51. Raymond (2)

10.9K 908 57
                                    

Updateeee !!!

Selamat siang semuanya !

Terima kasih atas dukungan dari kalian selama ini sehingga aku bisa terus menulis dengan bahagia.

Nih aku kasih 1 bab untuk mengisi hari kalian dan semoga menghibur.

Warning : Ada hawa panasnya neraka di bab ini 😥🔥🤣

Happy Reading !

---------------------

Aku segera berjalan menuju pintu lalu membukanya dengan wajah sumringah.

Namun senyumku langsung lenyap ketika yang kutatap saat ini bukan Mas Bagas melainkan Si Raja Iblis.

"Good night bitch." Katanya dengan tatapan brengseknya.

" Katanya dengan tatapan brengseknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------------------

Author's POV

Sia memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Ternyata Si Raja Iblis. Ngapain malem-malem ke sini? Terus barusan kenapa dateng-dateng langsung ngomongin pantai?" Tanya Sia sambil bersedekap.

"Pertama, namaku Raymond bukan Raja Ibis. Kedua, kedatanganku ke sini untuk merusak kebahagiaanmu. Ketiga, aku tidak sedang membicarakan 'beach' tapi kamu 'bitch' !!!" Kata Raymond dengan geram karena merasa diremehkan oleh gadis di hadapannya.

"OK biar kuperjelas. Pertama, nama kamu terlalu bagus untuk orang brengsek sepertimu. Kedua, kamu tidak berhak merusak kebahagiaanku. Ketiga, kalau ngomong 'beach' nggak usah pakek muncrat, tuh kuah nyembur semua ke wajahku yang cantik !!! Dan di sini tidak ada pantai, adanya kontrakanku yang luasnya tidak lebih dari jamban di rumahmu !!!" Kata Sia dengan mata melotot tanpa rasa takut.

Hal itu justru membuat Raymond tertantang untuk menghadapi Sia.

Tangannya terulur dan memegang dagu Sia dengan kasar.

"Jangan berani menantangku bitch !" Kata Raymond dengan tatapan tajam.

Sia menepis tangan Raymond dengan kasar hingga terlepas dari dagunya.

"Cihhh, jangan menyentuhku. Panas dan bau neraka !!!" Ejek Sia.

"Nona jelek, apa anda tidak memiliki tata krama? Seharusnya anda mempersilahkan tamu anda untuk masuk. Bukan memperlakukannya dengan kasar di depan pintu." Sindir Raymond sambil mendekatkan wajahnya ke Sia.

"Tata krama itu berlaku untuk tamu yang juga memiliki tata krama." Sindir Sia tidak mau kalah.

Raymond meninju pintu Sia dengan keras, namun Sia justru menatapnya dengan datar seolah tidak ada ketakutan di wajahnya.

"Sakit?" Tanya Sia.

"Lumayan." Jawab Raymond sambil meringis.

"Makanya jangan sok-sokan. Ini pintu bukan samsak !" Ejek Sia.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang