55. Rujuk? (1)

15.6K 1K 85
                                        

Updateeeee !!!

Duh author benar-benar nggak kuat lama-lama nulis adegan yang melow drama.

Dari bab ini cerita akan kembali ke habitat awalnya, yaitu komedi romantis ya?

Tapi tentu saja nggak langsung drastis.

Semoga kalian suka.

Happy Reading !!!!!

-----------------------

Author's POV

Kriiiiing kriiiiiing kriiiing

Suara alarm HP membuat tubuh gadis yang terbungkus selimut tebal itu menggeliat.

"Duuuhhh !!!!! Berisik !" Teriaknya.

Sekali lagi HP nya berbunyi nyaring untuk membangunkan tuannya.

Akhirnya gadis itu duduk dengan mata setengah terpejam sembari menggaruk-garuk rambutnya yang berantakan.

Sangat mirip dengan tarzan yang baru saja bergelantungan.

Segera setelah mata Sia terbuka sepenuhnya, dia mengecek HP nya barangkali ada pesan masuk dari orang yang dia tunggu.

Namun suara decakan sebal dan erangan kesal terdengar setelah Sia melihat HPnya.

"Ckkk ! Dasar Iblis Tua Jelek ! Nggak ada usaha sama sekali !" Gerutunya sebal.

Yah, begitulah Sia.

Tadi malam dia bersikap sok dramatis dengan membuang cincin pemberian Bagas.

Namun semalam gadis itu susah tidur karena menyesali perbuatannya.

Lebih tepatnya menyesal karena memilih melempar cincin itu, bukan menjualnya ke toko perhiasan.

Semalam gadis itu juga sudah memutuskan untuk memberikan Bagas kesempatan menjelaskan semuanya dan memaafkan kekasihnya itu.

Toh memusuhi Bagas tidak akan membuat orang tuanya hidup kembali.

Sia juga berpikiran bahwa jika hubungannya dengan Bagas berakhir, itu berarti Nina akan bahagia di alam baka. Dan itu tidak akan pernah Sia biarkan.

Tapi tentu saja setelah Sia sedikit bermain-main untuk membalas perlakuan Bagas padanya selama dia masih menjadi Bik Tarzan.

Tanpa gadis itu sadari semalam dia mengigau menyebut nama Bagas berkali-kali sambil memeluk guling dan menciptakan pulau-pulau indah di guling itu.

Sia pun beranjak dari tempat tidurnya dan mandi.

Selesai mandi Sia menyisihkan sedikit waktunya untuk menyeruput secangkir teh panas.

Selesai mandi Sia menyisihkan sedikit waktunya untuk menyeruput secangkir teh panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haahhh, rasanya lega. Terima kasih teh, kau adalah pahlawan pertamaku di pagi ini." Katanya sambil mengedipkan mata kirinya pada ------teh (?).

Tok tok tok

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang