DEAL (?) [43]

4.2K 316 10
                                    

Tuhan yang menjadi saksi, mengenai aku, kamu, dan kita yang ditakdirkan untuk menyatu~ Vidara Belbi Anastasya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuhan yang menjadi saksi, mengenai aku, kamu, dan kita yang ditakdirkan untuk menyatu~ Vidara Belbi Anastasya.

Aisyah menatap gadis yang tengah mengigau itu dengan iba. "Bang Ofan, lagian kenapa sih hujan-hujanan. Kan, kasihan Alexa."

"Maaf Bunda." cowok itu masih fokus memberikan obat merah pada lutut Alexa.

"Alexa itu anak baik." Aisyah mengusap surai Alexa yang berwarna coklat pekat.

Deofan menatap bundanya sejenak, lalu memalingkan wajahnya pada cewek yang tengah terbaring dengan deru nafas teratur. Tanpa diduga, sebenarnya Deofan tengah men-iyakan perkataan bundanya.

Cewek itu, adalah anak yang baik. Selama kau mau mengenalnya lebih dalam. Bukan hanya melihat dari luarnya saja. Bahkan, faktanya yang tak pernah disangkal Deofan. Alexa benar-benar tipe cewek tolol.

Aisyah tersenyum samar, saat mendapati pandangan anak semata wayangnya terfokus pada Alexa. "Bang Ofan, Alexa itu cantik loh. Bang Ofan gak naksir sama dia?"

Deofan sedikit tersentak, merasa gugup dengan pertanyaan yang dilontarkan bundanya. "Ah, em-gak tau Bunda. Perasaan manusia itu yang ngatur Allah. Lagian tidak hanya modal cantik, Deofan lebih suka dengan akhlak yang cantik."

Aisyah tersenyum tulus, mengusap rambut putranya dengan sayang. "Ya udah, Bunda ke cafe dulu ya. Kamu jagain Alexa, entar kalau dia bangun kamu kasih minum obat yang ada di atas nakas ini."

"Iya Bunda."

Sepeninggal bundanya, Deofan menatap wajah Alexa tanpa ekspresi. Sebenarnya banyak hal yang mengisi otaknya, siapa gadis ini? Dan mengapa terlalu banyak masalah yang dibawa gadis ini?

Deofan menggeleng perlahan, memilih bangkit hendak menunaikan kewajibannya kepada sang pencipta.

"Ngh..."

Deofan melirik asal suara itu melalui ekor matanya. Lalu, ia sedikit mendongak. Menatap AC yang mungkin terlalu dingin, cowok itu mencari remote control, menurunkan kadar kedinginan AC itu.

Sembari menghela nafas, Deofan berbalik, menyelimuti tubuh Alexa agar cewek bandel itu tidur nyenyak sore ini. Mengusap rambut cokelat Alexa pelan, hatinya berkata, "Mengapa gue perduli?"

***

Jam 22.00 WIB

"Dia gak bangun dari sore tadi?" Aisyah menatap cemas cewek yang tertidur pulas di kamarnya.

Deofan menggeleng, sebagai jawaban dari pertanyaan bundanya.

"Bunda takut dia kenapa-kenapa." Aisyah menatap Alexa nanar. "Kamu telfonin Om Mahes, biar dia periksa Alexa."

Deofan kembali mengangguk, segera menjalankan perintah bundanya. Menelfon Mahesa, seorang dokter dari keluarga Deofan. "Halo...,"

Aisyah sudah tiga kali mengganti kain yang digunakan mengompres dahi Alexa. Namun demam cewek itu tak kunjung turun, wanita berjilbab itu semakin merasa gelisah.

DEAL (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang