happy reading :)
"Kau mau tambah lagi?"
"Oh tentu, terima kasih."
Ashley kembali menuangkan teko yang berisi teh ke dalam cangkirku hingga terisi penuh. Aku mengangkat cangkirku dan kembali menyesapnya.
"Jadi bagaimana? Apa ada perkembangan?"
Aku menoleh kecil pada Ashley dan kembali melemparkan pandanganku untuk melihat taman kerajaan yang sepi, lalu aku menggeleng kecil.
"Tidak terlalu banyak, ia hanya beberapa kali mengikuti tea time seperti tadi. Satu-satunya perkembangan yang tetap hanyalah memasuki kuliah tanpa membolos."
Aku kembali menyesap tehku yang hangat, ini benar-benar cocok untuk cuaca sore hari di Inggris yang perlahan berbubah menjadi sedikit dingin.
"Well, itu merupakan perkembangan yang cukup bagus," aku mengangguk membenarkan ucapannya. "Lalu sikapnya padamu?" aku tersenyum kecil mendengar lanjutan darinya. Itu karena mengingat tingkah Pangeran yang cukup konyol untukku.
"Ia sering membantah, tetapi lebih banyak menurut. Dan kau tahu Ashley? Itu sangat menyenangkan! Aku benar-benar merasa puas saat mengaturnya, hitung-hitung ini adalah pembalasanku padanya yang selama ini selalu merepotkanku. Dan jika biasanya aku akan takut saat melihat wajahnya yang tajam, maka kali ini tidak. Aku rasanya ingin tertawa saat melihat ia memasang wajah tajamnya karena terpaksa menuruti perintahku."
Aku terkekeh dan Ashley tertawa kecil. "Benarkah? Oh aku jadi penasaran dengan wajahnya saat terpaksa menuruti perintahmu itu, Sele."
"Tentu, hanya saja jika aku bisa mengabadikannya di ponselku, pasti akan sangat menyenangkan. Tetapi aku tak ingin menjadi daging cincang di tangannya." kami berdua kembali tertawa.
"Umm, Ashley?"
"Ya?"
"Bisakah kau menceritakan kepribadian Pangeran? Maksudku aku sering mendengar dari orang-orang terdekatnya jika sebelumnya ia adalah pria yang baik dan lembut. Aku sedikit tidak mempercayai itu semua karena mengingat perilakunya yang sangat jauh dari kata 'baik dan lembut'. Aku ingin tahu apa yang membuatnya berubah hingga menjadi pribadi yang seperti sekarang."
Aku menatap Ashley yang tampaknya sedang berpikir. Ia menarik napasnya perlahan sebelum manik matanya kembali jatuh padaku.
"Sebenarnya ia memang pribadi yang sangat baik, Selena. Sangat baik. Tetapi itu berubah saat—"
"Selena, Pangeran memanggilmu untuk pergi ke kamarnya."
Aku mengumpat pelan di dalam hatiku saat seorang pelayan tiba-tiba datang dan memotong perkataan Ashley. Bisakah ia datang di waktu yang tepat? Baiklah ini bukan sepenuhnya kesalahannya, tetapi apa yang diinginkan oleh pria sialan itu? Dasar pengganggu.
"Pergilah Selena, kita akan melanjutkannya lain waktu." aku mengangguk kecil dan dengan terpaksa berdiri dari dudukku. Aku mengucapkan terima kasih pada pelayan itu sebelum melenggang pergi menuju kamar Pangeran yang terletak di lantai atas dengan sumpah serapah yang menemani setiap helaan napasku.
Apa yang pria itu inginkan? Mengapa ia selalu menggangguku? Oh astaga tidakkah ia tahu seberapa penasarannya diriku dengan apa yang akan diucapkan oleh Ashley? Tadi itu sungguh nyaris, sangat nyaris. Sepertinya malam ini aku akan tidur dengan dihantui oleh rasa penasaranku yang tidak tersampaikan.
***
"Selena?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Prince [Z.M]
FanfictionApa yang kau rasakan saat kau harus menjadi pembantu pribadi seorang pangeran? Tentu sangat menyenangkan, apalagi jika pangeran itu sangat tampan. Tapi bagaimana jika sifatnya sangat berbanding terbalik dengan ketampanannya? Bagaimana bisa Dad terj...