"Cepat bangun! Dan siapkan perlengkapan untuk kuliahku hari ini!"
Kakiku terasa seperti ditimpa oleh seekor gajah sehingga tidak bisa digerakkan. Oh dasar Pangeran gila, olahraga pagi ini benar-benar menguras tenagaku. Tidak bisakah ia berperilaku sedikit baik padaku? Mengapa ia suka sekali memberiku pekerjaan berat? Padahal aku adalah seorang wanita, berilah aku pekerjaan seperti seorang wanita, bukannya pria. Dasar otak udang.
"Astaga, kau bahkan mengalahkan rekor kelambatan seekor siput." ingin sekali aku melempar wajahnya yang panas karena berkeringat itu dengan panci kerajaan.
Dengan sekuat tenagaku aku berusaha untuk berdiri. Aku menggunakan kedua tanganku untuk menumpu tubuhku selagi kakiku berusaha untuk memijak di atas lantai gym kerajaan ini. Ia hanya melihatku sembari bersedekap tanpa ada sedikit niatan hanya untuk membantuku berdiri.
"Dasar lemah. Ubahlah ekspresi wajahmu yang kelelahan itu, kau terlihat menyedihkan."
Astaga, lihat saja, akan kutarik rambutnya hingga rontok.
Aku menatapnya dengan lototan, kapan aku bisa menganiayanya? Jika memang benar aku bisa menganiayanya, maka akan kutunggu hari itu sepanjang hidupku.
Aku menundukkan kepalaku untuk meredakan amarah, namun saat kuangkat kepalaku, aku menemukan segelas air putih yang telah berada di hadapanku. Mataku beralih pada Pangeran yang menyodorkan air itu padaku. Apakah ia baru saja tersambar petir?
"Cepat minum! Bukankah kau kehausan? Tanganku lelah memegangnya!" ocehnya, dengan ragu aku menerima gelas itu dari tangannya dan segera menghabiskannya dengan sekali tegukan. Ughh aku benar benar lelah.
Bagaimana aku tidak lelah? Ia menyuruhku untuk push up dan sit up 25 kali, lalu menggunakan treadmill dengan kecepatan di luar batas kewajaran selama 15 menit, ditambah lagi harus memutari ruangan luas ini sebanyak 5 putaran. Tentu saja aku langsung tergeletak di atas lantai.
"Terima kasih." gumamku yang hanya dibalas dengan anggukkan saja darinya.
Aku memandang dirinya yang sedang mengusapkan handuk pada wajah dan tubuhnya yang penuh dengan keringat.
Terkadang ia dapat menjadi orang yang paling menyebalkan dan kubenci di dunia. Namun terkadang ia berubah menjadi orang yang begitu baik dan perhatian sehingga aku bingung dibuatnya.
Aku tersentak dari lamunanku saat tiba-tiba ia menoleh padaku. Ia memberikan tatapan bingung padaku.
"Mengapa kau diam saja di situ? Cepat lakukan apa yang kuperintahkan tadi!"
Dengan cepat aku meletakkan gelas tadi di atas meja dan berjalan keluar dari ruangan. Aku menapakkan kakiku di lorong kerajaan menuju kamar Pangeran. Keringat masih senantiasa menetes dari dahiku. Tubuhku masih terasa pegal, namun setidaknya air yang diberikan Pangeran berhasil mengembalikan sedikit rasa segar pada tubuhku.
Aku mendorong pintu kamarnya dan langsung menuju kamar mandi. Aku mulai menghidupkan keran yang berisikan air panas dan memberinya sedikit air dingin.
Aku tidak ingin mendapat hukuman karena membuat kulitnya mengelupas akibat air mandi yang terlalu panas.
Selagi menunggu bath up-nya penuh, aku menyiapkan baju, sabun, shampoo, dan handuk untuknya. Aku mematikan airnya setelah kulihat bath up itu telah cukup penuh dan berjalan keluar. Aku sedikit terkejut saat telah menemukan dirinya yang telah duduk di atas sofa sembari menempelkan ponsel pada telinganya, sepertinya ia sedang menerima sebuah telpon. Matanya melirik padaku sejenak dan kembali menatap arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...