9. Bik Tarzan

18.5K 1.3K 13
                                        

Sia's POV

Aku ganti kostum di kamar mandi. Kutatap diriku di depan cermin.

"Memang kalau orangnya cantik, pakai apapun tetap cantik." Pujiku pada diriku sendiri.

Aku keluar dari kamar mandi dengan percaya diri. Tiba-tiba kudengar suara tawa yang memekakkan telinga.

"Huahahahahhaahahahahahahhaahahahahahahahahahahahahahahahahahhahahahahahahahahahahahahhaha". Si iblis tertawa sambil memegangi perutnya.

"Puassss?!" Bentakku padanya.

"Ya Tuhan, tidak ada yang lebih cocok memakai kostum itu selain kamu. Pilihanku memang yang terbaik." Dia membanggakan kegilaannya.

"Pak pak, saya mau pakai apapun juga tetep cocok, orang cantik mah nggak ada pilihan lain selain terlihat selalu cantik." Kataku sambil mengibaskan rambut.

Tiba-tiba Pak Bag,,, eh iblis tampan berlari menuju kamar mandi.

"Loh, kenapa Pak?" Tanyaku penasaran.

"Denger omongan kamu saya langsung mules, minggir minggir !!! Orang ganteng mau lewat !" Katanya sambil menyingkirkan tubuhku dari depan pintu.

"Yaelah, ganteng dari mana coba?" Tanyaku padanya. Meskipun setiap melihatnya sisi hatiku yang lain selalu memuji ketampanannya. Hanya saja kadar kegilaannya lebih tinggi dari ketampanannya.

"Ikut saya yuk!" Ajaknya sambil memegang tanganku.

"Loh ke mana Pak? Katanya mules?" Tanyaku sebal, karena aku yakin pasti setelah ini dia mengatakan sesuatu yang membuatku ingin menjambak rambutnya.

"Ke dokter mata, siapa tahu mata kamu kena katarak, makanya nggak bisa lihat kegantengan saya." Jawabnya sambil menyeretku paksa.

Aku berontak dan kutendang tulang keringnya.

Yessss!!!

"Aduh aduh, maaf Pak nggak sengaja! Bapak sih main nyeret saya, kaki saya jadi lepas kendali deh." Kataku sambil memasang wajah sedih palsu.

"Kurang ajar ya kamu!!!" Bentaknya.

"Etdah si Bapak, saya nggak kurang ajar Pak, saya cuma kurang kasih sayang." Jawabku santai.

"Ow jadi kamu pingin saya kasihi dan saya sayangi?" Tanya si iblis sambil menatapku dengan tatapan menggoda.

"Hih amit amit deh! Siapa juga yang pingin dikasihi dan disayangi sama Bapak? Walaupun Bapak maksa, saya nggak bakalan mau." Kataku dengan tatapan menghina.

"Siapa juga yang mau sama kamu? Saya kan sudah pernah bilang, walaupun kamu kasih diskon besar-besaran saya juga nggak mau sama Tarzan kayak kamu." Katanya sambil menyentil keningku.

"Awwww!!! Bapak jangan pukul saya gitu dong! Kalau saya lupa ingatan gimana?" Protesku.

"Halah, kamu kalau lupa ingatan lihat wajah saya juga langsung sembuh." Katanya percaya diri.

"Apa hubungannya coba? Yang ada saya jadi sekarat kalau lihat bapak." Kataku ketus.

"Ckckck, kamu lama-lama tambah nglunjak ya? BERSIH BERSIHHHHH!!!!!!" Teriaknya.

"Hadooohhhh, Bapak kayak komandan upacara lagi bubarin pasukannya deh. Saya nggak budek Pak. Iya iya saya mulai bersih-bersih." Kataku dengan sebal.

Aku segera memulai aktivitas bersih-bersih apartemen si iblis gila.

Seolah tidak puas mengerjaiku, Iblis itu terus menggangguku selama bersih-bersih.

Setiap satu tempat selesai kubersihkan, dia membuat kotor lagi.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang