DEAL (?) [37]

4.1K 328 17
                                    

Ekspresi Deofan pas Alexa bilang, "De, pinjem uang lo dulu ya? Entar gue ganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi Deofan pas Alexa bilang, "De, pinjem uang lo dulu ya? Entar gue ganti."


Deofan baru saja keluar UKS mengobati sedikit lebam pada pelipisnya. Pandangan cowok itu lurus ke depan, mengacuhkan pandangan kebanyakan orang dengan tatapan heran.

"Fan!!!"

Cowok itu menoleh kala mendengar namanya dipanggil. Pak Rafi—guru olahraga yang masih tampak muda itu berjalan terburu-buru menghampiri Deofan.

"Iya, Pak?" Deofan menjawab dengan sopan.

"Kamu mau ke mana?"

"Ke kelas, Pak."

"Bisa bantu saya sebentar?"

Cowok itu mengangkat salah satu alisnya, lalu beberapa menit kemudian mengangguk. "Tolong, kamu ambilkan dua bola basket yang ada di lapangan. Anak kelas 10 tadi meninggalkan dua bola di sana."

"Baik, Pak." Deofan berbalik, hendak melaksanakan perintah sang guru muda itu.

"Fan!!"

Cowok itu kembali berbalik. "Itu, muka kamu kenapa lebam? Abis berantem?"

Cowok dingin itu menggeleng. "Masalah pribadi, Pak."

Pak Rafi mengangguk paham, pasalnya ia yakin Deofan tak akan berkelahi dengan siapapun di sekolah, kan? Karena dia murid yang terkenal baik.

Deofan segera berlalu, hanya dua bola saja akan sangat mudah dilakukannya. Dilihatnya satu bola yang ada di lapangan, lalu satu lagi tengah dimainkan seorang siswa yang jelas ia ketahui namanya.

"Pak Rafi nyuruh gue beresin bolanya, Ka." cowok itu menginterupsi, mau tak mau Raka menghentikan permainannya.

"Weh, muka lo kenapa, Fan?" Raka mengernyit heran mendapati lebam pada pelipis teman sebangkunya itu.

"Gak pa-pa." cowok dingin itu membalas dengan cuek. Membereskan bola, dan hendak membawanya ke ruang olahraga.

Cowok itu melangkahkan kakinya hendak berlalu, sebelum potongan-potongan kertas yang berhamburan itu berjatuhan mengenai wajahnya. Cowok itu mendongak, begitu pun Raka turut mendongak.

"Ck, bikin sampah ae si Ratih." Raka berdecak, tentu saja ia mengenali siswi yang selalu berpenampilan eksis itu, meski dari kejauham sekali pun. Karena, Ratih terlihat begitu dominan.

Deofan melengos, mengabaikan kegiatan Ratih yang tengah menghamburkan potongan-potongan buku itu.

Bugh...

Sebuah sampul buku kali ini jatuh tepat di kaki Deofan. Cowok itu menatap lekat, lalu kembali mendongak.

Alexandra Colins.

Nama yang tertera dalam sampul buku berwarna hitam itu membuat Deofan merasa tertarik. Tangannya terulur meraih sampul buku yang sudah tak utuh lagi, ini milik cewek bandel itu.

DEAL (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang