DEAL (?) [51]

4.6K 387 67
                                    

Hello, udah update guys. Thanks buat komen dan vote dari kalian kemarin dan kemarinnya lagi. Suka ngakak baca komen kalian yang bagi gue terasa unik, Thanks buat semuanya yang sadar akan apresiasi pada sebuah cerita. Dan bagi kalian yang siders, gue harap lain kali kalian akan muncul dengan komen komen yang bikin gue tambah semangat update. Kalian semua bener-bener paling baik.

Mari kita melangkah pada jalan masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mari kita melangkah pada jalan masing-masing. Aku dengan ceritaku, dan kamu dengan ceritamu. Jika nanti Tuhan mengijinkan kita membuat cerita bersama, anggap saja Tuhan tengah berbaik hati.

Seorang wanita dengan gaun hitam ketat menatap Alexa nyalang. Seolah kehabisan kesabaran untuk memberi kesempatan pada Alexa. "Kali ini siapa yang kau temui?"

Alexa melengos, mengabaikan pertanyaan penyihir itu yang dirasa tidak penting. Pikirannya tetap menjelajah, bagaimana dengan Deofan saat ia pergi? Ataukah Deofan akan merasa berat seperti dirinya?

"Jawab Mama, Lexa!!" teriak Maria, merasa kesal saat diabaikan.

"Tidak ada, hanya teman." Alexa menjawab acuh.

"Baiklah. Tentu kau ingat jika besok kau akan terbang ke Amerika. Jangan pernah berniat kembali, dan hidup tenang di sana. Jika kau berani macam-macam, semua akibatnya akan ditanggung Abram." Maria berlalu, meninggalkan Alexa yang masih termenung.

Cewek itu mendongak, menatap langit-langit rumahnya. "Ah, menyebalkan."

Alexa berlari ke kamarnya, membaringkan tubuh dan pikirannya yang letih. Matanya terpejam, ingin tidur sejenak dan bangun dari segala mimpi buruk ini.

'Lo punya Tuhan!!"

Tiba-tiba suara itu menggema pada indra pendengaran Alexa.
Seolah berputar-putar di kepala cantik milik Alexa. Cewek itu membuka matanya, menarik nafas pelan untuk memantapkan diri.

Matanya menangkap sebuah paperbag yang ada di atas nakas. Ia teringat dengan ucapan Deofan, untuk membuka paperbag itu jika sudah di rumah. Diraihnya paperbag itu, dibuka dengan rasa penasaran yang membuncah.

Sebuah mukena berwarna putih bersih, dengan motif bunga yang dijahit dengan rapi. Cewek itu tersenyum samar, mencium mukena itu dengan jantung yang berdegup tak beraturan.

Bersamaan itu, suara adzan maghrib menggema terdengar begitu haru. Cewek itu bangkit, berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Mengingat kembali apa yang sudah ia pelajari dari cowok yang sudah berhasil meraih hatinya.

Alexa tersenyum lebar, baru kali ini ada seseorang yang membelikannya mukena. Untuk pertama kalinya, ia begitu merasa bahagia memakai kain ini. Ia menatap dirinya pada cermin, senyumnya tak pernah luntur.

Lalu ia mulai menggelar sajadah, menghirup nafas dalam dengan senyum mengembang.

"Allahuakhbar...."

DEAL (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang