#1 in Wattpad 11 Mei 2018
#8 in Chicklit 10 Mei 2018
#10 in Chicklit 06 Mei 2018
Ada part yang diprivate, follow author dulu biar bacanya lega.
Author juga biar agak naik daun lah, ngejar si ulat yang udah ada di pucuk-pucuk-pucuk hahaha.
...
Oiya mau promosi ceritaku yang satunya juga, hehehe
Judulnya "Kutunggu Kamu di Jalan Itu".
Semoga pada mau mampir dan meninggalkan jejak di sana maupun di sini, hehehe (author maunya banyak 😆😆😆)
Happy Readiiing !!!!!
---------------------
Sia's POV
Aku hanya terdiam menatap bos gilaku itu.
Awalnya aku merasa takut, tapi kini aku merasa iba melihatnya.
Yang ada di hadapanku sekarang bukanlah iblis tampan yang menyebalkan ataupun iblis gila terkutuk.
Tapi dia hanyalah seorang pria gagal move on.
Aku menunggu hingga dia selesai melakukan hal-hal di luar kewajaran itu.
Mulai dari berbicara seolah mengenalkanku pada seseorang, bercerita tentang kesehariannya yang tentu saja ada aku yang menjadi korbannya di dalamnya, arrgghhh,,, hingga dia menggambar lambang cinta di pasir pantai itu.
Sekarang aku menyadari satu hal.
Iblis menyebalkan terlahir dari malaikat baik hati yang ditinggalkan.
Setetes air mata jatuh di pipiku.
Aku merasa iri dengan wanita itu. Bahkan setelah wanita itu meninggal, cinta dari iblis itu kepadanya tidak berkurang.
Sedangkan aku? Aku ini hidup, tapi sampai umurku hampir 25 tahun belum pernah ada yang menyatakan cinta padaku. Entah karena para lelaki minder bersamaku yang cantik ini atau mungkin jodohku masih belum lahir (?).
Oh jodohku, kapan kau akan datang?
Aku kesepian dan membutuhkan kasih sayang.
Aku menatap ujung lautan itu dengan tatapan kosong.
Meratapi nasibku.
Nasib wanita yang usianya hampir seperempat abad tapi tetap menyandang gelar kehormatan sebagai JOMBLO.
Lebih tepatnya JOMBLO KRONIS.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di tengah lamunanku, tiba-tiba seseorang duduk di sampingku.
Ternyata iblis itu sudah selesai dengan dunianya yang lain, emmm mungkin sebaiknya aku ganti jadi pria gagal move on. Eh tapi kepanjangan. OK tetap iblis aja, singkat, padat, dan jelas.
"Ekhm." Aku berdehem untuk menghilangkan keheningan di antara kami.
"Jadi, siapa wanita yang beruntung mendapatkan hati seorang iblis seperti bapak?" Tanyaku sambil menyikut lengannya pelan.