46. Penjajakan (End)

12.1K 963 40
                                        

Updateeee !!!

Hai hai hai !!!

Selamat hari Minggu semuanya !

Nih aku kasih yang manis-manis, tapi ada sedikit rasa asem dan pahitnya di belakang, hahahaha.

Oiya, yang punya Instagram boleh dong follow author @sukma_rindy

Happy Reading !!!

-----------------

"Bulan depan kita menikah." Katanya tiba-tiba.

Uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk

Aku tersedak mendengar perkataannya.

Gilaaaaa !!!

-------------------

Sia's POV

Gilaaaa sungguh gila pria di hadapanku ini !!!

Mengajakku menikah bulan depan?

Nih orang ngajak nikah kayak ngajak piknik aja !

Aku meraih gelas di hadapanku dengan tergesa lalu menghabiskan isinya.

"Bapak serius?" Tanyaku.

"Apa saya kelihatan sedang bercanda?" Tanyanya sambil menatapku dengan penuh kesungguhan.

Glekkk

Aku menelan ludahku.

"Kenapa cepat banget Pak?" Tanyaku lagi.

"Kenapa harus lama-lama?" Tanyanya balik.

"Ya tapi kenapa Bapak mutusin sendiri tanpa bertanya sama saya?" Tanyaku dengan sedikit emosi.

"Kenapa saya harus bertanya sesuatu yang saya sudah tahu jawabannya?" Tanyanya lagi sambil mengulas senyumnya.

Siaaallll !!!

Lagi-lagi aku harus berdebat dengannya.

"Denger ya Pak, menikah itu bukan urusan satu pihak saja, tapi melibatkan banyak pihak. Kita juga baru aja jadian kemarin. Tiba-tiba sekarang Bapak bilang kita nikah bulan depan. Harusnya Bapak tanya dulu sama saya." Kataku sambil menyuapkan makanan ke mulutku.

"Anggaplah tadi saya bertanya." Katanya santai.

"Kalau tanya itu pakek tanda tanya, itu tadi Bapak pakek titik." Sindirku.

Dia terkekeh lalu mencubit pipiku.

"Apa sih jangan pegang-pegang!" Tolakku sambil menepis tangannya.

"Kok kamu marah? Harusnya saya yang marah." Katanya dengan nada datar.

Kedua tangannya menumpu pada meja dengan tatapan tajam ke arahku.

Aku mengernyit.

"Bapak nggak ada alasan buat marah ke saya." Kataku sambil mengangkat kedua bahu.

"Tentu saja ada." Katanya.

"Apa?" Tanyaku.

"Dari tadi kamu manggil saya Bapak." Jawabnya sambil menyeringai.

Aku merenges tanpa dosa.

"Maaf Pak, nggak sadar." Kataku sambil nyengir.

"Itu kamu ulangi lagi." Katanya.

Aku menutup mulutku dengan tangan kedua tangan.

"Kamu harus dihukum." Katanya dengan seringai licik.

Dihukum?

Pasti dia mau menciumku !

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang