memandang dress biru yang ada di hadapanku. Ini pasti sangatlah mahal! Desainnya sudah mirip seperti yang biasa di pakai oleh seorang Putri atau keluarga kelas atas. Apa aku akan benar-benar memakai ini? Bagaimana jika aku tidak pantas? Atau mereka akan menertawakanku.
Akhirnya aku lebih memilih memakai dress ini, ketimbang aku akan mendengarkan ocehan Pangeran. Aku langsung menarik tali bathrobe yang ku pakai, dan melepaskannya. Aku menatap pantulan diriku di depan cermin full body yang telah memakai dress yang ia berikan. Woah ini sangatlah cantik!
Tok tok tok.
Saat tengah memandang diriku, aku mendengar ketukan dan pintu yang langsung terbuka, aku menoleh dan melihat tiga orang pelayan. Untung saja aku telah memakai dress ini, jika tidak pasti aku telah telanjang bulat di depan mereka.
"Nona, kami diperintah oleh Pangeran untuk menyiapkanmu." belum aku membuka mulut mereka langsung menyuruhku duduk di depan meja rias yang ada di hadapanku.
"M-menyiapkanku?" tanyaku pelan saat pelayan berambut pirang mulai menyentuh rambutku, sedangkan pelayan yang memiliki rambut berwarna brunette mulai memoleskan sebuah cream di wajahku. Oh apa-apaan ini?
"Yeah, Pangeran meminta agar kami mendandani, Nona." mendandaniku?! Apa mau pria itu?
Aku hanya diam sambil memerhatikan rambutku yang di gelombangkan dan wajahku yang dipoleskan sebuah make up. Aku tidak pernah bisa memakai make up. Hanya jika ada acara, Mumlah yang mendandaniku. Oh aku jadi merindukannya, bagaimana kabarnya saat ini?
"Selesai!" pekik pelayan itu yang membuatku menatap penampilanku, mataku tak berkedip. Apa ini benar diriku?
"Kau terlihat sangat cantik, Nona. Oh ya, Pangeran telah menunggumu." pujinya yang membuat pipiku memerah.
"Thanks." ucapku sebelum mereka melenggang pergi.
Aku berdiri dan menatap ke bawah, menemukan sebuah high heels yang berwarna senada dengan gaunku, apa ini untukku? Setelah memakainya aku segera berjalan keluar untuk menuju kamar Pangeran. Dress dan high heels ini sedikit membuatku kesusahan berjalan.
Dengan jantung berdebar aku mengetuk pintunya, entahlah mengapa jantungku berdebar seperti ini. Setelah mendengar sahutannya aku langsung membuka pintu kamarnya yang menampilkan ia sedang berdiri di depan cerminnya sambil merapikan bajunya yang membuatnya semakin tampan. Apa yang kukatakan?
Ia memalingkan wajahnya padaku, lalu ia diam sambil memperhatikan diriku, apa ada yang salah pada diriku? Ia tetap diam sambil melihat diriku, membuatku gelisah karena jantungku yang berdegup makin kencang.
"Apa ada yang salah?" tanyaku pelan mengungkapkan isi hatiku.
"T-tidak, tidak." ia terlihat gelagapan, lalu berdehem dan membuang muka.
"Ayo." ucapnya sambil melangkah mendahuluiku, aku segera menutup pintunya dan menyamakan langkahku dengan langkah lebarnya. Langkahnya yang terlalu cepat membuatku tertinggal sedikit jauh darinya.
Mengapa ia berjalan dengan sangat cepat?! Apa ia tidak tahu jika aku kesusahan di sini? Batinku menyiapkan balok untuk menyandungnya.
Ia berhenti lalu menatapku dengan tajam, "Mengapa kau lambat sekali?!" tanyanya dengan tajam yang membuatku ikut berhenti, sejenak aku terpaku melihat dirinya dalam balutan baju kerajaan, ia terlihat sangat gagah dan tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...