Updateeee !!!
Happy Reading !
-------------------
Sia's POV
Gila gila gilaaaaaaa !!!!!!!
Ini adalah fakta tergila yang pernah aku ketahui dalam hidupku.
Bahkan fakta bahwa Bayu selama ini menyukaiku tidak ada apa-apanya dibanding fakta ini.
Bagaimana mungkin iblis gila ini adalah keponakan dari mantan bos terpelit sepanjang masa ??!!!
Woooaahhh sepertinya mereka adalah keluarga yang mendapat kutukan.
Dilihat dari manapun mereka tidak ada kemiripan.
Ya Tuhan, apakah garis keturunan keluarga mereka sempat berbelok sehingga ada keturunan mereka yang wajahnya terlihat 11 : 12.000 ???
Hanya 3 kesamaan mereka.
1. SAMA-SAMA HIDUP.
2. SAMA-SAMA PRIA.
3. SAMA-SAMA MENYENGSARAKAN AKU !!!
"Sia, bengong aja ! Kaget kamu lihat wajah kami yang terlalu mirip?" Tanya Pak Gatot.
Rasanya aku ingin tertawa kencang mendengar pertanyaannya.
Mirip apanya?
"Gadis bodoh ini mungkin baru sadar kalau kebaikanku menurun dari Pakdhe." Kata iblis itu.
Mulutku terbuka lebar.
KEBAIKAN ???
Apakah sekarang definisi kebaikan sudah berubah menjadi suatu upaya untuk menyengsarakan orang ?
"Hahahhaha, iya Pak. Kalian berdua SANGAAATTTT MIRIP. Woaahhh Maha Besar Tuhan yang menciptakan kalian berdua !!!" Kataku sambil menepuk dadaku untuk menguatkan diri menghadapi mereka.
Ini adalah mimpi buruk di dalam mimpi buruk !
"Buatkan kami kopi." Perintah iblis itu.
"Baik Pak." Kataku.
Aku segera berjalan keluar.
"Eh tunggu !" Kata Pak Gatot.
Aku balik badan.
"Kenapa Pak?" Tanyaku.
"Sini mendekat." Pinta Pak Gatot.
Aku berjalan mendekat ke dua orang gila itu.
Pak Gatot mengamati wajahku.
"Kenapa Pakdhe?" Tanya si iblis.
"Ow benar. Kamu tambah cantik. Pasti Bagas memperlakukan kamu dengan sangat baik." Puji Pak Gatot.
"Pasti lah Pakdhe. Saya selalu baik pada semua orang." Kata iblis itu dengan bangga.
Baik pala lo peyang !!!
"Terima kasih pujiannya Pak." Kataku berusaha sopan.
"Siapa yang muji kamu?" Tanya Pak Gatot.
"Lha tadi itu Bapak bilang saya tambah cantik." Kataku bingung.
"Semua wanita kan memang cantik. Kamu saja yang dulu kehilangan jati diri sebagai wanita. Berkat kebaikan keponakan saya, kamu jadi wanita sesungguhnya sekarang." Kata Pak Gatot sambil menepuk bahu si iblis.
Siaalll !!!
"Ow gitu Pak. Apa masih ada keperluan lagi Pak? Kalau tidak ada, saya akan membuat kopi." Kataku menahan emosi.
Sungguh dekat dengan mereka berdua bisa membuat darahku mendidih.
"Nggak ada. Cepat buatkan kopi !" Perintah Pak Gatot.
Tanpa menjawab aku langsung keluar ruangan.
Aku menuju dapur kecil di dekat ruangan direktur.
"Sebenarnya dosa apa yang sudah kulakukan Tuhan? Kenapa Engkau memberikan cobaan hidup sebesar ini ?"
Aku mulai membuat kopi.
Tidak ada gunanya juga aku berkeluh kesah.
Lagipula Tuhan tidak mungkin memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya.
Aku segera membawa kopi itu ke ruangan si iblis.
Aku membuka pintu dengan pelan.
Samar-samar aku mendengar pembicaraan mereka yang aneh.
"Kamu yakin nak?" Tanya Pak Gatot.
"Iya Pakdhe, saya yakin. Ini adalah satu-satunya cara. Saya tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi." Kata si iblis.
"Kamu sudah terlalu lama terpuruk dan menanggung penderitaan. Padahal itu bukan kesalahan kamu." Kata Pak Gatot.
Aku bisa merasakan kesedihan dalam perkataan Pak Gatot.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Penderitaan apa yang ditanggung oleh iblis itu?
Apa ini ada hubungannya dengan Nina?
Atau ada hal lain?
Tiba-tiba pintu terbuka lebar.
"Kamu nguping?!" Tanya iblis itu dengan wajah panik.
"Nggak Pak !" Jawabku.
"Apa saja yang kamu dengar ?!!!" Tanya iblis itu lagi, kali ini lebih seperti bentakan.
Sementara Pak Gatot duduk dengan tenang di kursi tamu.
"Saya tidak mendengar apapun Pak." Kataku.
Wajahnya yang tadi panik, mendadak berubah menjadi tatapan sendu.
"Maaf. Saya tidak bermaksud membentak kamu." Katanya sambil mengusap pipiku lembut.
"I,,iya Pak." Kataku gagap.
Wajah yang biasanya sangat menyebalkan berubah menjadi wajah penuh kesedihan.
Matanya menyimpan begitu banyak luka.
Kenapa?
Iblis itu meraih nampan yang berisi dua cangkir kopi dan gula itu lantas menutup pintu, meninggalkan aku di luar.
Setetes air mata jatuh di pipiku.
Kenapa aku menangis melihat wajahnya yang penuh kesedihan?
Apa yang terjadi dengan diriku?
Tidak tidak, lebih tepatnya, apa yang terjadi padanya?
Aku masih berdiri mematung di depan pintu.
Aku memegang dadaku yang terasa sakit.
Aku seolah ikut merasakan kesedihan yang iblis itu rasakan.
Aku berjalan menjauh dari ruangan itu dengan lemah.
Aku memasuki lift dan menempelkan tubuhku di dinding.
"Apa kamu menderita karena Nina? Iya pasti karena Nina. Sebenarnya seberapa besar arti Nina dalam hidupmu?"
Aku memegang dadaku yang semakin terasa sakit.
"Lalu apa arti diriku dalam hidupmu?"
-----------------------
Klik vote dan commentnya jangan lupa yeeee !!! 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Nikah ? (!)
ChickLit#1 in Wattpad 11 Mei 2018 #8 in Chicklit 10 Mei 2018 #10 in Chicklit 06 Mei 2018 Ada part yang diprivate, follow author dulu biar bacanya lega. Author juga biar agak naik daun lah, ngejar si ulat yang udah ada di pucuk-pucuk-pucuk hahaha. ...