23. Pesta (End)

14.1K 1K 7
                                    

Updateeeeee !!!!!

Sorry baru bisa update lagi.

Author lagi pulang kampung, hehe.

Akhir-akhir ini banyak banget drama sama wattpad.

Setelah kemarin cerita yang diupdate nggak muncul, sekarang buka wattpad aja nggak bisa.

Habis update aplikasinya malah setiap buka langsung keluar sendiri.

Alhasil harus buka lewat laptop.

Sungguh membuat author galau tak berkesudahan (lebay haha)

Happy Reading !!!

-------------------

Sia's POV

Kami berdua berjalan beriringan sambil bergandengan menuju taman.

Semua anggota keluarga menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan semangat.

Setelah acara tiup lilin dan potong kue, kami semua makan hidangan yang telah disajikan.

"Kamu mau makan apa?" Tanya bosku.

"Makan bapak." Jawabku asal.

Bosku mengeratkan genggaman tangannya.

"Pak, tangannya bisa dikondisikan nggak? Saya nggak akan lepas kok." Kataku sambil memandangnya.

"Saya juga nggak akan biarkan kamu lepas." Katanya tanpa menatapku.

Wajahku tiba-tiba memanas.

Rasanya suhu di taman ini berubah jadi 50 derajat.

Aku mengipas-ngipaskan tanganku ke wajah.

"Kamu kepanasan?" Tanya si iblis.

"Iya nggak tahu tiba-tiba gerah banget Pak." Kataku.

"Tunggu bentar." Katanya sambil berjalan menjauh.

Tidak lama iblis itu datang dengan membawa selembar tissue.

"Makass---" Aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku.

Tubuhku membeku.

Iblis tampan itu mengelap keringatku sambil tersenyum.

"Loh kok keringat kamu makin banyak?" Tanyanya bingung.

Aku hanya mengangguk.

"Kamu sakit?" Tanya si iblis.

Aku menggeleng.

"Saya ambilkan minum dulu." Katanya sambil berjalan menuju meja minum.

"Huuuuuhhhhhhh !!!!!" Aku baru bisa bernafas setelah dia pergi.

"Ada yang salah dengan diriku. Sepertinya besok aku harus periksa ke dokter. Belakangan ini bagian dalam tubuhku mendadak sakit. Sekarang susah napas." Aku berkata pada diriku sendiri.

"Kamu dibayar berapa oleh si brengsek itu?" Tanya seseorang tepat di telingaku.

Aku terkejut dan segera menoleh.

Ternyata pria aneh tadi.

"Jadi begini ya cara anda memperkenalkan diri?" Tanyaku setengah menghina.

"Saya tidak perlu berkenalan dengan penipu." Katanya sambil bersedekap.

"Saya juga tidak perlu bicara dengan orang brengsek." Kataku sambil menaikkan dagu.

"Wah, menarik sekali." Katanya.

"Bagian mana yang membuat anda tertarik?" Tanyaku.

"Bagian ini!" Dia berkata sambil menyentuh bibir bawahku.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang