DEAL(?) [4]

6.3K 403 2
                                    

Gue kira pisau, dan pedang doang yang tajem, ternyata mulut lo termasuk juga ya ...,
~Alexandra Colins.

Sudah satu minggu lebih, semenjak kejadian di mana Budi, dipermalukan di koridor kelas.

Alexa tak marah saat itu, ia hanya ingin memberi pelajaran pada Budi yang tak pandai menjaga ucapannya.

Kalian perlu tahu, bahkan hingga detik ini, Budi tak berani untuk sekedar menatap manik mata Alexa.

Sudah cukup, segala apa yang menimpa pada dirinya. Itu benar-benar memalukan.

Suasana riuh kelas, membuat Joko menghela nafas berulang kali. Ia sangat bosan, sedari tadi, Budi memainkan gamenya. Begitupun dengan Radit, dan juga kevin.

Gama tengah melamun, sembari menatap Alexa lekat. yaeng ditatap, malah menatap Deofan yang sibuk berkutat dengan soal astronomi.

Joko memicingkan mata, entah hanya perasaannya atau bagaimana? Alexa lebih sering terlihat menatap Deofan dengan intens.

"WOY!! yang ada di sana yang ada di sini. Lihatlah si Budi bernyanyi." Suara teriakan Budi memecahkan keheningan.

Terasa memekakkan telinga, atas lagu yang ia nyanyikan dengan lirik yang diganti. Lagipula, suaranya sangat sumbang. Hingga membuat semua siswa menggeram kesal.

Semua orang menatap Budi dengan kesal, teriakannya sungguh membuat jantung berdebar-debar. Bukan karena cinta, hanya kaget saja.

Alexa menatap Budi tajam, suara Budi benar-benar mengganggu.

Budi mengangkat jari tengah dan telunjuknya bersamaan, seolah mengibarkan bendera perdamaian.

Alexa benar-benar menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Bro, kita main truth or dare yuk," ajak Joko sembari menatap lekat ke arah Alexa.

Budi mengernyit bingung. "Truth or dare?" ulang Budi.

Joko mengangguk mantap, kali ini pandangannya menatap Budi sekilas.

"Ayo dah, gua kalah mulu main game dari tadi ... males gua," ucap Radit beranjak dari duduknya.

"Lo emang selalu kalah, dalam hal apapun," ucap Kevin sembari menyeringai.

"Gam ... lo mau ikut?" tawar Joko.

Gama menatap Alexa sekilas. "Gue ikut, kalo Alexa juga ikut," ucap Gama masih dengan menatap Alexa.

Joko menyeringai, entah apa yang ada dipikirannya. Yang jelas, mungkin itu bisa membahayakan posisi Alexa.

Alexa menatap Deofan yang beranjak dari duduknya, entah mau ke mana pria itu pergi. "Lo harus ikut Lex, biar seru," timpal Radit membuat Alexa menoleh pada teman sekawannya.

Alexa tampak berpikir sejenak. "Boleh deh, kayaknya seru," ucap Alexa sambil berdiri, melangkahkan kaki jenjangnya pada bangku Joko.

Budi meneguk salivanya dengan susah payah, ia tak tahu harus berbuat apa. Bagaimana, jika nanti Alexa menyudutkannya? sudah cukup. Budi sudah ampun-ampun jika berhubungan dengan Alexa.

"Oke, kita duduk melingkar di belakang. Bud ... lo cari botol kaca yang gak terpakai," titah Kevin.

Budi mengernyitkan keningnya. "Masa, gue harus ngorek-ngorek tempat sampah sih, ogah!!" ucap Budi dengan kesal.

Alexa melirik budi lewat sudut matanya, seakan memberi kode tajam pada Budi untuk segera melaksanakan titah Kevin.

"Gue harus cari ke mana dong Lex? Lo jangan jahat gitu dong sama gue," ucap Budi memelas.

DEAL (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang