43. Pembuktian (End)

10.4K 865 90
                                        

Updateee !!!

Selamat malam semuanya !

Akhirnya bisa up juga.

Makasih yang udah ikut tebak-tebakan hukuman Bagas buat Sia.

Buat yang tebakannya salah jangan kecewa, karena bakalan ada tebakan di lain kesempatan.

Buat yang tebakannya benar, author kasih ucapan selamat 🤣🤣🤣

Part ini puanjang, siap-siap cari posisi yang PW buat baca part ini hahaha 😅

Happy Readiiing !!!

-------------------

Mendengar perkataan kasarku dia duduk kembali di hadapanku.

Menarik kursiku hingga lututku menabrak lututnya.

"Bapak mau ngapain?!" Tanyaku kesal.

"Menghukum kamu karena sudah berkata kasar pada saya !" Jawabnya.

Tiba-tiba dia mendekat dan---------
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

---------------------

Sia's POV

Cupppppp

Sebuah kecupan lembut mendarat di keningku.

"Sekarang masih bisa bicara kasar?" Tanya iblis itu tepat di depan wajahku.

Tubuhku serasa membeku.

Menatapnya dari dekat seperti ini membuat jantungku serasa berhenti berdetak.

Aku menggeleng pelan dengan mata yang tidak berkedip.

Sebuah senyum menghiasi wajah tampannya sebelum dia berdiri dan meninggalkan aku yang masih mematung.

"Haahhhh !!!" Aku mengeluarkan karbondioksida yang sejak tadi tertahan di dadaku.

Aku menutup wajahku dengan kedua tangan untuk menutupi wajahku yang aku yakin sudah semerah kepiting rebus.

Kutatap bunga matahari yang ada di mejaku dengan senyum yang merekah di bibirku.

Kutatap bunga matahari yang ada di mejaku dengan senyum yang merekah di bibirku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi sedetik kemudian kuhapus senyum itu.

"Ekkhhhmmm, dia kan belum menyatakan cinta, buat apa aku bahagia?" Kataku pada diriku sendiri.

Baiklah, banyak yang bilang tindakan lebih penting daripada sekedar perkataan.

Tapi wanita itu juga butuh pernyataan resmi agar tidak terlalu lama jatuh dalam ketidakpastian.

Siapa tahu dia baik pada semua wanita?

Siapa tahu dia hanya memanfaatkan aku?
.
.
.
.
.

Memanfaatkan ?

Memang aku bermanfaat ?

Aku terkekeh dengan pemikiranku sendiri.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang