32. Pertunangan (1)

14K 1.2K 40
                                    

Updateeee !!!

Happy Reading !!!!

--------------------

Author's POV

Sia membenamkan kepalanya di kedua tangannya yang bersedekap di meja.

"Mikirin apa sih lo Ya?" Tanya Sia pada dirinya sendiri.

Gadis itu tidak henti-hentinya membuang nafas panjang, menyesali setiap tetes air mata yang menurutnya tidak berguna.

"Fokus sama tujuan lo buat segera mengakhiri kontrak gila dengan si iblis. Kelamaan jadi babunya tuh iblis bikin lo jadi jomblo kritis karena stock cowok tulen yang jomblo semakin menipis." Kata Sia sambil menegakkan tubuh dengan wajah yang mantap.

"Eh, gue juga harus mikirin jawaban buat Bayu. Kasihan dia kalau gue PHP-in lama-lama." Kata Sia.

Gadis itu tampak berpikir sambil menggaruk kepalanya yang gatal karena belum keramas.

"Ntar aja habis tunangan gue kasih jawabannya." Kata gadis itu sambil fokus pada monitor untuk melanjutkan pekerjaannya lagi.

Sia tenggelam dalam pekerjaannya hingga jam kerja usai.

Gadis itu menyandarkan tubuhnya di kursi sambil tersenyum puas melihat hasil kerjanya.

Suara langkah kaki mendekat membuatnya penasaran pada sosok yang masuk ke ruangannya.

Ternyata orang itu adalah bosnya.

Sia berusaha bersikap biasa.

"Kamu sudah selesai ?" Tanya Bagas.

"Sudah Pak. Pak Gatot sudah pulang Pak ?" Tanya Sia.

"Sudah pulang dari tadi. Pakdhe titip salam buat kamu. Katanya buruan nikah, jangan kelamaan, nanti jodoh kamu dipatok ayam." Kata Bagas sambil tersenyum lebar.

Gadis itu langsung merengut.

"Ckckck, salam apaan itu. Pak Gatot selalu bikin emosi." Kata Sia.

"Satu lagi, katanya jangan terlalu jauh nyari jodohnya. Kadang jodoh udah ada di depan mata." Kata Bagas sambil tersenyum penuh arti.

"Iya iya iya. Siapa juga yang nyari jauh-jauh? Yang ada bukan dapat jodoh, saya malah kesasar !" Kata Sia ketus.

Gadis itu berpikir sejenak.

"Di depan mata ya?" Tanya gadis itu sambil menatap sosok yang saat ini ada di depan matanya.

Mereka berdua saling bertatapan untuk beberapa saat.

"Nggak mungkin." Kata Sia yakin.

"Apanya?" Tanya Bagas.

"Ya nggak mungkin kalau jodoh saya itu ada di depan mata saya sekarang." Kata Sia mantap.

"Maksudnya saya?" Tanya Bagas sambil menunjuk dirinya.

Gadis itu manggut-manggut.

"Kenapa nggak mungkin?" Tanya Bagas.

"Karena nggak mungkin iblis nikah sama bidadari."

Bagas mendengus mendengar jawaban sekretarisnya. Lalu pria itu menyusun akal untuk membuat gadis itu kesal.

Jujur saat ini membuat Sia kesal menjadi hobinya.

"Bidadari ? Mana?" Tanya Bagas.

"Di depan bapak ini !" Kata Sia sambil menyatukan kedua tangannya di pipi sambil mengedipkan matanya berkali-kali.

"Ow, sekarang standar kahyangan menurun ya?" Tanya Bagas sambil tersenyum jahil.

"Maksud Bapak apa?" Tanya Sia sambil berkacak pinggang.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang