Ulangan matematika aja masih sering remidi. Sok mau maen cinta-cintaan, entar lu tambah bego! ~ Deofan Yudistira.
"Huh, kelar juga ...," ucap Alexa sembari mengusap peluh pada dahinya.
Ini kegiatan rutin Alexa, mungkin untuk beberapa hari ke depan. "Lama-lama gue jadi office girl dah," desah Alexa pelan.
Setelah membereskan beberapa peralatan yang digunakannya tadi, cewek itu melangkahkan kakinya ke luar toilet. Bibirnya bersenandung kecil, sesekali bersiul pelan.
Sudah tidak asing lagi di pendengaran Alexa. Saat telinganya menangkap beberapa desisan tajam dari beberapa siswi yang ia lewati.
Rasanya, desisan-desisan itu telah bersahabat dengan indra pendengarnya. Alexapun juga sudah malas untuk menanggapi, jikapun dicerca pasti akan semakin menjadi. Jadi, lebih baik diam, biarkan anjing menggonggong hingga berhenti dengan sendirinya.
Kakinya melangkah menuju kelas, ia baru ingat bahwa hari ini sudah usai masa skors Gama dan juga yang lainnya.
Bibirnya terukir senyum saat mendapati Gama, Radit, Kevin, tengah bersenda gurau dengan Budi, Joko dan yang lainnya.
"Wih, Lex. Gak kangen gue, lu?" tanya Gama sembari mengembangkan senyuman.
"Dih, najis."
"Sok-sok an najis lu." Gama merangkul leher Alexa.
"Kemarin malem lu gak kena, kan? Gue khawatir lu ketangkep."
"Hm, sejak kapan Alexa bisa ketangkep polisi," ucap Alexa berbangga diri.
Beberapa siswi tampak tenang, tak ada yang mendesis pada Alexa. Mungkin keberadaan Gama membuat mereka tidak enak hati.
"Lex, lu masih di-"
"Eh, gue belum ngerjain PR. Siapa yang udah kelar? Nyontek, lah." Alexa menyela ucapan Budi, tak ingin Budi mengungkit topik yang mungkin masih begitu panas di sekolah ini.
"Gue udah, bentar." Budi mengeluarkan buku Geografinya.
"Tumben, lu rajin. Kesambet apaan lu?" Radit mengangkat salah satu alisnya.
"Hehe, nyontek gue mah," ucap Budi sembari nyengir kuda.
Dengan cekatan, Alexa menyambar buku PR milik Budi, menyalinnya dengan tenang. Ketenangan itu hilang, saat tiba-tiba saja Nesya datang merampas buku Budi dengan kasar.
"Udah gue bilang, kan. Gak usah contekin hasil pekerjaan gue ke dia," ucap Nesya marah.
Joko diam, Budi juga turut diam. Sedangkan, Gama, Radit, dan Kevin tampak bingung dengan kehadiran Nesya yang tiba-tiba.
"Gak usah nyontek ke gue lagi!!" desis Nesya sembari menyobek kertas yang berisi jawaban PR dari buku Budi.
Semua orang tampak tertarik dengan kejadian itu, keadaan kelas hening. Hanya suara Nesya yang terdengar menggelegar mengisi keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL (?)
Teen Fiction~Completed~ Aku dengan segala permasalahan rumitku. Bertemu kamu si pria dingin dengan tatapan beku. Aku mencintai kamu, wahai pria pencipta rindu.