20. Jomblo dan Gaun

14.9K 1.1K 16
                                    

Updateeee !!!

Happy Reading !

----------------------

"Husshhh, yang di dalem jangan drumband mulu !!!" Kata Sia pada jantungnya.

Gadis itu lalu berjalan mengekor bosnya sambil senyum-senyum.

Tanpa gadis itu tahu, ternyata yang dia ekori juga sedang senyum-senyum.

----------------------

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Bagas pada Sia ketika melihat sekretarisnya itu sedari keluar dari restoran terus tersenyum.

"Lagi pingin." Jawab Sia sambil masih terus tersenyum.

"Ketemu calon mertua aja segitu senengnya. Jangan terlalu seneng, ini cuma pura-pura." Kata Bagas.

Senyum Sia langsung lenyap mendengar perkataan bosnya.

"Bapak nggak bisa lihat saya seneng dikit ya?" Kata Sia sebal.

"Kan saya sudah bilang, kalau kamu senyum itu tambah jelek." Kata Bagas sambil melajukan mobilnya.

"Isshhhh, dasar iblis !" Kata Sia sambil melipat tangannya.

Bagas hanya tersenyum melihat tingkah sekretarisnya itu.

"Kenapa Bapak yang gantian senyum-senyum sendiri?" Ejek Sia.

"Pingin bagi-bagi kegantengan saya aja." Kata bosnya sombong.

"Halah, percuma ganteng tapi jomblo, nggak bisa move on pula." Ejek gadis itu lagi.

"Sorry saya bukan jomblo, tapi saya single." Kata Bagas.

"Apa bedanya? Cuma beda huruf, maknanya sama." Tanya Sia.

"Jomblo itu nasib, kalau single itu pilihan. Kayak kamu itu udah nasib jadi jomblo. Dilihat dari wajah dan postur tubuh kamu, orang-orang juga tahu kalau status kamu itu memang karena nasib. Sedangkan saya, semua juga tahu kalau saya memang memilih untuk sendiri." Kata Bagas sambil menaik turunkan alisnya.

"Sombongnya, lihat aja nanti kalau sampai Bapak ngejar-ngejar saya." Kata Sia berusaha menaikkan harga dirinya yang sudah jatuh ke jurang tak berdasar.

"Nggak bakal. Kecuali kamu berubah jadi Nina." Kata Bagas tanpa ekspresi.

Sia hanya terdiam.

Ingin dia mengabaikan perkataan bosnya.

Tapi entah mengapa ada sisi hatinya yang begitu sakit.

Sakit yang belum pernah Sia rasakan.

Sia memegang dadanya yang terasa sakit.

"Kenapa kamu?" Tanya Bagas.

"Nggak tau Pak. Mendadak ada yang sakit di dalam." Kata Sia bingung.

Bagas menghentikan mobilnya.

"Sakitnya gimana?" Tanya Bagas khawatir.

"Nggak bisa jelasin Pak. Sakit tapi nggak berdarah." Kata Sia sambil masih memegangi dadanya.

"Kita periksa ke dokter ya?" Ajak Bagas.

"Nggak usah Pak. Nanti saya minum vitamin aja. Paling cuma kecapekan." Kata Sia.

"Kamu yakin?" Tanya Bagas khawatir.

"Iya Paakkk,,, lagian Bapak tumben banget perhatian. Biasanya juga nyiksa saya. Saya jadi merinding kalau Bapak tiba-tiba baik gini." Kata Sia sambil menatap curiga pada bosnya.

Kapan Nikah ? (!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang