Ada hal yang membuatku suka, tapi aku tidak jatuh cinta. ~ Deofan Yudistira
Alexa bangun sembari mengucek matanya yang sembab, semalam ia dan ibunya kembali bertengkar. Memang hubungan Alexa dan ibunya tak begitu baik sejak lama.
Tepatnya saat ayah Alexa memilih pergi bersama wanita simpanannya. Alexa juga pernah mempunyai keluarga bahagia seperti kebanyakan orang.
Tapi kini, Alexa tak memilikinya lagi, bahkan Alexa sudah terlalu miskin untuk memiliki hal yang berbentuk kasih dan sayang.
Alexa menatap nanar ke arah cermin, begitu buruk penampilannya. Matanya sembab, rambut awut-awutan, dan lain sebagainya, yang menunjukkan ketidak beraturan dari gadis itu sendiri. Alexa menghela nafasnya kasar, dan berlalu berniat untuk mandi dan pergi ke sekolah.
Sebelum kakinya melangkah pada kamar mandi, ia mengirimkan pesan terlebih dahulu pada Gama. Agar sahabatnya itu tak menjemputnya hari ini, karena Alexa mempunyai urusan yang masih meminta untuk diselesaikan.
Mata alexa terkunci pada frame foto menunjukkan seorang pria paruh baya yang sedang menggandeng tangan dari perempuan kecil. Anak kecil itu tertawa hingga memperlihatkan sederet gigi putihnya, dan pria itu menatap anak perempuan itu dengan senyum yang mengembang.
Kini air mata Alexa menetes, ia rindu pada pria paruh baya itu. Rasa sakit ini selalu saja berhasil menyelip di setiap rongga kenangan.
"Dad ... Alexa kangen. Dady gak kangen Alexa?" gumam Alexa lirih dengan mata berkaca-kaca.
Tangan alexa terulur mengambil frame foto yang membuatnya mengenang segalanya, mengenang hal indah yang pernah dikecapnya semasa itu.
Perlahan, ia mengusap sosok paruh baya itu, menatapnya dalam seolah ingin kembali pada masa itu.
Alexa meletakkan frame foto itu dengan kasar, lalu mengusap air matanya yang sempat bergulir. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali, untuk mengusir semua kenangan yang pernah ia cecap saat itu.
♠
Alexa berjalan di koridor dengan sesekali memelintir ujung rambutnya yang sedikit curly. Penampilan yang sangat cukup untuk dikatakan bad lgirl, baju yang sedikit ketat, rok yang terlalu pendek, dan jangan lupakan permen karet yang ada dalam mulut Alexa.
Alexa menatap tajam kearah adik kelas yang menatapnya terlalu intens, hingga yang ditatap memilih untuk menunduk dalam.
Alexa mungkin memang murid baru, tapi semua orang bisa tahu bagaimana ganasnya Alexa hanya dengan melihat penampilannya yang sangat bad girl.
Alexa tampak menyeringai melihat Deofan yang berjalan di depannya, ia tahu itu Deofan ... karena Alexa, bisa menghapal punggung Deofan semenjak mereka pertama kali bertemu.
"De! Tungguin!" teriak Alexa sembari berlari ke arah Deofan yang berjalan santai di depannya.
"Barengan ya kekelasnya," ucap Alexa sambil mengerling manja.
Deofan masih tak menggubris perkataan Alexa, ia berjalan dengan santai, seolah tak ada siapapun yang berada di sekitarnya.
"De ... gue ngomong sama lo. Kita barengan ya ke kelasnya?" ucap Alexa meminta persetujuan.
Bukan meminta persetujuan lagi, ini lebih ke pemaksaan kahendak. Alexa memang begitu bukan, keras kepala itulah sifatnya.
Deofan menghentikan langkahnya, tubuhnya kini berhadapan dengan Alexa. "Ogah," ucap Deofan dengan tajam, dan juga wajahnya yang datar seperti papan triplek.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL (?)
Teen Fiction~Completed~ Aku dengan segala permasalahan rumitku. Bertemu kamu si pria dingin dengan tatapan beku. Aku mencintai kamu, wahai pria pencipta rindu.