Updateeeeee !!!
Huuhhh, ingin ku mengakhiri bab-bab dramatis nan melankolis ini lalu segera kembali pada bab penuh kesomplakan dan canda tawa.
Hmmm, bagaimana dengan kalian?
Nikmati aja alurnya ya?
Happy Readiiiing !!!!!
-------------------
Sia's POV
"Ayah, bunda." Bisikku pada selembar foto yang ada dalam genggamanku.
Tetes demi tetes air mata terus mengalir tanpa bisa kucegah.
"Sia tahu kalau ayah dan bunda pasti sedih melihat Sia begini. Tapi biarkan Sia menjadi gadis lemah hari ini. Besok Sia akan kembali menjadi putri kalian yang ceria dan tangguh." Kataku pada foto itu.
Ya, besok aku akan menjadi gadis kuat lagi.
Aku menaruh foto itu di dalam laci lalu kurebahkan tubuhku di tempat tidur.
"Bau ayah dan bunda." Kataku sambil mengusap sprei dan juga bantal yang dulu selalu menjadi tempat tidur ayah dan bunda.
Segar dan penuh kehangatan.
Aku pun terlelap.
Entah sudah berapa lama aku tidur.
Aku terbangun karena mendengar pembicaraan Tante Linda dengan pria yang tidak kuketahui.
Aku penasaran dan membuka pintu kamar.
Kulangkahkan pelan kakiku menuju ruang tamu.
"Bagaimana mungkin Pak? Kakak dan kakak ipar saya tidak pernah mempunyai musuh. Mereka adalah orang baik." Kata Tante Linda dengan terisak.
"Kami juga belum tahu motif dari tersangka." Jawab pria itu.
Tersangka?
Aku semakin menajamkan telingaku ketika kulihat pria yang sedang berbicara dengan Tante Linda adalah polisi.
"Siapa wanita itu? Kenapa dia tega membunuh kakak dan kakak ipar saya?" Tanya Tante Linda.
Tubuhku membeku.
Dadaku bergemuruh.
"Membunuh ?" Cicitku dengan lutut lemas hingga membuatku terduduk tak berdaya.
"Siaaaaa !!!" Pekik Tante Linda ketika menyadari kehadiranku.
Tante Linda berlari menghampiriku.
"Apa maksudnya Tante? Jadi ayah dan bunda dengan sengaja ditabrak?" Tanyaku dengan tatapan kosong ke lantai.
Tante Linda tidak menjawab dan justru memelukku.
Aku melepas pelukannya dan berjalan cepat ke arah polisi itu.
"Antarkan saya ke pembunuh itu !" Pintaku dengan amarah yang memuncak.
Polisi itu menghela napas berat.
"Dia juga meninggal dalam kecelakaan itu." Kata polisi itu sambil memandangku dengan prihatin.
Aku tersenyum sinis mendengar berita kematian pembunuh itu.
"Enak sekali dia mati begitu saja sebelum mendapat hukuman ?!!!" Teriakku.
Polisi itu hanya terdiam melihatku.
"Siapa orang itu? Tunjukkan namanya pada saya, agar saya bisa mendoakan dia setiap hari. Berdoa supaya dia tersiksa di neraka jahanam selamanya." Kataku dengan nada rendah tapi menusuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Nikah ? (!)
Literatura Feminina#1 in Wattpad 11 Mei 2018 #8 in Chicklit 10 Mei 2018 #10 in Chicklit 06 Mei 2018 Ada part yang diprivate, follow author dulu biar bacanya lega. Author juga biar agak naik daun lah, ngejar si ulat yang udah ada di pucuk-pucuk-pucuk hahaha. ...