DEAL (?) [26]

4.5K 316 15
                                    

Ada hal yang paling gue gak suka... kalian tahu jawabannnya apa? Jatuh cinta, pada seseorang yang tak seharusnya~ Alexandra Colins.

Cewek dengan seragam ketat itu bersiul pelan, mengabaikan desisan tajam yang memekakkan telinga. Sudah banyak hari berganti, namun gosip tentang Alexa yang menjadi pelakor itu seolah selalu menjadi berita terhangat.

Walaupun cewek itu lebih memilih mengabaikan, tapi tetap saja banyak bibir pedas yang yang mendesis padanya. Banyak umpatan yang ditujukan padanya. Alexa bukan tipe orang yang mengambil pusing setiap masalah yang dihadapinya.

"Deoo!!" cewek itu menghambur pada cowok yang tampak sedang fokus pada buku di mejanya.

Seperti biasanya, Deofan tak mau susah payah mencari tau pemilik suara bising itu. Ia lebih memilih berkonsentrasi atas soal yang coba ia pecahkan.

"De, gue gak bisa bagian yang ini." Alexa duduk di bangku Raka, entah di mana pemilik bangku itu berada. Cewek itu menunjukkan sebuah buku, menunjukkan salah satu soal yang belum bisa ia kerjakan.

Sudah sejak seminggu Alexa belajar dengan Deofan, mulai bisa memahami sedikit soal yang Deofan ujikan. Terkadang Gama, Radit, dan lainnya merasa bingung dengan Alexa yang lebih sering bersama Deofan untuk menanyakan perihal soal matematika.

"Alexa kesambet apaan, dah?" Budi berbisik pada Joko yang tengah fokus memainkan game-nya.

Joko menatap Alexa sekilas, cewek brandal yang akhir-akhir ini memilih bertobat. "Makin deket sama si Ofan."

"Lo seminggu cuma kerjain satu soal?" kali ini pandangan Deofan mengintimidasi Alexa.

Cewek itu nyengir, memperlihatkan sederet giginya yang rapi. Baginya, menyelesaikan satu soal dengan angka rumit itu sudah cukup membanggakan. Ia sadar, otaknya tidak seencer Deofan dalam urusan matematika.

Deofan menghembuskan nafasnya kasar, mulai mengambil pensil dan menunjukkan cara penyelesaian soal yang dianggap Alexa terlalu sulit. "Paham?" tanya Deofan di akhir penjelasannya.

Cewek dengan rambut curly itu menggelang, benar-benar tak memahami penjelasan dari cowok dingin di sisinya. Deofan kembali menghela nafas, menjelaskan kembali dengan perlahan.

"Lex ikut, kagak?" suara Joko menarik perhatian Alexa. Cewek itu menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya kepada Joko hendak pergi ke mana.

"Biasa, nyusulin Gama. Ngasap." Budi menimpali.

Alexa berpikir sejenak, lalu tangannya dengan cekatan membereskan bukunya. Mungkin, dengan menyesap zat nikotin itu akan membuat Alexa sedikit lebih santai. Seminggu ini telah ia habiskan dengan angka-angka rumit membuat kepalanya sedikit berdenyut, pusing.

"Jam istirahat harus sudah selesai." Deofan mengeluarkan suaranya yang terkesan sangat dingin, pandangannya masih terfokus pada soal yang belum bisa ia selesaikan.

"Ha?" Alexa dibuat melongo, ia tau betul perintah secara tersirat itu tertuju padanya. Benar, ia hanya mendapatkan lima buah soal. Tapi, Alexa baru bisa menyelesaikan satu soal dalam jangka waktu seminggu.

"Gue yakin lo gak budeg." cowok itu membalikkan halaman bukunya, terlihat sibuk dengan apa yang ia kerjakan.

Bokong Alexa kembali mendarat pada kursi milik Raka, menghela nafas panjang. "Lo aja yang ke sana. Gue selesaiin ini dulu."

Joko menautkan alisnya, lengan nya menyenggol lengan Budi seolah memberi isyarat. Budi pun mengangguk paham, menangkap maksut dari sahabatnya itu. "Iye, Lex. Gue duluan."

Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan cewek yang kembali berfokus pada soal-soal matematika. "Sekarang si Alexa nurut banget sama si Ofan."

Joko mengangguk, membenarkan argumen Budi. Cewek yang dulunya lebih mengabaikan PR-nya sekarang menjadi lebih giat. Memang, Alexa masih sering untuk sekadar nongkrong bersama, dan menyesap asap rokok di atap sekolah. Kebiasaannya yang sering terlambat juga tak berubah, hanya saja cewek itu menjadi lebih perduli pada setiap mata pelajaran.

"Woy!!" Radit melambaikan tangannya pada kedua temannya yang baru menyusul.

"Ke mana aja lo?" Kevin menyesap sebatang rokok.

"Maen game dulu tadi." Joko mengambil sebatang rokok, lalu menyulutnya dengan korek api. Di hisapnya batangan yang mengandung zat nikotin itu, lalu ia hembuskan dengan perlahan.

"Si Alexa mana?" Gama bertanya, saat tak melihat Alexa menyusul.

"Di kelas, sama Ofan." Budi menyisir rambutnya ke belakang.

Gama mengernyit, sudah seminggu ini Alexa menjadi dekat dengan Deofan. Entah, menanyakan materi, ataupun soal matematika yang tidak Gama mengerti. "Lagi?"

Joko mengangguk, matanya melirik Gama yang tampak menggeram tertahan. "Kenapa lo?"

Gama menatap Joko sejenak, lalu menormalkan kembali raut wajahnya. Beberapa gelengan kepala dirasa cukup untuk menjawab pertanyaan Joko. Ada perasaan amarah yang berkecamuk, sebuah rasa tak ingin jauh dari cewek yang akhir-akhir ini sedikit berubah.

Gama menebak, mungkin Alexa sudah menentukan masa depannya. Cewek itu mulai belajar, mulai berusaha untuk memahami materi pelajaran. Tak dipungkiri Gama juga turut senang. Namun, ada perasaan tak rela kala mantan kekasihnya itu terlalu dekat dengan cowok mana pun, kecuali dirinya.

DEAL (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang